Kisah Unik Atlet Persinas ASAD Peraih Medali, dari Pasangan Pasutri hingga Nadzar Lari Salatiga Klaten

mustakim lari
Mustakim sempat mengalami kram kaki di saat menunaikan nazar berlari dari Salatiga ke Klaten

PERSINAS ASAD. Perhelatan PON XX Papua telah usai, namun tidak dengan kisah para atlet yang telah berjibaku mengerahkan segenap kemampuan untuk meraih prestasi di pesta olah raga paling bergengsi di rebuplik ini.

Dari cabang olah raga pencak silat, 22 pesilat Persinas ASAD turun di PON XX mewakili daerah masing - masing. 

" Adapun rinciannya 17 atlet hasil penyeleksian dari PraPON tahun 2019. Kemudian, ada 5 pesilat tuan rumah Papua.Tak sekadar menurunkan, PB Persinas ASAD juga berkontribusi meraih medali emas, perak dan perunggu di PON XX Papua 2021. Dengan rincian, 5 medali emas, 1 perak dan 3 perunggu," ujar Ketua Lembaga Pelatih PB Persinas ASAD, Bachtiar Mukti Hidayat.


Pasangan Suami Isteri, Berlaga di Arena

Sepasang suami istri dari warga LDII kompak meraih medali pada turnamen akbar empat tahunan ini. Ya, mereka adalah Ausri Bayusro bersama sang istri, Dela Kusumawati yang meraih medali perak dan perunggu cabang olahraga (cabor) pencak silat.

Uniknya lagi, Ausri dan Dela tampil dari perguruan pencak silat yang berbeda. Ausri mewakili perguruan Persinas ASAD dan Dela wakil dari perguruan pencak silat Tapak Suci.

pasutri


Dela lebih dahulu menyabet perunggu usai dikalahkan perwakilan Sumatra Barat, Winda dalam cabor pencak silat putri nomor tanding kelas C (55-60 kg) di PON XX Papua 2021.

Setelah mendapatkan medali perunggu, Dela bergegas untuk mendukung sang suami, Ausri Bayusro yang bertarung di pencak silat putra nomor tanding kelas I PON XX Papua 2021. Ausri yang merupakan wakil DKI Jakarta tampil melawan perwakilan dari PB Persinas ASAD, Hendra Wakhyu.

Duel berjalan sengit, Ausri dan Hendra saling jual beli pukulan dan tendangan. Pada akhirnya, Ausri harus mengakui kemenangan Hendra. Meski kalah di final, Ausri tetap membawa pulang medali perak cabor pencak silat PON XX Papua 2021.

Tentu saja, medali perak tersebut tak hanya menjadi torehan positif bagi Ausri. Sang suami menambah pundi perak untuk DKI Jakarta yang menjadi runner up PON XX Papua 2021. Meski suami istri ini belum mendapatkan medali emas, namun sudah membuat bangga warga LDII yang melihatnya.


Perjuangan yang Tak Kenal Lelah

Usai keduanya mendapatkan medali, Ausri menceritakan perjuangan awal dengan istri dan akhirnya memutuskan menjalin hubungan yang lebih serius.

“Awal pertama bertemu dengan sang istri, saat kejuaran Asian Pencak Silat di India pada September 2018. Kami bertemu hanya sebagai tim, belum ada kedekatan sama sekali,” ujarnya.

“Namun setelah itu, kami dipertemukan lagi oleh Allah pada saat membela tim Indonesia pada Kejuaraan Dunia Desember 2018 di Singapura. Setelah pertandingan, kami baru menjalin komunikasi pendekatan untuk memutuskan menikah,” lanjutnya.

Ausri mengungkapkan alasannya tetap mendukung sang istri untuk tetap menjadi atlet pencak silat nasional. “Pas saya menikah dengan Della sudah sama-sama menjadi atlet. Istri saat itu masih ada kontrak dengen Jawa Tengah hingga PON. Jadi, saya sebagai suami mendukung penuh hingga selesai kewajibannya,” katanya.

Ausri menjelaskan, saat menikahi Dela sempat ada kecemasan tersendiri. Pria yang membela DKI Jakarta ini, sudah mengetahui konsekuensi menikahi sang istri yang merupakan atlet pencak silat.

“Tentunya ada kecemasan saat berada di gelanggang, tapi tidak terlalu berlebihan. Soalnya, saat saya awal menikah sampai selesai PON Papua selesai kemarin, proses lika-liku yang menerjang kami sangat luar biasa. Hal itu kami lakukan karena sudah menjadi tanggung jawab sebagai atlet pencak silat,” jelasnya.

Selain istri, Ausri memaparkan mengenai alasannya menjadi atlet PB Persinas ASAD. “Motivasi terbesar saya, ingin membahagiakan keluarga dan diri sendiri dan juga ingin mengenalkan Perguruan Silat Persinas ASAD di Indonesia,” paparnya.

Selain itu, Ausri mengharapkan Persinas ASAD dapat menjadi perguruan pencak silat yang bisa mengharumkan nama Indonesia dan bisa mencetak atlet berbakat. “Diharapkan, Persinas ASAD semakin banyak mencetak atlet berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional,” harapnya.  


Dapat Medali Emas, Penuhi Nazar Berlari dari Salatiga ke Klaten

Mustakim, juara kelas B putra PON XX Papua itu berlari dari lokasi training camp (TC) pelatda pencak silat Jateng, GOR Sepak Takraw Salatiga menuju rumahnya di daerah Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Klaten.

"Mustakim berlari memenuhi nadzarnya setelah berhasil meraih medali emas PON XX Papua. Dia pulang ke rumahnya di Karangpakel, Trucuk Klaten, dengan berlari dari GOR tempat menjalani Pelatda Jateng,’’ kata Ketua Harian Pengprov Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI) Jateng, Darmadi.

mustakim


Mustakim yang dibesarkan Peguruan Pencak Silat Persinas Asad Klaten itu melakukan start lari seusai sholat Subuh, melalui rute jalur jalan raya Salatiga-Boyolali, kemudian langsung meneruskan Boyolali-Klaten.

Atlet juara dunia junior 2018 di Thailand itu berlari di kawal sejumlah rekannya, antara lain Wildan, atlet Pra-PON Jateng.

Koordinator pelatih tim pencak silat Jateng, Indro Catur Haryono mengungkapkan, saat pulang dari PON XX Papua, Mustakim telah menyampaikan nazarnya tersebut.

‘’Tapi saat tiba di Salatiga, Rabu (14/10/2021), sepulang perjalanan dari Papua, saya minta jangan langsung lari, karena harus recovery dulu. Saya minta dia cari waktu yang tepat untuk memenuhi nazarnya, serta hal itu dilakukannya pagi ini,’’ kata Indro Catur.


Pesilat yang Rendah Hati

Meski telah meraih banyak medali baik kejuaraan tingkat nasional maupun internasional, Mustakim tetap sosok orang desa saat kembali ke rumah di Dukuh Jurangkajong, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk. Mencari rumput  atau ngarit untuk pakan ternak pun di lakoni.

mustakim jokam


Kakak Mustakim, Fitri, 30, mengatakan adiknya menggeluti pencak silat sejak usia SMP bergabung dengan Persinas Asad. Awalnya, orang tua Mustakim terutama Samiyem melarang anaknya belajar pencak silat lantaran tak ingin anaknya terluka.

Namun, hati Paini-Samiyem luluh setelah sang pelatih meyakinkan Mustakim memiliki potensi besar untuk menjadi juara. “Sampai Pak Abdullah (pelatih Mustakim) datang ke rumah untuk meyakinkan bapak-ibu,” kata Fitri, Selasa (12/10/2021).


Dari berbagai sumber

  

2 Comments

Previous Post Next Post