Puncak Musim Hujan, Waspada Banjir!

Puncak Musim Hujan, Waspada Banjir!


SAMPIT (3/12). Akhir-akhir ini, wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur dan sekitarnya sering diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Hujan dengan kapasitas debit air yang besar tentu saja membawa potensi banjir yang perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat. Mengingat kondisi cuaca yang tak menentu dan intensitas hujan yang semakin meningkat, kewaspadaan terhadap bencana banjir menjadi hal yang sangat penting.

Ketua DPD LDII Kotawaringin Timur mengingatkan warga untuk selalu siap dengan kemungkinan bencana, terutama banjir. "Sedia payung sebelum hujan," ujarnya melalui pesan WhatsApp . Salah satu langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah memperbaiki dan menjaga kelancaran drainase di sekitar tempat tinggal. Dengan sistem drainase yang baik, air hujan dapat mengalir dengan lancar dan mengurangi risiko terjadinya genangan air atau banjir di permukiman warga.

Langkah preventif lainnya adalah memastikan agar saluran air dan drainase tidak tersumbat oleh sampah atau material lainnya. Upaya perawatan dan pembersihan drainase secara rutin sangat penting untuk mencegah banjir yang disebabkan oleh penyumbatan aliran air.

"Dan tidak kalah pentingnya adalah sadar akan kebersihan lingkungan masing- masing baik ditingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten. Dengan menjaga kebersihan lingkungan merupakan upaya kita dalam mencegah terjadinya banjir," tutupnya.


Tanggapan dari Pemerintah

Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Tengah, Rahadian Fani, dalam wawancara pers, memberikan respons terkait fenomena bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di provinsi tersebut. Ia mendesak agar perangkat daerah segera turun ke lapangan untuk mengetahui langsung kondisi di masyarakat yang terdampak. "Yang pasti, dinas terkait harus turun langsung ke lapangan untuk melihat apa saja yang diperlukan masyarakat yang terdampak banjir," ujar Rahadian dalam keterangannya, Selasa (2/12).

Rahadian juga menekankan pentingnya melakukan kajian mendalam terhadap penyebab banjir yang sering terjadi. Menurutnya, memahami akar masalah akan membantu dalam merumuskan solusi jangka panjang yang dapat mencegah bencana serupa terjadi di masa depan. "Kita harus tahu penyebabnya dan segera menindaklanjuti agar bencana serupa bisa dikurangi di kemudian hari," tambahnya.


Kondisi Iklim yang Berpotensi Memperburuk Situasi

Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena, dalam siaran persnya (23/11), menjelaskan bahwa hingga pertengahan November 2024, indeks ENSO (gangguan iklim dari Samudra Pasifik) menunjukkan kecenderungan La Nina lemah. Selain itu, indeks Indian Ocean Dipole (IOD) menunjukkan nilai IOD negatif yang menuju kondisi netral. Hal ini berpotensi menyebabkan cuaca basah di wilayah Indonesia hingga awal 2025.

Ardhasena menambahkan, puncak musim hujan 2024/2025 diprediksi akan berlangsung dari November 2024 hingga Februari 2025. Wilayah yang diperkirakan mengalami puncak musim hujan pada periode November-Desember 2024 antara lain sebagian besar Sumatera, pesisir selatan Pulau Jawa, dan Kalimantan. Sementara itu, puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025 diperkirakan akan melanda wilayah Lampung, Jawa bagian utara, sebagian kecil Sulawesi, Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar Papua.


Puncak Musim Hujan, Waspada Banjir!


Fenomena Siklon Tropis dan Cuaca Ekstrem

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, juga menambahkan adanya bibit siklon tropis 96S yang terpantau di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu, serta Bibit Siklon Tropis 99B di sebelah barat Aceh. Kedua bibit siklon tropis ini diperkirakan dapat memberikan dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap cuaca dan perairan di wilayah Indonesia bagian barat.

Selain itu, ada beberapa fenomena cuaca lain yang sedang aktif, seperti MJO, Gelombang Rossby, dan Kelvin. Fenomena-fenomena ini berpotensi memperburuk kondisi cuaca, menyebabkan hujan lebat disertai petir, angin kencang, dan bahkan banjir bandang di beberapa daerah.

Mengingat potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan, Guswanto menghimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah daerah diharapkan untuk mempersiapkan langkah antisipasi yang lebih komprehensif. Selain itu, pemeriksaan sarana dan prasarana kebencanaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah juga perlu dilakukan agar potensi bahaya bencana dapat diminimalkan.

"Hujan sedang hingga lebat diprediksi terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan agar pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengecek kembali sarana dan prasarana kebencanaan yang dimiliki, serta melakukan langkah-langkah antisipasi yang lebih matang agar dampak bencana dapat diminimalkan," pungkas Guswanto.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama