LDII dan Sakonas SPN Dorong Penguatan Life Skill Guru dan Santri di Ponpes Minhajurrosyidin

LDII, Sakonas SPN, pelatihan life skill santri, pendidikan karakter ponpes, kepramukaan Indonesia, pondok pesantren Minhajurrosyidin, generasi emas 2045, guru pembina ponpes, pelatihan guru, DPP LDII



 Jakarta, 16 Juni 2025 — Untuk memperkuat pendidikan karakter dan kecakapan hidup para santri, Departemen Pemuda Kepanduan Olahraga dan Seni Budaya DPP LDII bekerja sama dengan Satuan Komunitas Nasional Pramuka Sekawan Persada Nusantara (Sakonas SPN) menyelenggarakan pelatihan “Life Skill” bagi para guru dan pembina pondok pesantren. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Musyawarah A, Grand Ballroom Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, pada Sabtu (17/5) lalu.

Program ini dirancang untuk membekali para tenaga pendidik agar mampu mengimplementasikan keterampilan dasar dalam keseharian santri, baik selama masa belajar maupun ketika memasuki dunia kerja.

Ketua Umum DPP LDII, Edwin Sumiroza, menyampaikan bahwa pelatihan ini menyasar para pamong, guru, dan pimpinan pondok pesantren sebagai ujung tombak perubahan.

“Pelatihan ini diikuti para pembina atau pamong, guru, bahkan pimpinan pondok pesantren, dimana nantinya kecakapan dasar menjadi praktek kehidupan sehari-hari para santri saat ini maupun di dunia kerja,” ujarnya.

Program ini sebenarnya telah dijalankan sebelumnya oleh Sako Pramuka lokal, namun kini ditingkatkan ke level nasional untuk memperluas dampaknya.

“Sebelumnya sudah dilakukan oleh Sako Pramuka setempat, namun konsentrasinya kami tambahkan ke tingkat nasional, sebab masih terdapat para santri yang masuk di dunia kerja skillnya perlu ditingkatkan lagi,” ungkap Edwin.

Lebih dari sekadar pelatihan teknis, Edwin berharap kegiatan ini menjadi modal penting bagi kemandirian santri.

“Selain memiliki pribadi yang fakih-alim, santri LDII juga memiliki kemandirian berkarakter untuk Indonesia Emas di tahun mendatang,” ujarnya.

Ketua Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, KH Choirul Baihaqi, menyambut baik pelatihan tersebut dan menilai pentingnya kegiatan ini untuk menciptakan nilai dan karakter kuat di kalangan santri.

“Pelatihan Life Skill yang dilakukan oleh Sakonas SPN dan DPP LDII sangatlah penting bagi lembaga pendidikan seperti ponpes untuk membentuk karakter dan value santri,” ujarnya.

Ia juga menekankan peran guru sebagai agen perubahan dalam pembentukan generasi masa depan.

“Dengan diikutsertakannya para guru dan pembina pondok diharapkan mereka dapat menjadi ‘agent of change’ bagi santri, sehingga seluruh santri memiliki life skill yang cukup tinggi agar menjadi Generasi Emas Indonesia di tahun 2045,” kata Baihaqi.

Salah satu peserta, Aji Pangestu, mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini.

“Tentu sangat baik, banyak ilmu serta wawasan yang kami serap guna untuk mengajar kepada para santri,” ungkap Aji.

Aji juga menyoroti keseruannya mengikuti sesi ice breaking yang dikemas dalam bentuk kegiatan pramuka.

“Variasi ice breaking dikemas dalam kepramukaan yang berisikan teori, pos ke pos untuk membuat program ajar kepada para santri dan juga yang menjadi favorit saya,” kata Aji.

Dengan menggabungkan nilai-nilai kepramukaan dan pembinaan spiritual, kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam mendidik santri agar tidak hanya alim dalam agama, tetapi juga siap bersaing di era modern.

Lebih baru Lebih lama