Keutamaan Ibadah Kurban pada Tanggal 10 Zulhijah

Keutamaan Ibadah Kurban pada Tanggal 10 Zulhijah


Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu. Ibadah ini dilaksanakan pada tanggal 10 Zulhijah, yaitu hari raya Idul Adha, dan tiga hari setelahnya, yaitu hari-hari Tasyriq. Ibadah kurban adalah menyembelih hewan ternak yang halal, seperti unta, sapi, kambing, atau domba, dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengikuti sunah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW.

Ibadah kurban memiliki banyak keutamaan dan hikmah yang luar biasa, baik bagi pelakunya maupun bagi orang-orang yang menerima dagingnya. Berikut adalah beberapa keutamaan ibadah kurban yang disertai dengan dalil-dalilnya:


  1. Menjalankan perintah Allah SWT dan sunah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kautsar ayat 2:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)." (QS. Al-Kautsar [108]: 2).

Ayat ini menunjukkan bahwa berqurban adalah perintah Allah SWT yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. Selain itu, berqurban juga merupakan sunah Nabi Ibrahim AS yang rela menyembelih putranya, Nabi Ismail AS, sebagai ujian dari Allah SWT. Namun, Allah SWT menggantikan putranya dengan seekor domba yang disembelih sebagai kurban.

Nabi Muhammad SAW juga mencontohkan ibadah kurban dengan menyembelih dua ekor kambing kibas yang bertanduk pada hari raya Idul Adha. Beliau menyembelihnya dengan tangannya sendiri sambil menyebut nama Allah dan bertakbir.

Dari Zaid bin Arqam RA, dia berkata: berkata para sahabat Rasulullah SAW: "Wahai Rasulullah, hewan qurban apa ini?" Beliau bersabda: "Ini adalah sunah bapak kalian, Ibrahim." (HR. Ibnu Majah).


  1. Mendapatkan pahala dan ganjaran yang besar dari Allah SWT

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 37:

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya." (QS. Al-Hajj [22]: 37).

Ayat ini menunjukkan bahwa yang diharapkan dari ibadah kurban bukanlah daging atau darah hewannya, melainkan ketakwaan dan kesungguhan hati dari orang yang berkurban. Oleh karena itu, orang yang berkurban akan mendapatkan pahala dan ganjaran yang besar dari Allah SWT sesuai dengan niat dan ketakwaannya.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah itu pasti sampai ke tempat Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka berbahagialah kalian dengannya." (HR. Tirmidzi).


  1. Menyebarkan kebaikan dan manfaat pada orang lain

Ibadah kurban juga memiliki keutamaan untuk menyebarkan kebaikan dan manfaat pada orang lain. Daging-daging yang disebarkan tentu akan bernilai kebaikan dan manfaat pada orang-orang yang membutuhkan. Sehingga ibadah ini memiliki nilai sosial, bukan hanya untuk individu semata.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang yang berpuasa." (HR. Bukhari dan Muslim).

Meskipun hadits ini berkaitan dengan puasa, namun maknanya dapat diterapkan juga untuk ibadah kurban. Barangsiapa yang memberi makan orang-orang miskin dengan daging kurban, maka baginya pahala seperti pahala orang yang berkurban, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang yang berkurban.


  1. Meningkatkan rasa syukur dan cinta kepada Allah SWT

Ibadah kurban juga merupakan bentuk rasa syukur dan cinta kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Dengan berkurban, kita menunjukkan bahwa kita rela mengorbankan sebagian harta kita untuk mengagungkan nama Allah SWT dan mendapatkan ridha-Nya.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 172:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." (QS. Al-Baqarah 2: 172).


  1. Membedakan diri dari kaum non-Muslim

Ibadah kurban juga merupakan salah satu syi’ar Islam yang membedakan diri kita dari kaum non-Muslim. Dengan berkurban, kita menunjukkan bahwa kita adalah pengikut agama yang sempurna dan rahmat bagi seluruh alam.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sesungguhnya setiap umat memiliki syi’ar (ciri khas), dan syi’ar umat Islam adalah shalat." (HR. Ahmad).

Meskipun hadits ini berkaitan dengan shalat, namun maknanya dapat diterapkan juga untuk ibadah kurban. Ibadah kurban adalah salah satu syi’ar Islam yang menunjukkan identitas kita sebagai umat yang taat dan beriman.


Berikut adalah cara memilih hewan kurban yang baik:


  1. Pastikan hewan ternak. Hewan kurban haruslah hewan ternak yang halal dan dianjurkan oleh syariat Islam, yaitu unta, kambing, domba, sapi, atau kerbau. Tidak boleh menggunakan hewan lain yang tidak termasuk dalam kategori tersebut.
  2. Perhatikan umur hewan. Hewan kurban haruslah hewan yang sudah dewasa atau musinnah, yaitu telah berganti minimal sepasang gigi seri di rahang bawah. Umur hewan yang disyaratkan berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Untuk kambing atau domba, umur minimal adalah 1 tahun. Untuk sapi atau kerbau, umur minimal adalah 2 tahun. Untuk unta, umur minimal adalah 5 tahun.
  3. Pilih hewan yang sehat. Hewan kurban haruslah hewan yang sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda sakit seperti demam, kurang nafsu makan, kudis, ada ekskreta (buangan) dari lubang hidung, bulu kusam dan berdiri, mata cekung dan kotor, diare, serta lemas. Cek juga pernafasan dan detak jantungnya. Lebih baik lagi jika meminta surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari pemiliknya.
  4. Hindari hewan yang cacat. Hewan kurban tidak boleh memiliki cacat yang mengurangi nilai dan manfaatnya, seperti buta sebelah atau total, pincang, kuping atau ekor terpotong, tanduk patah, atau organ reproduksi tidak normal. Cacat-cacat tersebut dapat mengurangi pahala dan keberkahan dari ibadah kurban.
  5. Periksa kondisi fisik hewan. Hewan kurban haruslah hewan yang memiliki kondisi fisik yang baik dan tidak kurus. Perhatikan mata, hidung, bulu, kuku, dan kulitnya. Mata harus cerah dan tidak berair. Hidung harus basah dan berair (bukan karena flu). Bulu harus bersih dan mengkilap. Kuku harus kuat dan tidak rapuh. Kulit harus elastis dan tidak mudah lecet.
  6. Sesuaikan dengan anggaran. Hewan kurban haruslah hewan yang sesuai dengan kemampuan finansial kita. Jangan memaksakan diri untuk membeli hewan yang terlalu mahal atau terlalu murah. Pilihlah hewan yang berkualitas dan terjangkau. Jika tidak mampu membeli sendiri, kita bisa berserikat dengan orang lain untuk berkurban sapi atau unta dengan syarat maksimal tujuh orang untuk satu ekor sapi atau kerbau dan sepuluh orang untuk satu ekor unta.
  7. Pilih lokasi pembelian yang terpercaya. Hewan kurban haruslah hewan yang dibeli dari lokasi yang terpercaya dan memiliki izin resmi dari pihak berwenang. Hindari membeli hewan dari pasar gelap atau pedagang tidak jelas yang bisa menipu kita dengan menjual hewan yang tidak layak atau bermasalah. Lebih baik lagi jika membeli hewan dari lembaga-lembaga sosial atau amil zakat yang memiliki reputasi baik dan transparan dalam pengelolaan dana qurban.

Semoga tips ini bermanfaat untuk Anda dalam memilih hewan kurban yang baik dan benar.

1 Comments

  1. Terimakasih, artikel tentang ibadah kurbannya sangat bermanfaat sekali. Salam dari kami PKBMGratis.com

    ReplyDelete
Previous Post Next Post