LDII Dukung Pemerintah Fokus Bina Usia Dini

 


Jakarta (25/5). Dody Taufiq Wijaya, Sekretaris Umum DPP LDII, memberikan apresiasi atas kerja keras dan semangat juara Timnas Indonesia dalam SEA Games 2023 di Kamboja. Setelah menunggu selama 32 tahun, Timnas kembali meraih gelar juara dalam cabang sepak bola.

Terakhir kali Indonesia meraih juara dalam cabang sepak bola pada tahun 1987 saat menjadi tuan rumah dan pada tahun 1991 di Filipina.

"Saya setuju jika ada yang menyebut ini sebagai 'Gelombang Baru' bagi kemajuan sepak bola Indonesia. Banyak pihak yang telah merindukan kehadiran gelombang baru ini, dan hal tersebut terlihat dengan jelas dalam semangat perubahan yang terjadi di tubuh PSSI dengan manajemen yang semakin profesional dan transparan," ujar Dody saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Prestasi ini telah membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap lembaga resmi yang mengelola cabang olahraga sepak bola di Indonesia, yang sebelumnya sempat meredup. "Diharapkan hal ini dapat meningkatkan kualitas pembinaan para pelaku sepak bola dan memastikan terselenggaranya kompetisi yang sehat dan berkualitas di semua tingkatan," tambahnya.

Ia mengungkapkan bahwa terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk kemajuan sepak bola nasional, seperti pembinaan sepak bola sejak usia dini yang diiringi dengan pendidikan karakter. Hal ini bertujuan agar generasi masa depan dapat menjadi pemain profesional yang memiliki karakter kuat.

"Selain itu, pendidikan pelatih dan wasit yang memiliki karakter baik juga sangat penting agar dapat melahirkan insan sepak bola yang berkualitas internasional. Aspek lainnya adalah manajemen sepak bola yang baik, baik dari tingkat dasar hingga tingkat nasional (PSSI), serta penyelenggaraan kompetisi yang rutin dan berkualitas," tegasnya.

Dody juga menjelaskan bahwa PSSI sebenarnya telah mencanangkan strategi pengembangan komprehensif yang fokus pada empat pilar, yaitu kemitraan, program untuk pemain, kompetisi usia dini, dan pendidikan kepelatihan. Namun, pelaksanaan strategi tersebut masih menjadi pertanyaan, mengingat sepak bola Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain dan peringkat Timnas kita masih rendah.


LDII Dukung Pemerintah Fokus Bina Usia Dini


Untuk mendukung kemajuan sepak bola Indonesia, LDII berfokus pada pembinaan generasi muda melalui sepak bola dan pendidikan karakter sejak usia dini, dengan menerapkan enam karakter luhur, yaitu jujur, amanah, muzhid-mujhid, rukun, kompak, dan kerjasama yang baik.

"Selama beberapa tahun terakhir, LDII telah serius dalam membangun karakter generasi muda melalui sepak bola dengan bekerja sama dengan Senkom Mitra Polri. Senkom Mitra Polri melakukan pembinaan sepak bola usia muda dengan membentuk Forum Sepak Bola Generasi Indonesia (FORSGI)," ujarnya.

FORSGI bertugas membina generasi muda berusia 10 hingga 12 tahun melalui sepak bola yang berfokus pada pembentukan karakter. Mereka membentuk pusat-pusat latihan di berbagai daerah atau bekerja sama dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) lokal. "Mereka memberikan pelatihan kepada pelatih sepak bola usia dini, serta secara rutin menyelenggarakan festival sepak bola U10 dan U12 untuk meningkatkan kualitasnya," tambahnya.

Heriana Kurniawan, anggota Departemen Pemuda, Kepanduan, Olahraga, Seni, dan Budaya (PKOSB) DPP LDII, yang juga Sekretaris Jenderal FORSGI, sepakat dengan Dody bahwa pencapaian medali emas tersebut menjadi acuan bagi kemajuan sepak bola Indonesia. Pembinaan pemain usia muda dianggap sebagai faktor penting dalam regenerasi sepak bola ke depan.

"Pengelolaan pembinaan, terutama usia muda dan kompetisi yang semakin baik, dapat menjadi titik awal kemajuan sepak bola Indonesia. Jika hal ini dipertahankan, maka sepak bola Indonesia akan menjadi lebih baik atau setidaknya dapat dipertahankan," ujar Heriana, yang juga merupakan Pengurus Persatuan Sepak Bola Bogor (PSB).

Heriana, yang aktif dalam sepak bola usia dini, menekankan pentingnya peningkatan pembinaan usia dini dan pemahaman tentang ilmu kepelatihan. "Terutama dalam hal sarana dan prasarana latihan yang memadai," tambahnya.

Dia mendorong Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia untuk fokus pada pembinaan usia dini dan pemain muda, terutama SSB yang selama ini belum mendapatkan perhatian yang cukup.

"Selama ini, SSB bergantung pada pembiayaan mandiri, bahkan gotong royong dari orang tua pemain. Sudah saatnya PSSI turun tangan dalam pembinaan usia dini dan pemain muda, karena pelatih dan orang tua saat ini telah memberikan dedikasi besar untuk menghidupkan SSB," tambahnya.

Budi Sudarsono, mantan pemain Timnas Indonesia, juga memberikan pandangannya terkait dampak positif keberhasilan Timnas Indonesia. Menurutnya, prestasi meraih medali emas tersebut akan memberikan dampak positif bagi sepak bola Indonesia.

"Pencapaian medali emas ini tentu akan berdampak baik bagi sepak bola Indonesia. Saya percaya bahwa pemain muda perlu mendapatkan pengalaman melalui kompetisi lokal maupun internasional," ungkapnya.

Pembinaan sepak bola usia muda dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam regenerasi pemain di masa depan. "Jika pembinaan sepak bola usia dini dan pemain muda mendapatkan perhatian bersama, maka akan berdampak positif pada regenerasi Timnas Indonesia ke depan,"

1 Comments

  1. berita teerbaru tentang game indonesia cek di sini https://www.detik21.xyz/

    ReplyDelete
Previous Post Next Post