JAKARTA. Dalam era post-truth, di mana kebenaran sering kali terdistorsi oleh opini yang mengandalkan emosi daripada fakta, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tidak terkecuali menjadi sasaran fenomena ini. Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menyoroti bahaya disinformasi dan hoaks yang kian merajalela, mengancam integritas informasi yang diterima masyarakat.
Berbicara dalam “Rapat Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM), dan LDII News Network (LINES)” yang berlangsung di Jakarta, KH Chriswanto menggarisbawahi perubahan media sosial dari platform interaksi menjadi sumber opini dan informasi yang sering kali tidak diverifikasi. “Pada era post-truth yang disebut kebenaran baru, dunia digital menjadi bagian dari sebuah dinamika dalam membangun masyarakat dunia. Sehingga menggeser dunia ini menjadi boarderless, tidak ada batas untuk menyuarakan opini,” jelasnya.
KH Chriswanto menekankan bahwa opini yang beredar di media sosial terkadang dianggap sebagai berita aktual yang dapat dipercaya publik, yang mengabaikan fakta dan data objektif. Oleh karena itu, ia menyerukan pentingnya literasi digital untuk menyaring informasi yang beredar. “Harus ada keahlian untuk membedakan mana hoaks atau bukan untuk meluruskan sesuatu sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi-informasi yang berkualitas dan benar sesuai fakta,” tegasnya.
Dalam menghadapi tantangan post-truth, LDII berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa tidak semua informasi yang disebarkan adalah benar. Rakor KIM dan LINES dilihat sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberitaan, khususnya terkait LDII. “Saya memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya kepada KIM untuk memanfaatkan era digital untuk menyebarkan informasi dan dakwah kepada masyarakat dengan kualitasnya lebih baik, kita membuat berita yang menjadi trend dan disenangi masyarakat,” ujar KH Chriswanto.
Ketua DPP LDII Korbid KIM, Rulli Kuswahyudi, dan Ketua Departemen KIM DPP LDII, Ludhy Cahyana, juga menegaskan peran vital KIM dan LINES dalam menyebarkan informasi yang akurat tentang LDII. Mereka berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bertukar informasi dan evaluasi bagi KIM dan LINES dalam mempublikasikan informasi mengenai LDII kepada masyarakat luas.
Dengan pelatihan jurnalistik dan pemberdayaan generasi muda, LDII berkomitmen untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyebarkan informasi yang benar dan berkualitas, sekaligus memerangi tren informasi yang tidak berdasarkan fakta namun hanya berdasarkan popularitas topik yang dibuat oleh individu. Kegiatan ini diikuti oleh pengurus KIM dan LINES di tingkat DPD dan DPW LDII se-Indonesia secara daring, menandai langkah maju dalam memerangi disinformasi dan memastikan integritas informasi yang diterima oleh masyarakat.