7 Golongan ini Mendapat Naungan di Hari Kiamat, Siapa Mereka?

7 Orang Ini Mendapat Naungan di Hari Kiamat, Siapa Mereka


Hari kiamat adalah hari yang paling menakutkan bagi seluruh makhluk. Pada hari itu, matahari akan mendekat hingga hanya berjarak satu mil dari kepala manusia. Panasnya akan sangat menyiksa, sehingga banyak orang yang akan berlumuran keringat hingga tenggelam. Namun, ada sekelompok orang yang akan mendapat kemuliaan dari Allah. Mereka adalah tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Siapa saja mereka?

1. Pemimpin yang Adil

Pemimpin yang adil adalah orang yang memimpin rakyatnya dengan kebenaran, keadilan, dan kemaslahatan. Dia tidak zalim, tidak korupsi, tidak menzalimi orang lemah, dan tidak berkhianat kepada amanah yang dipercayakan kepadanya. Dia menjalankan syariat Allah dengan sebaik-baiknya, dan melindungi agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta rakyatnya. Pemimpin yang adil akan mendapat naungan Allah karena dia telah menegakkan kehormatan Allah di muka bumi, dan menjadi teladan bagi orang-orang yang beriman.

  • Jika Anda adalah seorang pemimpin, baik di tingkat negara, daerah, organisasi, keluarga, atau lainnya, maka berusahalah untuk memimpin dengan adil, amanah, dan bijaksana. Jangan pernah menyalahgunakan wewenang, harta, atau jabatan Anda untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Jangan pernah menzalimi, menipu, atau mengkhianati rakyat, bawahan, atau anggota Anda. Jangan pernah menyimpang dari syariat Allah, atau mengikuti hawa nafsu Anda. Jangan pernah takut kepada selain Allah, atau mengharapkan pujian dari selain Allah.
  • Jika Anda bukan seorang pemimpin, maka berusahalah untuk mendukung, membantu, dan mendoakan pemimpin yang adil. Jangan pernah mengganggu, menghina, atau mengkhianati pemimpin yang adil. Jangan pernah berpaling dari syariat Allah, atau mengikuti hawa nafsu Anda. Jangan pernah takut kepada selain Allah, atau mengharapkan pujian dari selain Allah.
  • Contoh: Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang adil. Dia memimpin umat Islam dengan kebenaran, keadilan, dan kemaslahatan. Dia tidak pernah menyalahgunakan wewenang, harta, atau jabatan. Dia tidak pernah menzalimi, menipu, atau mengkhianati rakyatnya. Dia tidak pernah menyimpang dari syariat Allah, atau mengikuti hawa nafsu. Dia tidak pernah takut kepada selain Allah, atau mengharapkan pujian dari selain Allah. Dia selalu menjaga kebersihan, keindahan, dan ketenangan masjid. Dia mencintai orang-orang yang berada di masjid, dan dicintai oleh mereka.


2. Seorang Pemuda yang Menyibukkan Diri dengan Ibadah kepada Rabbnya

Pemuda adalah masa yang penuh dengan godaan, hawa nafsu, dan kesenangan dunia. Banyak pemuda yang terjerumus dalam kemaksiatan, kesesatan, dan kebodohan. Namun, ada juga pemuda yang memilih untuk menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya. Dia mengisi waktunya dengan shalat, puasa, tilawah, dzikir, ilmu, dakwah, jihad, dan amal shalih lainnya. Dia menjauhi segala hal yang dapat merusak akidah, akhlak, dan ibadahnya. Dia memanfaatkan masa mudanya untuk berinvestasi di akhirat, dan tidak menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang sia-sia. Pemuda yang seperti ini akan mendapat naungan Allah karena dia telah memuliakan Allah dengan usia yang paling berharga.

  • Jika Anda adalah seorang pemuda, maka berusahalah untuk menyibukkan diri dengan ibadah kepada Rabbnya. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu, usia, atau potensi Anda untuk hal-hal yang sia-sia, maksiat, atau sesat. Jangan pernah tergoda oleh godaan, hawa nafsu, atau kesenangan dunia. Jangan pernah lupa kepada Allah, atau mengabaikan akhirat. Jangan pernah sombong, angkuh, atau meremehkan orang lain.
  • Jika Anda bukan seorang pemuda, maka berusahalah untuk mendidik, membimbing, dan mendoakan pemuda yang menyibukkan diri dengan ibadah kepada Rabbnya. Jangan pernah menghalangi, menghambat, atau menghina pemuda yang menyibukkan diri dengan ibadah kepada Rabbnya. Jangan pernah lupa kepada Allah, atau mengabaikan akhirat. Jangan pernah sombong, angkuh, atau meremehkan orang lain.
  • Contoh: Yusuf bin Tashfin adalah seorang pemuda yang menyibukkan diri dengan ibadah kepada Rabbnya. Dia mengisi waktunya dengan shalat, puasa, tilawah, dzikir, ilmu, dakwah, jihad, dan amal shalih lainnya. Dia tidak pernah tergoda oleh godaan, hawa nafsu, atau kesenangan dunia. Dia tidak pernah lupa kepada Allah, atau mengabaikan akhirat. Dia tidak pernah sombong, angkuh, atau meremehkan orang lain. Dia menjadi salah satu pemimpin dinasti Almoravid yang memerangi penjajah Kristen di Spanyol dan Afrika Utara.


3. Seorang Laki-laki yang Hatinya Terpaut dengan Masjid

Masjid adalah rumah Allah di muka bumi. Di sana, orang-orang beribadah, belajar, berdoa, dan bersaudara. Masjid adalah tempat yang paling dicintai oleh Allah, dan paling dibenci oleh syaitan. Seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid adalah orang yang senantiasa berada di masjid, atau merindukan masjid. Dia tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah, dan selalu bersegera menuju masjid. Dia menghiasi masjid dengan tilawah, dzikir, dan ilmu. Dia menjaga kebersihan, keindahan, dan ketenangan masjid. Dia mencintai orang-orang yang berada di masjid, dan dicintai oleh mereka. Seorang laki-laki yang seperti ini akan mendapat naungan Allah karena dia telah mencintai rumah Allah, dan menjadikannya sebagai tempat yang paling dicintainya.

  • Jika Anda adalah seorang laki-laki, maka berusahalah untuk menjadikan hati Anda terpaut dengan masjid. Jangan pernah meninggalkan shalat berjamaah, atau malas menuju masjid. Jangan pernah mengotori, merusak, atau mengganggu masjid. Jangan pernah bermaksiat, berdosa, atau berdebat di masjid. Jangan pernah benci, dengki, atau bermusuhan dengan orang-orang yang berada di masjid.
  • Jika Anda bukan seorang laki-laki, maka berusahalah untuk mendampingi, menghormati, dan mendoakan laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid. Jangan pernah menghalangi, mengganggu, atau menghina laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid. Jangan pernah bermaksiat, berdosa, atau berdebat di masjid. Jangan pernah benci, dengki, atau bermusuhan dengan orang-orang yang berada di masjid.
  • Contoh: Salman al-Farisi adalah seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid. Dia selalu berada di masjid, atau merindukan masjid. Dia tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah, atau malas menuju masjid. Dia tidak pernah mengotori, merusak, atau mengganggu masjid. Dia tidak pernah bermaksiat, berdosa, atau berdebat di masjid. Dia tidak pernah benci, dengki, atau bermusuhan dengan orang-orang yang berada di masjid. Dia menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling dicintai, dan salah satu ahli ilmu yang paling dihormati.

Thumbnail Carousel with Titles


4. Dua Orang Laki-laki yang Saling Mencintai karena Allah

Cinta adalah perasaan yang paling indah, namun juga paling berbahaya. Banyak orang yang mencintai karena motif yang salah, seperti harta, kedudukan, keturunan, atau kecantikan. Cinta yang seperti ini akan berubah menjadi benci, dengki, atau khianat jika motifnya hilang. Namun, ada juga orang yang mencintai karena Allah. Dia mencintai orang lain karena iman, taqwa, dan akhlaknya. Dia tidak mengharapkan balasan apa pun dari orang yang dicintainya, kecuali ridha Allah. Dia selalu berbuat baik, memberi nasihat, dan mendoakan orang yang dicintainya. Dia tidak pernah berkhianat, berdusta, atau berburuk sangka. Dia tidak bertemu kecuali karena Allah, dan berpisah karena Allah. Dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah akan mendapat naungan Allah karena mereka telah menjalin hubungan yang paling mulia di sisi Allah.

  • Jika Anda adalah seorang laki-laki, maka berusahalah untuk mencintai orang lain karena Allah. Jangan pernah mencintai karena motif yang salah, seperti harta, kedudukan, keturunan, atau kecantikan. Jangan pernah berubah menjadi benci, dengki, atau khianat jika motif Anda hilang. Jangan pernah mengharapkan balasan apa pun dari orang yang Anda cintai, kecuali ridha Allah. Jangan pernah berbuat jahat, memberi fitnah, atau melupakan orang yang Anda cintai. Jangan pernah bertemu kecuali karena Allah, dan berpisah karena Allah.
  • Jika Anda bukan seorang laki-laki, maka berusahalah untuk mendukung, menghargai, dan mendoakan dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah. Jangan pernah mengganggu, menghasut, atau mengkhianati dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah. Jangan pernah mengharapkan balasan apa pun dari orang yang Anda cintai, kecuali ridha Allah. Jangan pernah berbuat jahat, memberi fitnah, atau melupakan orang yang Anda cintai. Jangan pernah bertemu kecuali karena Allah, dan berpisah karena Allah.
  • Contoh: Abu Bakar dan Umar adalah dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah. Mereka mencintai satu sama lain karena iman, taqwa, dan akhlaknya. Mereka tidak pernah berubah menjadi benci, dengki, atau khianat. Mereka tidak pernah mengharapkan balasan apa pun dari orang yang mereka cintai, kecuali ridha Allah. Mereka selalu berbuat baik, memberi nasihat, dan mendoakan satu sama lain. Mereka tidak pernah bertemu kecuali karena Allah, dan berpisah karena Allah. Mereka menjadi dua sahabat Nabi yang paling akrab, dan dua khalifah yang paling adil.


5. Seorang Laki-laki yang Diajak Berbuat Maksiat oleh Seorang Wanita Kaya Lagi Cantik Lalu Dia Berkata, ‘Aku Takut kepada Allah’

Zina adalah dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah. Zina dapat merusak kehormatan, keturunan, dan masyarakat. Zina dapat menimbulkan penyakit, kemiskinan, dan kecelakaan. Zina dapat menghapus keberkahan, kebahagiaan, dan keimanan. Namun, zina juga merupakan godaan yang sangat kuat, terutama bagi laki-laki. Banyak laki-laki yang tergoda oleh wanita yang kaya lagi cantik, dan bersedia melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Namun, ada juga laki-laki yang menolak godaan tersebut, dan berkata, ‘Aku takut kepada Allah’. Dia tidak mau mengkhianati Allah, isterinya, dan dirinya sendiri. Dia tidak mau menukar kenikmatan sesaat dengan azab yang kekal. Dia tidak mau mengorbankan akhiratnya demi dunianya. Seorang laki-laki yang seperti ini akan mendapat naungan Allah karena dia telah menunjukkan ketakwaan, kesabaran, dan kejujuran yang luar biasa.

  • Jika Anda adalah seorang laki-laki, maka berusahalah untuk menolak godaan wanita yang kaya lagi cantik, jika dia mengajak Anda berbuat maksiat. Jangan pernah terpesona oleh kecantikan, kekayaan, atau kedudukan wanita tersebut. Jangan pernah mengkhianati Allah, isteri, atau diri Anda sendiri. 


6. Seorang yang Bersedekah dengan Menyembunyikannya Hingga Tangan Kirinya Tidak Mengetahui Apa yang Diinfakkan oleh Tangan Kanannya

Sedekah adalah salah satu ibadah yang paling dicintai oleh Allah. Sedekah dapat membersihkan harta, jiwa, dan dosa. Sedekah dapat menambah rezeki, kesehatan, dan keberkahan. Sedekah dapat mendatangkan rahmat, syafaat, dan surga. Namun, sedekah juga harus dilakukan dengan ikhlas, tanpa riya, sum’ah, atau ujub. Banyak orang yang bersedekah dengan menampakkan harta, nama, atau jabatannya. Mereka bersedekah untuk mendapat pujian, penghargaan, atau keuntungan. Mereka bersedekah dengan sombong, angkuh, atau meremehkan. Namun, ada juga orang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Dia bersedekah dengan rahasia, tulus, dan rendah hati. Dia bersedekah hanya untuk Allah, tanpa mengharapkan balasan dari siapa pun. Seorang yang seperti ini akan mendapat naungan Allah karena dia telah menunjukkan keikhlasan, kerendahan, dan kebaikan yang tiada tara.

  • Jika Anda adalah seorang yang bersedekah, maka berusahalah untuk menyembunyikan sedekah Anda hingga tangan kiri Anda tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanan Anda. Jangan pernah bersedekah dengan menampakkan harta, nama, atau jabatan Anda. Jangan pernah bersedekah untuk mendapat pujian, penghargaan, atau keuntungan. Jangan pernah bersedekah dengan sombong, angkuh, atau meremehkan. Jangan pernah bersedekah dengan menghitung-hitung, menyesal, atau menagih.
  • Jika Anda bukan seorang yang bersedekah, maka berusahalah untuk belajar, meniru, dan mendoakan orang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Jangan pernah menghalangi, mencela, atau mendengki orang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Jangan pernah bersedekah untuk mendapat pujian, penghargaan, atau keuntungan. Jangan pernah bersedekah dengan sombong, angkuh, atau meremehkan. Jangan pernah bersedekah dengan menghitung-hitung, menyesal, atau menagih.
  • Contoh: Abdurrahman bin Auf adalah seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Dia bersedekah dengan rahasia, tulus, dan rendah hati. Dia bersedekah hanya untuk Allah, tanpa mengharapkan balasan dari siapa pun. Dia bersedekah dengan banyak, lapang, dan ikhlas. Dia bersedekah dengan berbagai macam harta, seperti unta, emas, perak, dan makanan. Dia menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling kaya, dan salah satu sepuluh orang yang dijamin masuk surga.


7. Seorang Laki-laki yang Berdzikir kepada Allah Tatkala Sendirian Hingga Kedua Matanya Basah karena Menangis

Dzikir adalah ibadah yang paling mudah, namun juga paling bermanfaat. Dzikir dapat mengingatkan kita kepada Allah, menghapuskan kegelisahan, dan menenangkan hati. Dzikir dapat mendekatkan kita kepada Allah, mengangkat derajat, dan menghapuskan dosa. Dzikir dapat melindungi kita dari syaitan, bala, dan fitnah. Namun, dzikir juga harus dilakukan dengan khusyu, faham, dan tadabbur. Banyak orang yang berdzikir dengan lisan, namun tidak dengan hati. Mereka berdzikir dengan rutin, namun tidak dengan makna. Mereka berdzikir dengan keras, namun tidak dengan hikmah. Namun, ada juga orang yang berdzikir kepada Allah tatkala sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis. Dia berdzikir dengan hati, pikiran, dan perasaan. Dia berdzikir dengan penuh pengertian, penghayatan, dan pengagungan. Dia berdzikir dengan lembut, halus, dan indah. Seorang laki-laki yang seperti ini akan mendapat naungan Allah karena dia telah menunjukkan kecintaan, kerinduan, dan ketundukan yang mendalam,

  • Jika Anda adalah seorang laki-laki, maka berusahalah untuk berdzikir kepada Allah tatkala sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis. Jangan pernah lalai, lupa, atau malas berdzikir kepada Allah. Jangan pernah berdzikir dengan lisan, namun tidak dengan hati. Jangan pernah berdzikir dengan rutin, namun tidak dengan makna. Jangan pernah berdzikir dengan keras, namun tidak dengan hikmah. Jangan pernah berdzikir dengan riya, ujub, atau sum’ah.
  • Jika Anda bukan seorang laki-laki, maka berusahalah untuk mendampingi, mengagumi, dan mendoakan laki-laki yang berdzikir kepada Allah tatkala sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis. Jangan pernah mengganggu, menghina, atau mengusik laki-laki yang berdzikir kepada Allah tatkala sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis. Jangan pernah lalai, lupa, atau malas berdzikir kepada Allah. Jangan pernah berdzikir dengan lisan, namun tidak dengan hati. Jangan pernah berdzikir dengan rutin, namun tidak dengan makna. Jangan pernah berdzikir dengan keras, namun tidak dengan hikmah. Jangan pernah berdzikir dengan riya, ujub, atau sum’ah.
  • Contoh: Abu Musa al-Asy’ari adalah seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah tatkala sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis. Dia berdzikir dengan hati, pikiran, dan perasaan. Dia berdzikir dengan penuh pengertian, penghayatan, dan pengagungan. Dia berdzikir dengan lembut, halus, dan indah. Dia berdzikir dengan ikhlas, khusyu, dan tadabbur. Dia menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling pandai membaca Al-Qur’an, dan salah satu ahli hadits yang paling terpercaya.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ 


Dari Sahabat Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah tatkala sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis.” Hadits Riwayat al-Bukhari.

Post a Comment

Previous Post Next Post