LDII Papua Ikuti Bimtek Hisab Rukyat Kemenag

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Papua Barat Luksen Jems Mayor mengatakan, penentuan hisab dan rukyat tidak hanya berkaitan dengan penentuan awal bulan Qomariah, seperti awal Ramadaan, Syawal, atau Zulhijjah, “Akan tetapi juga memiliki potensi untuk menimbulkan perbedaan yang perlu diperhatikan oleh semua pihak,” katanya.



Manokwari (3/5). Kementerian Agama Provinsi Papua Barat Bidang Haji dan Bimas Islam mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis Hisab Rukyat di Billy Jaya Hotel, Manokwari, pada 29 April hingga 1 Mei 2024. Kegiatan tersebut dihadiri Ketua DPW LDII Papua Barat, Daya Siswanto.

Dalam sambutannya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Papua Barat Luksen Jems Mayor mengatakan, penentuan hisab dan rukyat tidak hanya berkaitan dengan penentuan awal bulan Qomariah, seperti awal Ramadaan, Syawal, atau Zulhijjah, “Akan tetapi juga memiliki potensi untuk menimbulkan perbedaan yang perlu diperhatikan oleh semua pihak,” katanya.

Lebih lanjut, Jems Mayor menjelaskan bahwa terdapat dua metode utama dalam penetapan awal bulan Qomariah, yaitu hisab dan rukyat, “Kami juga menyoroti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penghitungan, termasuk perbedaan waktu di Indonesia. Hal ini menjadi fokus untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perbedaan yang terjadi,” ujar Jems Mayor.

Sementara itu, Anggota Bidang Kepakaran Tim Hisab Rukyat Kemenag, Cecep Nurwendaya menjelaskan pentingnya pemahaman ilmu falak dalam kehidupan beragama. Dia menyoroti bahwa dari lima rukun Islam, hanya melafalkan syahadat yang tidak bergantung pada ilmu falak, sementara salat, puasa, zakat, dan ibadah haji semuanya bergantung pada waktu-waktu yang telah ditentukan.

Ketua DPW LDII Papua Barat, Daya Siswanto mengapresiasi langkah positif Kemenag Papua Barat dalam meningkatkan pemahaman terhadap ilmu falak dan keharmonisan umat beragama.

“Dalam konteks keberagaman masyarakat Papua Barat, pemahaman yang baik tentang hisab dan rukyat sangatlah penting untuk menjaga kesepahaman dalam menentukan awal bulan Qomariah serta pelaksanaan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam,” tuturnya.

Daya juga menekankan bahwa pendekatan edukatif dan diskusi terbuka seperti yang dilakukan dalam kegiatan tersebut, yang menurutnya merupakan langkah yang tepat dalam menangani perbedaan pendapat yang mungkin timbul.

Sementara itu Pengurus Biro Pendidikan Agama dan Dakwah DPW LDII Papua Barat, Ustaz Edi Susilo yang juga tim Rukyat Hilal LDII Papua Barat, menyatakan pihaknyamenyambut baik kegiatan Bimtek Hisab Rukyat tingkat provinsi yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag Papua Barat.

“Dengan adanya kerja sama antara Kementerian Agama RI dan Papua Barat dalam meningkatkan pemahaman akan hisab dan rukyat, diharapkan dapat tercipta kebersamaan dalam menegakkan ajaran agama, serta memperkokoh persatuan dan kebersamaan antar umat beragama di Papua Barat.

LDII Papua Barat juga berkomitmen untuk terus mendukung upaya-upaya yang bertujuan untuk menciptakan harmoni dan kedamaian di wilayah tersebut.

Selain LDII, kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta dari berbagai unsur, termasuk KUA Distrik Manokwari Selatan, KUA Distrik Manokwari Barat, serta utusan dari ormas Islam seperti PW Nahdlatul Ulama Papua Barat, PW Muhammadiyah Papua Barat, DPW LDII Papua Barat, dan BKPRMI Papua Barat. (FWI/LINES)

Post a Comment

Previous Post Next Post