Berdoa adalah salah satu cara kita mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ketika berdoa, kita bukan hanya sekadar menyusun kata-kata, tetapi juga menyatukan hati yang tulus dan penuh kerendahan. Dalam setiap doa yang kita panjatkan, ada harapan dan permohonan yang memancar dari kedalaman jiwa. Saat berdoa, kita bisa menyerahkan segala bentuk ketidakpastian hidup kepada Sang Pencipta, dengan penuh kesadaran bahwa kita adalah hamba yang lemah, tak lebih dari sekadar makhluk ciptaan-Nya.
Mari kita coba bayangkan berdoa seperti seorang pelantun tembang macapat, yang melantunkan lirik-lirik penuh makna dengan penuh keikhlasan, meskipun dengan suara lirih. Salah satu jenis tembang macapat yang menarik untuk dijadikan gambaran adalah Maskumambang—sebuah tembang yang menggambarkan keprihatinan dan kesedihan, juga kebergantungan pada sesuatu yang lebih tinggi, yaitu Allah subhanahu wata'ala.
Tembang Maskumambang mengandung makna filosofi yang mendalam. Ia menggambarkan keadaan seorang bayi yang masih mengambang dalam rahim ibu, belum memiliki pijakan yang kokoh di dunia. Begitu juga kita, sebagai manusia, dalam hidup kita senantiasa berada dalam keadaan bergantung pada Allah SWT, sang Pemilik Segala. Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian ini, hanya kepada Allah-lah kita memohon petunjuk dan perlindungan.
Seperti halnya dalam Tembang Maskumambang, yang dibawakan dengan suara lembut penuh harapan, doa yang kita panjatkan pun seharusnya datang dari kedalaman hati, dengan penuh kerendahan. Doa bukan hanya sekadar permintaan, tetapi juga pengakuan akan ketidakberdayaan kita dan pengharapan akan kasih sayang Allah SWT. Inilah sikap yang perlu kita jaga dalam setiap doa yang kita panjatkan.
Cobalah perhatikan contoh doa dalam bentuk tembang Maskumambang ini:
Gereng-gereng Gathutkaca sru anangis,
Sambate mlas arsa,
Luhnya marawayan mili,
Gung tinameng astanira.
Artinya:
Gathutkaca meraung-raung menangis dengan sangat keras,
Rintihannya sangatlah menyentuh hati,
Airmatanya pun mengalir,
Sangat banyak sampai ditutupi dengan tangannya.
Ketika kita melantunkan doa seperti Gathutkaca yang tengah menangis, kita harus merasakan bagaimana setiap kata yang terucap berisi keikhlasan, pengharapan, dan kerinduan yang mendalam kepada Allah SWT. Begitu pula dalam doa kita, tiap kata adalah bentuk pengakuan dan penyerahan diri kita kepada-Nya, penuh dengan kerendahan hati. Di sela-sela permohonan kita, kita juga menitikkan air mata karena merasa begitu dekat dan rendah di hadapan-Nya.
Tembang Maskumambang sendiri memiliki aturan yang baku, yaitu terdiri dari empat baris dengan jumlah suku kata dan vokal yang telah ditentukan. Ini mengajarkan kita bahwa dalam berdoa, meskipun kita bebas mengungkapkan segala isi hati, tetap ada batasan-batasan yang mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam ego dan kesombongan.
Contoh doa dalam tembang Maskumambang:
Ya Allah, Tuhan yang Maha Esa,
Dengan hati penuh kerendahan, aku memohon,
Bimbinglah langkahku dalam setiap ujian hidup,
Hanya kepada-Mu, aku bergantung.
Pada bait doa ini, kita merasakan betapa sebuah permohonan yang tulus seharusnya disertai dengan kesadaran bahwa hidup kita hanya bisa berjalan dengan petunjuk-Nya.
Maskumambang dengan segala filosofi dan maknanya, mengajarkan kita untuk berdoa dengan hati yang lapang dan penuh kerendahan. Dalam setiap helaan napas, kita harus menyadari bahwa Allah SWT adalah tempat kita kembali, tempat di mana segala doa dan harapan akan dijawab dengan penuh kasih-Nya.
Berikut adalah beberapa contoh doa dalam bentuk Tembang Maskumambang yang mengandung permohonan untuk kebaikan di dunia dan akhirat. Setiap doa ini disusun dengan penuh kerendahan hati, sebagaimana seorang pelantun tembang yang menyanyikan lirik penuh makna.
Contoh Doa yang dikemas dalam bait tembang Maskumambang:
Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih,
Berikanlah kami hidup yang penuh berkah,
Jadikanlah dunia tempat kami menebar kebaikan,
Dan akhirat sebagai tempat yang abadi.
Ya Allah, Yang Maha Kuasa,
Berikanlah kami kekuatan dalam menghadapi ujian,
Limpahkanlah rezeki yang halal dan berkah,
Jadikanlah kami hamba-hamba yang bersyukur.
Ya Allah, Yang Maha Mengetahui,
Bersihkanlah hati kami dari kebencian,
Tanamkanlah kesabaran dalam jiwa kami,
Dan jadikan kami pribadi yang selalu bersyukur.
Ya Allah, Penolong yang Maha Agung,
Lindungilah kami dari segala musibah,
Jauhkanlah kami dari kesulitan hidup,
Dan permudahlah segala urusan kami.
Ya Allah, Tuhan yang Maha Pemberi Petunjuk,
Tunjukkanlah jalan yang benar bagi kami,
Bimbinglah langkah kami agar tidak tersesat,
Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang selamat.
Ya Allah, Tuhan yang Maha Penyayang,
Berkatilah kami dengan kedamaian hati,
Jadikanlah hidup kami penuh dengan kasih sayang,
Dan satukan kami dalam kebahagiaan yang abadi.
Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih,
Lindungilah keluarga kami dari segala mara bahaya,
Jadikanlah anak-anak kami sebagai anak yang soleh dan solehah,
Yang menjadi penerus perjuangan agama-Mu.
Ya Allah, Yang Maha Penyelamat,
Anugerahkanlah kami kehidupan yang penuh kemuliaan,
Berikanlah tempat terbaik di sisi-Mu di akhirat,
Dan jauhkanlah kami dari siksa-Nya yang pedih.
Maka, marilah kita berdoa dengan penuh keikhlasan, seperti tembang Maskumambang, yang mengalun penuh pengharapan dan keprihatinan. Doa adalah bentuk cinta yang tak terucapkan, yang bergetar dalam setiap helaan napas.