Purworejo, sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki potensi alam, budaya, dan sumber daya manusia yang melimpah. Purworejo juga memiliki sejarah yang panjang dan menarik, yang dimulai dari zaman kerajaan hingga zaman kemerdekaan. Salah satu peristiwa sejarah yang penting bagi Purworejo adalah penetapan hari jadinya, yaitu tanggal 27 Februari 1831.
Hari jadi Purworejo ini ditetapkan berdasarkan perubahan nama Brengkelan menjadi Purworejo, yang diumumkan oleh Komisaris PH van Lawick van Pabst, seorang pejabat Belanda yang bertugas di Jawa Tengah pada masa itu. Perubahan nama ini didasarkan pada data yang mendukung, baik naskah Kedung Kebo maupun bukti kearsipan yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia.
Naskah Kedung Kebo adalah sebuah dokumen yang ditulis oleh Raden Mas Ngabehi Wirasaba, seorang bangsawan Jawa yang menjadi bupati Brengkelan pada tahun 1829-1831. Naskah ini berisi tentang sejarah, geografi, adat istiadat, dan pemerintahan Brengkelan. Naskah ini juga menyebutkan tentang penggantian nama Brengkelan menjadi Purworejo, yang dilakukan atas permintaan masyarakat setempat yang menginginkan nama yang lebih baik dan bermakna.
Bukti kearsipan adalah sebuah laporan yang dibuat oleh Komisaris PH van Lawick van Pabst kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Den Bosch, yang berisi tentang keadaan dan perkembangan Brengkelan pada tahun 1831. Laporan ini juga menyebutkan tentang pengumuman penggantian nama Brengkelan menjadi Purworejo, yang dilakukan pada tanggal 27 Februari 1831, di hadapan para pejabat, tokoh masyarakat, dan rakyat Brengkelan.
Perubahan nama Brengkelan menjadi Purworejo ini memiliki makna yang mendalam, baik secara historis maupun filosofis. Secara historis, perubahan nama ini menandai sebuah perubahan zaman, dari zaman kolonialisme Belanda yang menindas, menuju zaman kemerdekaan Indonesia yang merdeka. Secara filosofis, perubahan nama ini menunjukkan sebuah harapan dan cita-cita, yaitu Purworejo sebagai awal kemakmuran bagi masyarakatnya.
Nama Purworejo sendiri berasal dari kata purwa yang berarti awal, dan rejeki yang berarti kemakmuran. Jadi, Purworejo berarti awal kemakmuran, atau tempat dimulainya kemakmuran. Nama ini juga sesuai dengan kondisi alam Purworejo, yang subur dan kaya akan sumber daya alam, seperti tanah, air, hutan, dan pertanian. Nama ini juga menggambarkan karakter masyarakat Purworejo, yang rajin, ulet, dan kreatif dalam mencari nafkah dan mengembangkan daerahnya.
Penetapan hari jadi Purworejo dengan mengambil momentum perubahan nama Brengkelan menjadi Purworejo diharapkan dapat memantapkan jati diri dan melengkapi identitas Purworejo sebagai sebuah kabupaten yang bersejarah dan bermakna. Penetapan hari jadi ini juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat dan pemerintah daerah Purworejo dalam membangun daerahnya, dengan mengedepankan nilai-nilai luhur, seperti gotong royong, kebersamaan, dan kearifan lokal.
Hari ini, Purworejo merayakan hari jadinya yang ke-193. Dengan tema “Purworejo Maju, Sejahtera, dan Berdaya Saing”, Purworejo menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang, berprestasi, dan berkontribusi bagi kemajuan daerah, bangsa, dan negara. Dengan semangat Purworejo sebagai awal kemakmuran, Purworejo siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Belum ada Logo dan Tema ditemukan di web pemda Purworejo saat artikel ini dibuat. Selamat Hari Jadi Purworejo ke-193. (berbagai sumber).