Mewujudkan Generasi Penerus Bebas Stunting Menuju Indonesia Emas 2045

Mewujudkan Generasi Penerus Bebas Stunting Menuju Indonesia Emas 2045


JAKARTA. Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya. Stunting dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental anak, serta menurunkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pencegahan stunting menjadi salah satu prioritas dalam upaya mencapai Indonesia Emas 2045.

Salah satu faktor penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi. Untuk itu, diperlukan formulasi pangan keluarga yang adekuat dan sesuai dengan kebutuhan gizi masing-masing anggota keluarga.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik, Martin Ayuningtyas Wulandari, dalam webinar yang bertema “Kedaulatan Pangan dan Gizi Guna Mewujudkan Generasi Penerus Bebas Stunting menuju Indonesia Emas 2045”. Webinar tersebut merupakan bagian dari Road to Rakernas LDII 2023 dan dihadiri peserta secara luring dan daring pada Sabtu (23/9).

“Masa depan suatu bangsa tergantung dari generasi penerusnya. Kita harus berkolaborasi untuk mewujudkan tumbuh kembang anak yang optimal, agar tidak terjadi stunting pada generasi pelanjut eksistensi Indonesia,” ujar Martin.

Martin menjelaskan bahwa formulasi pangan keluarga terdiri dari tiga tahapan, yaitu pemenuhan gizi seimbang terhadap ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi. Ia menekankan pentingnya monitoring tumbuh kembang anak sejak masa kandungan hingga usia dua tahun atau lebih.

“Formula pangan pada ibu hamil bertambah saat memasuki usia trimester ke-2 dan trimester ke-3, yaitu penambahan karbohidrat dan protein hewani juga nabati. Selain itu, perlu konsumsi tablet tambah darah dan suplemen,” kata Martin.

“Formula pangan pada ibu menyusui hampir sama dengan ibu hamil, namun kebutuhan saat menyusui di semester pertama sama dengan saat hamil di trimester akhir — dengan kebutuhan karbohidrat dan protein hewani yang lebih sedikit di semester ke-2 menyusui,” tambahnya.

“Formula pangan pada bayi dimulai dari ASI eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian dilanjutkan dengan MPASI yang mengandung cukup energi (karbohidrat), protein baik hewani maupun nabati, lemak, dan juga mikronutrien (vitamin dan mineral) yang bisa diperoleh dari sayur dan buah,” lanjutnya.

Martin mengatakan bahwa menu makanan keluarga dengan bahan sederhana dan produksi lokal yang adekuat dapat mencegah terjadinya stunting. Ia juga mengingatkan perlunya keterlibatan ayah dalam memberikan dukungan kepada ibu dan anak.

Webinar tersebut juga diisi oleh narasumber lainnya, yaitu Ketua Umum DPP LDII KH Abdullah Syam, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin.

Mereka membahas tentang peran LDII dalam kedaulatan pangan dan gizi, strategi pemerintah dalam mengatasi stunting, peran BSI dalam mendukung UMKM bidang pangan, serta tantangan dan peluang Indonesia dalam mencapai Indonesia Emas 2045. (Eva)

Post a Comment

Previous Post Next Post