Mewujudkan 29 Karakter: Pembinaan Budi Pekerti di Masjid Ar-Rahmah

Mewujudkan 29 Karakter Pembinaan Budi Pekerti di Masjid Ar-Rahmah
Foto. Remaja dewasa dan memberikan bimbingan 29 karakter kepada anak-anak.


Di tengah persiapan Indonesia menghadapi bonus demografi pada tahun 2035-2040, dimana generasi muda akan menjadi tulang punggung bangsa, Masjid Ar-Rahmah di Kecamatan Baamang Tengah, Kabupaten Kotawaringin Timur, telah mengambil langkah proaktif. Mereka memfokuskan upaya mereka pada pembinaan anak-anak usia PAUD hingga sekolah dasar, dengan tujuan membentuk karakter dan meningkatkan keimanan.

Program ini, yang berlangsung setiap sore setelah shalat ashar hingga menjelang shalat maghrib, berupaya menanamkan 29 karakter budi pekerti yang terbagi dalam beberapa kategori:

  • Tri Sukses: Akhlaqul Kharimah, Alim dan Faqih, Mandiri
  • 6 Tobiat Luhur: Rukun, Kompak, Kerjasama yang baik, Jujur, Amanah, Mujhid muzhid
  • 4 Tali Keimanan: Bersyukur, Mempersungguh, Mengagungkan, Berdoa
  • 3 Prinsip Kerja: Benar, Kurup, Janji
  • 4 Maqodirulloh: Bersyukur atas nikmat, Istirja’ atas musibah, Sabar atas cobaan, Taubat atas kesalahan
  • 4 Roda Berputar: Bantuan antar sesama
  • 5 Syarat Kerukunan dan Kekompakkan: Komunikasi yang baik, Kejujuran, Kesabaran, Menghindari kerusakan, Perhatian dan kepedulian

Dengan pendekatan yang holistik ini, remaja Masjid Ar-Rahmah berharap dapat membekali generasi muda dengan nilai-nilai yang akan membantu mereka menjadi pemimpin yang tangguh dan beretika di masa depan. Mereka percaya bahwa dengan bekal karakter yang kuat, generasi penerus ini akan mampu mewujudkan cita-cita bangsa dan membawa Indonesia menuju kejayaan.

Pak Wiyatna, seorang tokoh masyarakat yang dikenal juga sebagai guru di salah satu SMA negeri di Sampit, sering terlihat memimpin kegiatan ini, mengajarkan nilai-nilai penting melalui tindakan dan kata-kata. Dia menjadi simbol dari upaya komunitas ini, menunjukkan bahwa pembinaan karakter dimulai dari contoh nyata yang dapat ditiru oleh anak-anak. Sehingga 29 karakter tersebut benar-benar ada dalam diri anak-anak.

Kegiatan ini tidak hanya tentang pembelajaran teori, tetapi juga praktik. Anak-anak diajak untuk menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari interaksi dengan teman sebaya hingga partisipasi dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Ini adalah investasi jangka panjang yang diharapkan akan membuahkan hasil ketika Indonesia memasuki era bonus demografi, dengan generasi emas yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Post a Comment

Previous Post Next Post