Batimung, Tradisi Membersihkan Diri Menjelang Pernikahan Suku Banjar

batimung



Batimung merupakan tradisi mandi uap yang dilakukan oleh masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh calon pengantin, baik laki-laki maupun perempuan, menjelang hari pernikahan.

Batimung dipercaya dapat membersihkan diri dari segala kotoran, baik fisik maupun non-fisik. Kotoran fisik yang dimaksud adalah seperti keringat, minyak, dan kotoran lainnya yang menempel di tubuh. Sementara itu, kotoran non-fisik yang dimaksud adalah seperti aura negatif, kesialan, dan gangguan makhluk halus.


Prosesi Batimung

Batimung biasanya dilakukan di rumah calon pengantin. Prosesinya dimulai dengan persiapan bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti air, rempah-rempah, dan bunga-bungaan. Rempah-rempah yang biasa digunakan dalam batimung antara lain jahe, kunyit, serai, dan daun pandan. Bunga-bungaan yang biasa digunakan antara lain melati, mawar, dan bunga kantil.

Setelah bahan-bahan disiapkan, maka prosesi batimung pun dimulai. Calon pengantin akan duduk di atas kursi yang sudah disiapkan. Sementara itu, rempah-rempah dan bunga-bungaan direbus dalam air hingga mendidih. Uap dari rebusan rempah-rempah dan bunga-bungaan tersebut kemudian diarahkan ke tubuh calon pengantin.

Proses batimung ini biasanya berlangsung selama 15-30 menit. Selama proses ini, calon pengantin akan dinyanyikan lagu-lagu tradisional Banjar.


Makna Batimung

Batimung memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Banjar. Tradisi ini melambangkan keseriusan calon pengantin untuk memulai kehidupan baru. Selain itu, batimung juga dipercaya dapat memberikan keberkahan dan kebahagiaan bagi kehidupan pernikahan calon pengantin.

Batimung merupakan salah satu tradisi pernikahan yang masih dilestarikan oleh masyarakat Banjar. Tradisi ini menjadi bagian dari budaya masyarakat Banjar dan menjadi simbol harapan akan kehidupan pernikahan yang bahagia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama