Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata yang terkenal di Indonesia. Kota ini memiliki banyak daya tarik, mulai dari budaya, kuliner, hingga pendidikan. Namun, di balik keindahan dan keramahan kota ini, ada juga masalah yang mengancam keberlanjutan lingkungannya, yaitu sampah.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, pada tahun 2022, volume sampah yang dihasilkan oleh kota ini mencapai 1.000 ton per hari. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 60% yang berhasil diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Sisanya masih menumpuk di tempat-tempat lain, seperti sungai, saluran air, atau bahkan di halaman rumah warga.
Sampah yang tidak terkelola dengan baik ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti bau tidak sedap, penyebaran penyakit, banjir, hingga pemanasan global. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah sampah ini.
Salah satu pihak yang peduli dan berkontribusi dalam pengelolaan sampah adalah Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). LDII DIY memiliki visi untuk menjadikan masyarakat Yogyakarta yang beriman, bertaqwa, berilmu, beramal saleh, dan berbudaya lingkungan.
Untuk mewujudkan visi tersebut, LDII DIY menjalankan empat program amal saleh yang berkaitan dengan pengelolaan sampah, yakni: Dari Sampah Jadi Jariyah (2022), Dai Program Kampung Iklim (ProKlim), Kyai Peduli Sampah, dan Jugangan Ing Omah (Jugangin Om).
Dalam program Jugangin Om, sampah organik berupa sampah dapur dan dedaunan dimasukkan ke dalam jugangan di rumah masing-masing warga (Jugangin Om). Adapun sampah anorganik dipilah pilih berdasarkan beberapa kategori.
“September ini LDII DIY akan mengadakan Sedekah Sampah Akbar di beberapa lokasi se-DIY,” ungkap Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin saat menerima silaturahmi Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) AR Fakhruddin Kota Yogyakarta, Hafizh Renaldi yang didampingi Saeful.
Keduanya dari Prodi Komunikasi Penyiaran Islam dan Prodi Ekonomi Syariah, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. IMM AR Fakhruddin beranggotakan mahasiswa dari UMY dan UNISA Yogyakarta. Dalam empat bulan terakhir IMM ini telah meneliti berbagai kebijakan pengelolaan sampah, termasuk Kyai Peduli Sampah LDII DIY.
“Saat searching kami menemukan informasi Kyai Peduli Sampah yang diinisiasi oleh LDII. Ini menarik. Makanya saya mengontak Pak Atus,” jelas Hafizh sembari menikmati kopi di kantin Fakultas Kehutanan UGM, 31/8. Menurut ketua IMM asal Kalimantan Selatan ini, sedang menyiapkan strategi pengelolaan sampah di Yogyakarta.
Sejalan dengan hal tersebut, Atus pun mengajak para pengurus IMM UMY-UNISA untuk bergabung dalam “Sedekah Sampah Akbar” yang akan dihelat Pemuda LDII DIY dalam bulan September ini. Hal ini juga dalam rangka menyukseskan Rakernas LDII 2023 yang akan diselenggarakan pada November 2023 di Jakarta.
Program itu akan menjadi kolaborasi bersama antara Muhammadiyah dan LDII di Yogyakarta, khususnya mahasiswa dan generasi muda. Dengan demikian, Yogyakarta semakin bersih, sehat, hijau dan lestari.