Jakarta (8/6) – Lima santri Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Al-Hikmah Semarang yang berada di bawah naungan DPW LDII Jawa Tengah berhasil menorehkan prestasi internasional dalam ajang International Youth Conference (IYC) 2025 yang digelar pada 19–20 Mei di Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka tampil sebagai delegasi dari Universitas Negeri Semarang dan sukses memborong empat penghargaan bergengsi.
Kelima santri tersebut adalah Ulya Fajar Amrullah, Fadli Awaludin, Nisa Isnaini, Kausar Aghnia’, dan Laila Margaretha Nur Habibah. Meski berasal dari latar belakang daerah dan fakultas yang berbeda, mereka mampu menunjukkan kekompakan luar biasa dan berhasil meraih penghargaan The 2nd Winner, Gold Medal, Best Paper, serta predikat tertinggi sebagai Grand Champions, mengalahkan tim dari Malaysia dan Thailand.
Ketua tim, Ulya Fajar Amrullah, menyebut kerja sama tim yang solid dan nilai-nilai luhur yang mereka anut menjadi kunci kesuksesan.
“Aspek dari 6 thobiat luhur ini penting dalam kerja tim. Tim harus memiliki pemikiran yang searah, bersama-sama mencari solusi. Dan ternyata juga mempengaruhi saat kami melakukan sesi presentasi serta diskusi bersama para juri. Selain itu, evaluasi kerja tim juga diperlukan, khususnya saat latihan sebelum hari H, sehingga babak final kemarin kami mampu menampilkan yang terbaik,” jelas Ulya.
Kompetisi ini menurut Ulya juga merupakan wujud nyata dari program DPP LDII dalam mencetak generasi muda yang Profesional Religius.
“Masih ada yang menganggap mondok sambil kuliah waktunya habis dengan kegiatan. Anak pondok membatasi diri dari pergaulan, sehingga tidak bisa berprestasi. Padahal itu semua bukan hambatan untuk kami generasi muda dalam meningkatkan skill, kreativitas, serta inovasi. Buktinya kami mampu membagi waktu antara mondok dan kuliah, sampai mengikut delegasi ini, hingga meraih penghargaan,” tambahnya.
Inovasi yang mereka angkat berjudul “Musa paradisiaca Agrinuture (MPA): Breakthrough Innovation for Optimizing Banana Tree Waste based on Website to Realize Sustainable Farming and Community Welfare.” Karya ini mengolah limbah batang pohon pisang menjadi media tanam ramah lingkungan dan pupuk organik, serta menyediakan platform digital bagi petani.
“Kami memanfaatkan limbah batang pohon pisang sebagai sumber daya agrikultur seperti media tanam yang ramah lingkungan. Serta memanfaatkan penggunaan website yang kami buat sendiri untuk mempermudah para komunitas petani,” kata Ulya.
“Cara pembuatan pupuk ini kami jelaskan pada laman website tersebut yang dapat diterapkan oleh petani,” tambahnya.
MPA tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga berfungsi sebagai platform jual beli produk pertanian dan limbah organik.
“Karena temanya adalah Sustainable Development Goals (SDGs), jadi MPA ini didesain sedemikian rupa sebagai bentuk tindaklanjut. Kami, tidak hanya memberikan informasi cara pengelolaan, tetapi juga dapat digunakan untuk bertransaksi jual beli, baik hasil pertanian maupun limbah hasil pertanian itu sendiri,” lanjut Ulya.
Lebih jauh, mereka berharap MPA bisa dimanfaatkan oleh lebih banyak orang, termasuk ibu rumah tangga yang ingin bertani di rumah.
“Nantinya bukan hanya petani saja yang bisa menggunakan MPA, tapi semua khalayak umum itu harapannya. Misal IRT yang tidak punya lahan untuk menanam, bisa membeli limbah batang pohon pisang sebagai media tanam di MPA, dan menjual kembali limbahnya setelah pemakaian di MPA untuk dibeli oleh para petani atau user lain,” pungkasnya.
Kelima santri ini juga menargetkan pengembangan aplikasi MPA menjadi platform digital terpadu yang dapat mendukung ketahanan pangan nasional.
“Kedepannya kita akan mengembangkan fitur-fitur yang dibutuhkan, seperti review, fitur nanam modal, distribusi sampai produksi yang hanya bisa ditinjau dengan satu aplikasi saja. Kita juga harap bisa berkolaborasi dengan lembaga keuangan daerah yang nantinya dapat mengevaluasi transaksi jual-beli, sehingga memudahkan kami memantau kinerja sistem aplikasi ini,” tutup Ulya.
Prestasi ini menjadi bukti bahwa keterbatasan waktu dan ruang bukanlah penghalang bagi santri untuk berinovasi dan berprestasi di tingkat dunia.