Contoh Khutbah Idul Adha 1445 H 2024

Contoh Khutbah Idul Adha 1445 H 2024


IEDUL-QURBAN, MENELADANI KETAKWAAN NABI IBRAHIM

اللهُ اَكْبَرُ (3x) لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah iedul-adha yang berbahagia.

Salah satu hikmah dari iedul-adha adalah bahwa kita bisa mencontoh atau meneladani sejarah ketakwaan Nabi Ibrahim, juga istrinya yaitu ibu Hajar dan putranya yaitu Nabi Ismail. Karena, memang Allah SWT pun telah berfirman:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

“Sungguh telah ada dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya, suri teladan atau contoh yang baik bagi kalian”. (QS Al-Mumtahanah ayat 4)

Salah satu hal yang patut dicontoh atau diteladani dari Nabi Ibrahim adalah kesabarannya dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian hidup. Sebagaimana difirmankan dalam surah Al-Baqarah ayat 124:  

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan berbagai perintah dan larangan, dan Ibrahim lulus dalam berbagai ujian itu. Sehingga beliau dianggap layak untuk mendapat sebutan Khalilullah, kekasih Allah.

Nabi Ibrahim diuji oleh Allah untuk menghadapi kaum yang tidak suka dan membenci beliau, malah ayahnya sendiri mengusir beliau, kaumnya berusaha untuk membunuh beliau. Sampai-sampai beliau dilemparkan ke dalam api yang berkobar-kobar karena mempertahankan akidah Laa ilaaha illallah.

Doa beliau ketika itu hanya: حَسْبُنَا اللَّـهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ حَسْبُنَا اللَّـهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ،

“Yang mencukupiku adalah Allah, sebaik-baik tempatku bertawakal”. (QS Ali-Imran ayat 173)

Allah pun menyambut kepasrahan Nabi Ibrahim dengan berfirman kepada api yang berkobar-kobar itu:   يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

“Wahai api, jadilah engkau dingin dan menyelamatkan bagi Ibrahim”. (QS Al-Anbiya ayat 69)


Nabi Ibrahim diuji juga oleh Allah dengan bertahun-tahun tidak mendapat keturunan. Beliau tak henti-hentinya berdoa:  رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ 

“Ya Allah, berilah hamba keturunan yang sholih-sholih” 

Ini pelajaran bagi orang-orang yang lama doanya belum dikabulkan. Contohlah Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim baru punya anak ketika usianya hampir 100 tahun.

Kemudian Allah berikan putra kepada Nabi Ibrahim yang bernama Ismail. Bertahun-tahun ditunggu, ketika putranya datang, apakah Nabi Ibrahim bisa menimang-nimang putranya? Tidak! Allah suruh Nabi Ibrahim meletakkan putranya di Makkah.  Dari Palestina beliau berangkat ke Makkah, bersama istri dan anaknya. Naik apa? Yang jelas ketika itu belum ada Whoosh, kereta cepat. 

Kemudian ditinggalkannya istrinya dan anak bayinya di sana.      بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ

“Di suatu lembah yang tidak ada tumbuh-tumbuhan di sana.” (QS Ibrahim ayat 37). Yang ada hanya gunung-gunung, tidak ada air, tidak ada tetumbuhan.


Ibu-ibu!!! ibu Hajar, istrinya Nabi Ibrahim, ketika ditinggal oleh Nabi Ibrahim, hanya dibekali air dan kurma, lalu Nabi Ibrahim pergi. Hajar mengikuti Nabi Ibrahim sambil mengatakan, “Wahai suamiku, kau titipkan kami kepada siapa di sini?” Nabi Ibrahim diam, tidak mau menoleh ke belakang. Dia berjalan terus. Dikejar oleh Hajar sambil terus berkata, “Kau titipkan aku kepada siapa?” 

Nabi Ibrahim diam, tidak menjawab. Lalu Hajar bertanya lagi yang ketiga, “Kanda, kau titipkan kami kepada siapa?” Nabi Ibrahim tidak menjawab.

Ibu Hajar sadar, dia pikir mungkin pertanyaannya yang salah. Maka dia ubah pertanyaannya menjadi: “Wahai suamiku, apakah Allah yang memerintahkan engkau melakukan ini?” Nabi Ibrahim mengatakan, “Ya”. 

Maka Hajar pun berkata: ”Kalau begitu, pergilah. Kami yakin Allah tidak akan menelantarkan kami di sini”.  ما شاء الله

Ketika Nabi Ismail sudah remaja, Nabi Ibrahim datang ke Makkah untuk mengunjungi putranya dan ibunya ketika itu masih hidup. Dia datang mengunjungi putranya, namun keesokan harinya Nabi Ibrahim mengatakan kepada putranya:

يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ

“Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka apa pendapatmu?” (QS Ash-Shaffat ayat 102)

Apa kata putranya? يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّـهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Wahai ayah, laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu, in syaa Allah engkau mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS Ash-Shaffat ayat 102)

Disembelihlah Ismail, namun Allah menggantinya dengan seekor domba.

Nah, hari ini kita akan mencontoh Nabi Ibrahim. Bukan menyembelih putra kita, bukan anak kita yang kita korbankan kepada Allah. Hanya sedikit dari harta kita berupa hewan ternak. Tapi banyak di antara kita yang masih pelit untuk berqurban. Dia cari kambing yang paling kecil. Padahal dia bisa membeli seekor sapi.

Bagi para orangtua, para bapak, jadilah panutan yang baik buat anak-anak anda. Tugas terbesar seorang ayah adalah menyelamatkan istri dan anak-anaknya dari api neraka. Allah berfirman:  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman, selamatkanlah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka”. (QS At-Tahrim ayat 6)

Jadilah contoh yang baik buat anak-anak kita. Kalau tidak, anak-anak kita akan mengidolakan orang-orang yang tidak pantas dijadikan idola. Ketahuilah bahwa manusia akan dikumpulkan dengan orang yang dia cintai. Kasihan anak-anak kita, tatkala idola-idola mereka orang-orang fasik, orang-orang kafir yang tidak pernah beribadah, yang tidak mengajak umat manusia kepada Allah, bahkan mengajak umat manusia kepada setan dan iblis. 

Rasulullah SAW bersabda:  الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“Manusia akan dikumpulkan dengan orang yang dicintainya.” (HR Al-Bukhari)

Untuk para ibu-ibu, ketahuilah bahwa wanita itu madrasah sebelum sekolahan dibuka, wanita itu adalah madrasah ketika sekolahan itu sudah tutup, wanita adalah madrasah sepanjang masa. Engkaulah pencetak generasi masa depan bangsa. Engkau bekerja untuk membangun negeri ini.

Dan bagi para wanita, Rasulullah SAW pernah mengingatkan. Pada waktu itu sedang shalat ied, beliau datang ke shaff para wanita. 

Beliau mengatakan kepada para wanita:  يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ

“Wahai para wanita, sedekahlah kalian, berdermalah kalian”. Kenapa?

فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ

“Sesungguhnya aku melihat kebanyakan kalian adalah penghuni neraka.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Lalu ada yang bertanya, “Kenapa kebanyakan wanita jadi penghuni neraka?”

Beliau Rasulullah SAW menjawab:  يَكْفُرَن العَشِيرَ ويَكْفُرْنَ الإحْسَانَ

Kebanyakan wanita itu kufur kepada suaminya, mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya, tidak patuh kepada suaminya, padahal suami itu merupakan pintu surga buat mereka, kebaikan-kebaikan suaminya dilupakannya. 

Rasulullah SAW pun menjelaskan:

لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ : مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Andaikan engkau berbuat baik kepada mereka sepanjang tahun, kemudian mereka melihat engkau melakukan kesalahan, mereka mengatakan, ‘Aku tidak pernaaah melihat kebaikan pada dirimu sama sekali’”. Haduuh, capek deh.

Ketika itu Bilal datang ke barisan atau shaff para wanita dengan menghamparkan serbannya. Dan mereka, para wanita itu, mencopot gelangnya, kalungnya, cincinnya, tentu saja yang terbuat dari emas, dan dilemparkannya sebagai shodaqoh lemparan. Rupanya praktik shodaqoh lemparan itu sudah ada sejak jaman Nabi SAW. ما شاء الله


Jamaah iedul-adha yang berbahagia.

Setelah ini nanti, kita akan melaksanakan qurban. Nah, yang kemarin telah membeli hewan qurban namun hewannya kecil, apalagi hewannya kelihatan dalam keadaan kurang sehat, masih ada waktu untuk membeli lagi hewan qurban yang besar, gemuk, sehat, sempurna, agak mahal pun tak apa-apa. Berqurbanlah untuk Allah dan tunjukkanlah bahwa Allah lebih kita cintai dari pada apapun yang ada di dunia ini. Kesempatan menyembelih hewan qurban adalah sampai selesainya hari tasyriq.

 

اللهُ اَكْبَرُ (3x) لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah iedul-adha yang berbahagia.

Marilah kita berdoa dan juga mendo’akan umat Islam yang ada di berbagai penjuru dunia yang sedang terkena musibah. 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،

إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ، مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

اللّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِى كُلِّ مَكَانٍ، 

اللّهُمَّ انْصُرْهُمْ وَأَيِّدْهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ .

Post a Comment

Previous Post Next Post