Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjaga keseimbangan dalam hidup. Kewajiban kita sebagai hamba Allah tidak hanya terbatas pada ibadah vertikal kepada-Nya, tetapi juga mencakup hubungan horisontal dengan sesama makhluk. Dalam menjalani kehidupan di dunia, kita diberikan kesempatan untuk mencari kehidupan yang baik, yang tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Qasas ayat 77:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
"Dan carilah pada apa yang telah diberikan Allah kepadamu (kebahagiaan) di akhirat dan janganlah kamu lupakan bagianmu (kenikmatanmu) di dunia. Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qasas: 77)
Ayat ini mengajarkan kita pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Kita diperintahkan untuk tidak hanya mengejar kenikmatan dunia, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih abadi di akhirat. Dalam tafsirnya, ayat ini menjelaskan bahwa segala nikmat yang diberikan Allah, seperti harta, ilmu, dan segala bentuk pemberian-Nya, harus digunakan untuk beramal saleh dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, bekerja di dunia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga sebagai sarana untuk beribadah dan mengumpulkan bekal menuju akhirat.
Jangan Lupakan Hak Dunia
Namun, dalam upaya kita mencari kebahagiaan di akhirat, Allah juga mengingatkan kita untuk tidak melupakan hak-hak kita di dunia. Kebutuhan dasar seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan hubungan sosial adalah bagian dari hak yang diberikan Allah kepada kita. Ayat ini mengajarkan bahwa kita harus menjalani hidup dengan adil, seimbang, dan tidak mengabaikan bagian kita di dunia yang telah Allah tetapkan. Oleh karena itu, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan bagian dari ibadah, asalkan dilakukan dengan niat yang benar dan tidak melupakan tujuan akhir kita, yaitu kehidupan yang kekal di akhirat.
Termasuk dalam hak dunia yang harus kita perhatikan adalah kewajiban kita terhadap harta, yang berupa zakat dan infak. Zakat adalah kewajiban yang harus dikeluarkan oleh setiap Muslim yang mampu, untuk membersihkan harta dan membantu sesama yang membutuhkan. Sedangkan infak adalah pengeluaran sukarela yang mendukung berbagai kegiatan kebaikan. Dengan melaksanakan kewajiban ini, kita tidak hanya membersihkan harta yang kita miliki, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan membantu tercapainya kesejahteraan bersama.
Berbuat Baik dan Menghindari Kerusakan
Lebih lanjut, ayat ini juga mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita. Setiap amal baik yang kita lakukan di dunia akan memberikan dampak positif, baik bagi diri kita sendiri maupun untuk orang lain. Sebaliknya, kita diingatkan untuk tidak melakukan kerusakan di muka bumi, baik dalam bentuk kerusakan moral, sosial, maupun lingkungan. Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan, karena kerusakan akan merugikan umat manusia dan menghambat tercapainya kedamaian di bumi.
Bekerja di dunia untuk memperoleh kenikmatan di akhirat adalah suatu hal yang dianjurkan dalam ajaran Islam. Kehidupan dunia dan akhirat bukanlah dua hal yang terpisah, melainkan saling terkait dan saling melengkapi. Dengan bekerja dan berusaha di dunia, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup kita, tetapi juga membangun bekal untuk kehidupan yang lebih abadi. Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab, menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta berbuat baik kepada sesama makhluk Allah. Dengan cara ini, kita akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan yang abadi di akhirat, sebagai hasil dari amal baik kita di dunia.