Pernahkah kamu mendengar cerita tentang seribu candi yang dibangun dalam semalam? Yup, itu adalah legenda terkenal yang mengitari Candi Sewu—namun, apakah benar ada 1000 candi di sana? Meski namanya Candi Sewu, yang berarti seribu dalam bahasa Jawa, faktanya di kompleks ini hanya ada 249 candi. Lantas, kenapa kompleks candi ini disebut-sebut dengan angka seribu? Mari kita kupas lebih dalam tentang sejarah, mitos, dan pesona dari Candi Sewu yang terletak tak jauh dari Candi Prambanan ini.
Candi Sewu: Mitos dan Sejarah yang Terkubur dalam Batu Andesit
Candi Sewu adalah sebuah kompleks candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8 Masehi. Meski terletak hanya sekitar 800 meter di sebelah utara Candi Prambanan, kompleks ini sering kali terlupakan oleh wisatawan yang lebih mengenal Candi Prambanan dengan kemegahannya yang mendunia. Namun, Candi Sewu, dengan keunikan dan daya tariknya, tak kalah menarik untuk dijelajahi.
Candi ini dikenal dengan nama Candi Sewu karena dalam legenda masyarakat setempat, nama ini merujuk pada kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Dalam legenda tersebut, untuk meminang Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso harus membangun seribu candi dalam semalam. Namun, karena kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya, akhirnya hanya ada 249 candi yang dibangun, dan itu menjadi nama yang dikenal hingga sekarang. Meski begitu, nama asli Candi Sewu adalah Prasada Vajrasana Manjusrigrha, yang berarti "Rumah Manjusri," merujuk pada bodhisattva kebijaksanaan dalam ajaran Buddha.
Keindahan Arsitektur dan Komplek Candi
Candi Sewu berdiri megah dengan panjang 185 meter dari utara ke selatan dan lebar 165 meter dari timur ke barat. Kompleks ini dibangun dengan mempertimbangkan konsep mandala, yang dalam kosmologi Buddha Mahayana menggambarkan alam semesta. Di tengah-tengah kompleks berdiri sebuah candi utama yang dikelilingi oleh 249 candi lebih kecil, yang dikenal sebagai candi perwara (pengawal) dan candi penjuru.
Meskipun hanya ada 249 candi, namun desain yang simetris dan luasnya yang mencakup empat arah penjuru mata angin membuat Candi Sewu tampak lebih megah dan seolah-olah jumlah candi ini bisa lebih banyak, sehingga masyarakat menyebutnya "Candi Sewu." Pintu utama kompleks berada di sisi timur dan dikawal oleh arca Dwarapala, yakni patung penjaga yang sangat besar, masing-masing setinggi sekitar 2,3 meter.
Namun sayang, banyak candi kecil yang kini sudah tidak utuh. Sebagian besar batuannya sudah runtuh, dan ornamen-ornamen di dalamnya hilang. Meski begitu, pengunjung masih dapat merasakan kekuatan arsitektur dan spiritualitas yang terpendam di setiap sudut candi.
Lebih Dari Sekadar Wisata Sejarah
Candi Sewu bukan hanya destinasi wisata untuk melihat batu-batu bersejarah, namun juga menjadi tempat yang kaya akan pelajaran budaya dan spiritual. Setiap sudut kompleks candi ini menyimpan cerita tentang harmoni antara agama Buddha dan Hindu yang berkembang di masa lalu. Sementara Candi Prambanan mencerminkan kekuatan Hindu, Candi Sewu menunjukkan betapa dua penganut agama ini hidup berdampingan dengan damai.
Selain menikmati keindahan bangunan dan sejarah yang terukir di setiap batu, pengunjung juga dapat melakukan berbagai aktivitas seru. Salah satunya adalah menyewa sepeda dan menjelajahi kawasan sekitar Candi Sewu hingga ke Candi Prambanan. Jika ingin belajar lebih dalam, terdapat juga Museum Candi Sewu di mana pengunjung bisa mengetahui proses pemugaran candi, sejarah penemuannya, serta melihat film dokumenter yang menceritakan kembali kisah candi ini.
Tiket Masuk dan Tips Wisata
Candi Sewu kini menjadi bagian dari kawasan Candi Prambanan, sehingga tiket masuk Candi Sewu sudah termasuk dalam tiket Candi Prambanan. Tiket untuk dewasa dibanderol dengan harga Rp40.000 dan untuk anak-anak seharga Rp20.000. Jam buka Candi Sewu mengikuti jam operasional Candi Prambanan, yaitu dari pukul 08.00 hingga 17.00. Karena popularitas Candi Prambanan yang lebih tinggi, akhir pekan bisa sangat ramai. Jika ingin menikmati suasana yang lebih tenang, datanglah pada hari biasa atau lebih awal di pagi hari.
Di kawasan candi ini, cuaca bisa cukup panas, terutama di siang hari. Jadi, jangan lupa untuk membawa topi atau payung untuk melindungi diri dari terik matahari. (berbagai sumber)