Jakarta, (3/6) – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), TB Ace Hasan Syadzily, menegaskan bahwa pendidikan yang efektif tidak hanya berpusat pada aspek fisik dan kedisiplinan, melainkan juga harus seimbang dalam menyentuh dimensi intelektual, emosional, dan spiritual. Pernyataan ini disampaikan Ace Hasan saat menghadiri peringatan Milad ke-47 Majelis Dakwah Islam (MDI) di Padepokan Persinas ASAD, Kompleks Ponpes Minhaajurrosyidin, pada Selasa (27/5) lalu.
Menurutnya, pembentukan karakter pada anak bukanlah proses instan, apalagi dengan mengandalkan pendekatan yang keras atau militeristik semata. Sebaliknya, lingkungan memegang peranan krusial dalam membentuk perilaku dan karakter generasi muda.
“Kami meyakini, tidak ada anak yang nakal. Perilaku negatif anak biasanya lahir dari lingkungan, apakah itu keluarga, pendidikan, atau sosial. Maka, yang harus dibenahi adalah lingkungannya,” tegas Ace Hasan.
Ia menambahkan bahwa pendekatan pendidikan harus dilakukan secara komprehensif, holistik, dan terintegrasi, guna menghasilkan manusia Indonesia yang utuh dan berkualitas.
Senada dengan pandangan tersebut, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menyampaikan bahwa sistem pendidikan di Pondok Pesantren LDII justru menjauhi pendekatan militeristik. LDII memfokuskan upaya pada pembangunan disiplin melalui penanaman karakter luhur dan pembinaan lingkungan pendidikan yang sehat.
“Kami khawatir pendidikan yang terlalu militeristik justru melahirkan kekerasan. Membangun disiplin bisa dilakukan tanpa kekerasan. Kami memiliki 29 karakter luhur yang menjadi target dalam mendidik santri,” jelas KH Chriswanto.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa LDII telah mengambil berbagai langkah konkret dalam pengembangan pendidikan, termasuk melalui program Sekolah Pamong, pelatihan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), serta pengembangan Sekolah Virtual Kebangsaan.
“Kami sudah empat kali menyelenggarakan Sekolah Pamong. Di sini, yang dididik bukan santrinya, tapi para pamong. Karena pamong yang baik akan menghasilkan anak didik yang baik,” tambahnya.
KH Chriswanto juga menyatakan kesiapan LDII untuk menjalin kerja sama yang lebih luas dengan Lemhannas dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan di lingkungan pesantren. Hal ini selaras dengan program Lemhannas yang menekankan pentingnya pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan sejak dini.
Dengan pendekatan pendidikan yang menyeluruh ini, LDII dan Lemhannas berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan kuat secara spiritual, sehingga kelak menjadi pemimpin masa depan yang berakhlak dan cinta tanah air.