KUA Pedan Imbau Masjid Ramah Lingkungan dan Difabel di Pengajian MUI


Klaten (12/11). Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pedan, Yunan Helmi, mengimbau agar masjid-masjid di Kecamatan Pedan mulai dirancang untuk menjadi tempat ibadah yang ramah lingkungan dan ramah difabel. Usulan ini disampaikan dalam pengajian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pedan yang diadakan di Masjid Nurul Huda, Troketon, Pedan, Klaten, pada Sabtu (9/11).

Menurut Yunan, masjid di era modern harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat, salah satunya dengan menyediakan fasilitas bagi difabel. “Masjid harus ramah difabel, seperti menyediakan kursi untuk lansia dan jalur masuk bagi pengguna kursi roda. Ini sangat penting agar semua umat dapat merasakan kenyamanan dalam beribadah,” ungkap Yunan yang juga mewakili Muspika Kecamatan Pedan.

Kegiatan pengajian ini mendapatkan apresiasi dari Kepala Desa Troketon, Sunaryo. Dalam sambutannya, Sunaryo menyampaikan pentingnya kegiatan keagamaan dalam mempererat persaudaraan di tengah masyarakat. “Menjelang pemilihan bupati dan wakil bupati Klaten pada 27 November 2024, pengajian seperti ini sangat penting untuk menciptakan suasana yang kondusif dan rukun di Pedan. Kami berharap, semoga Pedan semakin guyub, rukun, aman, dan nyaman,” ujar Sunaryo.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Kecamatan Pedan, Jalal Suyuti, turut mengapresiasi peran serta PC LDII Pedan sebagai tuan rumah dalam pengajian tersebut. Ia menegaskan bahwa MUI akan tetap netral dalam Pilkada 2024, dengan tujuan menjaga persaudaraan umat Islam (ukhuwah islamiyah) dan persatuan bangsa (ukhuwah wathoniyah).

“MUI berkomitmen untuk menjaga persatuan dan keharmonisan di tengah masyarakat. Kami hadir untuk menjaga ukhuwah dan tidak akan memihak pada calon mana pun. Pilkada harus berjalan dengan damai dan menjaga persatuan bangsa,” ujar Jalal.

Dalam tausiyahnya yang bertema Menjaga Keimanan Dengan Empat Tali Keimanan, Ketua PC LDII Pedan, Suwarto, mengingatkan pentingnya empat pokok dalam menjaga keimanan, yaitu bersyukur, mengagungkan Tuhan, bersungguh-sungguh dalam beramal, dan berdoa. Ia menjelaskan bahwa keimanan seseorang dapat meningkat dan menurun, tergantung pada tingkat ketaatan yang dimiliki.

Acara pengajian ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, antara lain Kepala KUA, Pengurus dan Anggota MUI, Kepala Desa Troketon, serta tokoh-tokoh dari NU, LDII, MTA, Muhammadiyah, dan Pengurus RT/RW setempat. Kegiatan ini menjadi ajang penting dalam menjaga keharmonisan dan persatuan menjelang Pilkada 2024. (Rizal P.M)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama