Semarang (28/10) – DPW LDII Jawa Tengah menggelar acara “Silaturrahim Kebangsaan IV 2024” secara hybrid di Hotel Santika, Semarang pada Minggu (27/10). Acara ini dihadiri oleh peserta dari 35 titik studio DPD LDII di seluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, serta tokoh pemerintah, masyarakat, dan organisasi lintas agama.
Dengan tema “Membudayakan Silaturahim dan Memantapkan Toleransi, Memperkuat Persatuan untuk Mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045,” acara ini mengundang narasumber penting seperti Pj. Gubernur Jawa Tengah Komjen. Pol. (Purn). Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ribut Hari Wibowo.
Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono, menyatakan bahwa Silaturrahim Kebangsaan yang diadakan untuk keempat kalinya ini adalah langkah penting dalam membangun komunikasi lintas agama. “Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural, terdiri dari suku, ras, dan golongan yang berbeda, sehingga kita perlu menghargai perbedaan tersebut,” ujarnya.
Singgih juga menekankan pentingnya nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang harus diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat. Ia menegaskan bahwa silaturrahim bukan hanya untuk umat Islam, melainkan inklusif bagi semua lapisan masyarakat.
Dalam sambutannya, Ketua DPP LDII Ardito Bhinadi menekankan bahwa toleransi dan moderasi adalah isu kebangsaan yang tengah menjadi sorotan. “Kebangsaan merupakan salah satu dari ‘8 Bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa’ yang kami tonjolkan untuk meningkatkan persatuan NKRI,” ujarnya.
Haerudin, Ketua Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, mewakili PJ Gubernur, menegaskan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban. “Harmonisasi, kerukunan, dan moderasi beragama adalah tanggung jawab semua pihak untuk menciptakan masyarakat madani,” tuturnya.
Sesi diskusi dimoderatori oleh Budayawan Universitas Diponegoro, Mudhahirin Thohir. Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kanwil Kemenag Provinsi Jateng, Imam Bukhori, memaparkan bahwa Indeks Kerukunan Umat Beragama di Indonesia telah mencapai angka 74 persen dan dapat ditingkatkan melalui kerjasama dengan ormas-ormas agama.
Dari pihak kepolisian, Dit Binmas AKBP Maulud mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan menjelang Pilkada Serentak 2024. “Berbeda pilihan bukan berarti harus saling memusuhi. Kita harus tetap bersilaturrahim dan saling menghormati,” tambahnya.
Cendikiawan NU, yang menulis buku tentang nilai-nilai kebajikan dalam Jamaah LDII, mengungkapkan bahwa ada 11 nilai kebajikan yang diterapkan, termasuk amal saleh, solidaritas, dan kemandirian. Nilai-nilai ini diajarkan kepada generasi muda LDII sejak pendidikan dasar.
Di akhir sesi panel, Haerudin menyampaikan komitmen Kesbangpol Jawa Tengah untuk mendorong diskusi inklusif yang dapat meningkatkan toleransi. “Dengan 37 juta jiwa di Jawa Tengah, pertemuan semacam ini sangat penting untuk saling memahami perbedaan,” pungkasnya.