Jangan sia-siakan keutamaan yang engkau miliki untuk menolong orang lain. Karena kita tidak tahu, kapan perbuatan baik kita bisa memberikan keajaiban bagi orang lain.
Allah Subhanahu wata'ala menjadikan manusia itu keadaannya tidak sama, ada yang pandai/mengerti ada yang belum mengerti, ada yang kaya ada yang miskin, ada yang kuat ada yang lemah, ada yang berpangkat ada yang tidak berpangkat, ada yang ingat ada yang lupa, ada yang benar ada yang salah.
Keadaan tersebut di atas bisa berubah-ubah :
Yang mengerti suatu saat lupa, yang kaya suatu saat jadi miskin dan sebaliknya, yang kuat suatu saat bisa jadi lemah, yang berpangkat suatu saat bisa jadi orang biasa dan sebaliknya. Dan yang ingat suatu saat bisa lupa dan sebaliknya yang benar suatu saat bisa salah dan sebaliknya.
Hanya manusia terpilih yang dapat memahami hakiki kehidupan tersebut dan lalu mengamalkan dalam berperikehidupan.
Simak kisah berikut, dan semoga kita adalah termasuk manusia terpilih itu.
Abdullah bin Raja' menceritakan, "Ketika tinggal di Kufah, Abu Hanifah memiliki tetangga seorang pemuda yang berprofesi sebagai tukang sepatu. Dia biasa bekerja sehari penuh. Apabila malam telah menjelang, dia pulang dan membawa daging untuk dimasak atau ikan untuk dipanggang. Lalu ia minum khamar sangat banyak hingga mabuk. Dan saat mabuk itulah ia mendendangkan lagu:
"Tetangga-tetanggaku benar-benar telah menelantarkan seorang pemuda Mereka menelantarkan pemuda yang sangat dibutuhkan oleh mereka"
Pemuda tukang sepatu itu terus menyenenandungkan lagunya sambil mabuk hingga tertidur pulas. Imam Abu Hanifah adalah orang yang selalu mendengar kegaduhan setiap malam dari rumahnya karena beliau selalu terbangun untuk melakukan qiyamullail. Beberapa malam terakhir nya, Abu Hanifah tidak lagi mendengarkan nyanyian pemuda tadi. Beliau pun bertanya-tanya dalam hatinya, "Ke mana tetanggaku si tukang sepatu itu? Beberapa malam ini aku tak pernah lagi mendengar suaranya!" lalu Imam Abu Hanifah mendapat kabar bahwa tetangganya itu ditangkap polisi be berapa malam yang lalu. Dan kini ia sedang berada dalam tahanan.
Keesokan harinya, tepatnya setelah shalat subuh, Imam Abu Hanifah menunggangi keledainya dan pergi menghadap gubernur Kufah. Sesampainya di istana, beliau meminta izin untuk bertemu dengan gubernur. Dan gubernur pun berkata kepada para pengawalnya, "Izinkan ia masuk, dan sambutlah jangan biarkan ia turun dari keledainya hingga ia tiba di ha dapanku. Demikianlah, sang gubernur begitu menghormati Abu Hanifah. Lalu gubernur itu bertanya:
Gubernur : Ada yang bisa saya bantu?
Abu Hanifah : Tetanggaku seorang tukang sepatu telah ditang kap oleh para polisi beberapa malam yang lalu. Sudikah anda membebaskannya?
Gubernur : Tentu, bahkan semua orang yang ditangkap pada malam itu hingga hari ini.
Lalu gubernur pun menyuruh penjaga untuk membebaskan semua tahanannya. Dan Abu Hanifah segera menunggangi keledainya, sementara tukang sepatu itu berjalan dibelakang Abu Hanifah. Kemudian Abu Hani fah turun dari keledainya dan berkata kepada tukang sepatu, "Wahai pemuda, apakah kami masih menelantarkanmu?' tukang sepatu itu menjawab, "Tidak, bahkan anda telah menjaga dan memperhatikanku. Semoga Allah membalas kebaikan anda, karena anda telah melaksanakan kewajiban anda dalam bertetangga."
Setelah itu, pemuda tersebut pun bertaubat dan tidak melakukan kebiasaan buruknya lagi.
Hikmah dari kisah di atas adalah :
- Tiap manusia masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Supaya saling bisa memahami dan menerima pemberian tersebut. Tidak selamanya mulia itu abadi, ada kalanya suatu saat ia akan menjadi lemah. Dan demikian sebalikya, yang lemah terkadang suatu saat pun akan bisa menjadi kuat.
- Islam mengajarkan berbuat baik kepada tetangga. Tanpa memandang status, kasta dan kehormatan.
- Mengedepankan prasangka baik kepada orang lain. Dan menolong dengan ikhlas. Alloh akan memberikan hal tak terduga di setiap peristiwa.
Imam Abu Hanifah adalah seorang ahli fikih berkebangsaan Irak. la pernah merasakan hidup di zaman shahabat dan meriwayatkan hadits dari tujuh sahabat. Imam Abu Hanifah adalah salah seorang tokoh ulama dan imam dari empat mazhab. Maulana (mantan budak) Taimullah bin Tsa'la bah. Keturunan Hamzah Az-Ziyat. Beliau berprofesi sebagai pedagang pa kaian. Berasal dari Kabul. Namun ada yang mengatakan dari Babil; dari Anbar, dari Nasa; dan ada pula yang mengatakan dari Tirmidz. Imam Abu Hanifah dilahirkan di Kufah tahun 80 H/699 M — meninggal di Baghdad, Irak, 150 H/767 M).