Di tengah terik matahari yang menyengat di Mekkah, jamaah haji Indonesia dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Suhu yang dapat mencapai 50 derajat Celcius menuntut kesiapsiagaan dan kehati-hatian. Dalam situasi ini, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto, memberikan tiga pesan penting bagi para jamaah haji Indonesia.
Menjaga Kesehatan di Tengah Suhu Ekstrem
KH Chriswanto menekankan pentingnya menjaga kesehatan di tengah suhu panas ekstrem. “Sejak keberangkatan kloter pertama pada 12 Mei, jamaah haji akan menghadapi musim panas, pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, hingga September. Ia mengimbau dalam suhu panas tersebut, para jamaah haji tidak tergiur meminum air es, untuk menghindari radang tenggorokan dan gangguan kesehatan lainnya,” ujar KH Chriswanto.
Syukur dan Niat dalam Ibadah Haji
Lebih dari sekadar ritual, ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang mendalam. KH Chriswanto mengajak para jamaah untuk bersyukur dan menata niat semata karena Allah. “Banyak hal yang harus disyukuri bagi mereka yang berhasil melaksanakan ibadah haji. Sebab, dengan antrean yang luar biasa tidak semua orang bisa secepatnya menunaikan ibadah haji,” tuturnya.
Meningkatkan Budi Pekerti dan Kesalehan Sosial
Ibadah haji juga menjadi momen untuk meningkatkan budi pekerti dan kesalehan sosial. “Tanda seseorang hajinya mabrur adalah semakin meningkat budi pekerti luhurnya dan kesalehan sosialnya juga meningkat. Selalu menjaga lisannya, agar tak menyakiti hati orang lain ataupun merusak kerukunan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan,” kata KH Chriswanto.
Pilihan Haji Masiyan dan Raqiban
Dalam konteks yang sama, Habib Ubaidillah Al Hasany, Pengasuh Ponpes Al Ubaidah Kertosono, menyinggung tentang pilihan haji masiyan dan raqiban. “Namun saat itu, Rasulullah berniat menjaga perasaan jamaahnya yang tidak mempunyai kendaraan untuk berhaji. Untuk itu, Baginda Nabi Muhammad memotivasi mereka bahwa barangsiapa yang haji masiyan pahala lebih tinggi daripada yang raqiban,” ujarnya.
Tiga Hal yang Harus Dijaga dalam Ibadah Haji
Habib Ubaid juga mengingatkan tentang tiga hal penting yang harus dijaga dalam melaksanakan ibadah haji: harta yang halal, pelaksanaan manasik sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW, dan menjaga niat. “Yang ketiga, supaya menjaga niat. Inilah yang paling sulit karena niat itu ada di dalam hati dan tidak satupun orang yang bisa mempengaruhi. Ketika terjadi kesalahan dalam niat maka tidak bisa diingatkan sebab yang tahu dirinya sendiri dan Allah SWT,” imbaunya.
Perhatian Pemerintah terhadap Jamaah Haji
Pemerintah Indonesia, menurut Habib Ubaid, telah memberikan perhatian lebih dalam melayani jamaah haji, termasuk peningkatan sarana dan prasarana. “Fasilitas secara umum lebih baik dan lebih bagus daripada tahun kemaren (lebih representatif), salah satunya tenda-tenda diperbanyak,” tutupnya.