
Setiap tanggal 9 Februari, Indonesia merayakan Hari Pers Nasional (HPN) untuk mengingatkan kita tentang peran penting pers dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Tahun 2025 ini, serangkaian acara menarik akan digelar, mulai dari pameran media, penganugerahan jurnalistik Adinegoro, bakti sosial, hingga seminar-seminar nasional yang menjadi highlight dari peringatan HPN. Acara puncak HPN kali ini akan diselenggarakan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tanggal 7-9 Februari 2025, dengan tema yang sangat relevan: “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa.”
Makna Tema HPN 2025
Tema ini bukan sekadar slogan atau jargon kosong, melainkan sebuah ajakan konkret untuk menggali peran pers dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia. Ketahanan pangan adalah isu vital yang mempengaruhi stabilitas sosial, ekonomi, dan politik negara. Dalam konteks global yang penuh tantangan ini, memastikan bahwa bangsa Indonesia memiliki ketahanan pangan yang baik adalah langkah strategis menuju kemandirian bangsa. Di tengah peran serta teknologi dan perkembangan digital, pers diharapkan menjadi garda terdepan dalam menyuarakan pentingnya keberlanjutan sumber daya alam, keberagaman pangan lokal, serta kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani dan masyarakat.
Tradisi HPN: Diskusi, Pembelajaran, dan Penguatan Idealism
Setiap tahun, sebelum peringatan HPN, para insan pers dari berbagai organisasi seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengadakan pertemuan untuk membahas tema yang akan diangkat. Pertemuan ini bertujuan untuk memastikan bahwa tema yang dipilih dapat memberikan dampak positif dan relevansi bagi masyarakat dan negara. Selain itu, seminar-seminar yang digelar juga menjadi ajang untuk menyegarkan pengetahuan tentang perkembangan pers dan media, serta membahas tantangan terbaru yang dihadapi oleh dunia jurnalistik.
Pentingnya seminar ini adalah untuk memperbarui wawasan dan meningkatkan pemahaman peserta mengenai isu-isu terkini, baik di bidang politik, sosial, ekonomi, maupun teknologi. PWI, sebagai organisasi yang telah ada sejak 1946, senantiasa berupaya untuk memperkokoh eksistensi pers di Indonesia dengan tetap menjaga integritas, independensi, dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya sebagai pilar demokrasi.
Sejarah dan Peran Pers dalam Kemerdekaan Indonesia
Perjalanan sejarah pers Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perjuangan kemerdekaan. Pada 9 Februari 1946, kurang dari enam bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, para jurnalis berkumpul di Solo untuk mendirikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). PWI menjadi wadah bagi para wartawan untuk berjuang bersama menyuarakan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Pers memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung gerakan kemerdekaan melalui tulisan-tulisan yang membangkitkan semangat perjuangan rakyat.
Keputusan Presiden Soeharto pada tahun 1985 yang menetapkan 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional memperkuat posisi pers sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan bangsa Indonesia. Dalam perjalanan waktu, pers tidak hanya menjadi sarana komunikasi, tetapi juga menjadi pengawas jalannya pemerintahan, menjaga kebebasan berbicara, dan mendukung perkembangan demokrasi yang sehat.
Menjadi Warga Pers yang Bertanggung Jawab untuk NKRI
Saat ini, pers Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan besar, terutama terkait disrupsi teknologi yang terus berkembang. Namun, seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, pers tetap harus memegang teguh prinsip kebangsaan. Huruf ‘I’ dalam PWI yang berarti Indonesia bukan hanya sekadar simbol, melainkan juga tanggung jawab besar untuk terus memperjuangkan kemajuan bangsa ini.
Hendry juga menegaskan pentingnya wawasan kebangsaan dalam pendidikan jurnalisme, khususnya di Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), yang bertujuan untuk mendekatkan para wartawan dengan realitas bangsa dan negara. Melalui pendidikan ini, diharapkan para wartawan dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya mengabdi untuk kemajuan media, tetapi juga bagi kepentingan bangsa dan negara.
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Tema HPN 2025 tentang ketahanan pangan menunjukkan betapa besar harapan masyarakat terhadap pers dalam menyuarakan isu-isu strategis. Seiring dengan perkembangan zaman, pers harus mampu beradaptasi dengan cepat, menguasai teknologi terbaru, dan tetap kritis dalam menjalankan fungsinya sebagai pilar demokrasi. Kemandirian pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat dan sektor-sektor lainnya. Pers memiliki peran besar dalam memberikan edukasi, menyuarakan kebijakan, dan mendorong perubahan yang positif.
Di samping itu, setiap peringatan HPN selalu menjadi momen penting untuk mengingatkan kita tentang pentingnya kebebasan pers dalam mengawal jalannya pemerintahan dan menyuarakan kebenaran. Sebagai bagian dari masyarakat yang demokratis, kita semua harus mendukung pers yang bebas dan independen, yang berfungsi untuk kemajuan bangsa Indonesia.