Mengenal Kalender Hijriyah dan Fase Bulan

Mengenal Kalender Hijriyah dan Fase Bulan


Kalender Hijriyah adalah kalender Islam yang berdasarkan pada pengamatan hilal (sabit) atau bulan baru untuk menentukan awal bulan dan tahun Hijriyah. Kalender ini dimulai pada tahun 622 Masehi ketika Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah.

Kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan yang didasarkan pada pengamatan hilal dan memiliki panjang sekitar 354 atau 355 hari. Dalam kalender ini, setiap bulan dimulai dengan munculnya hilal baru dan durasinya dapat bervariasi antara 29 atau 30 hari, tergantung pada pengamatan hilal. Dalam satu tahun Hijriyah, terdapat beberapa bulan yang dianggap suci seperti Ramadan, Syawal, Dzulhijjah, dan Muharram.

Penanggalan dalam kalender Hijriyah dihitung berdasarkan pada pergerakan bulan. Namun, karena durasi satu tahun Hijriyah tidak sama dengan durasi satu tahun Masehi yang berdasarkan pada pergerakan bumi mengelilingi matahari, maka penanggalan Hijriyah tidak selalu jatuh pada tanggal yang sama dengan penanggalan Masehi.

Untuk menghitung penanggalan Hijriyah, umat Islam umumnya menggunakan metode hisab, yaitu suatu sistem matematika yang menggunakan rumus untuk menghitung gerak bulan dan menentukan kapan hilal akan terlihat di awal setiap bulan baru. Namun, untuk menentukan dengan pasti kapan fase-fase bulan tersebut terjadi, biasanya dilakukan pengamatan langsung di langit oleh para ahli astronomi atau lembaga-lemabaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah.

Kalender Hijriyah memainkan peran penting dalam kehidupan Muslim, karena digunakan untuk menentukan jadwal ibadah seperti puasa, sholat, haji, dan perayaan-perayaan keagamaan.


Mengenal Kalender Hijriyah dan Fase Bulan


Berikut adalah beberapa fase bulan yang umum dikenal dalam kalender Hijriyah:

  1. Bulan Baru (Hilal): Fase ini terjadi ketika bulan baru pertama kali terlihat di langit setelah fase bulan Sabit Terakhir (Maahil Shamsiah Akhir). Fase ini menandai awal bulan baru dalam kalender Hijriyah.

  2. Sabit Muda (Hilal Tua): Fase ini terjadi sekitar satu atau dua hari setelah Bulan Baru. Pada fase ini, bulan terlihat seperti sabit yang tipis di langit malam.

  3. Sabit Pertengahan (Badal): Fase ini terjadi sekitar tujuh atau delapan hari setelah Bulan Baru. Pada fase ini, bulan terlihat setengah lingkaran di langit malam.

  4. Sabit Tua (Badal Qadim): Fase ini terjadi sekitar dua minggu setelah Bulan Baru. Pada fase ini, bulan terlihat hampir penuh di langit malam.

  5. Purnama (Badal Kamel): Fase ini terjadi sekitar tiga minggu setelah Bulan Baru. Pada fase ini, bulan terlihat penuh di langit malam.

Setelah fase Purnama, bulan mulai memudar kembali dan kembali ke fase Sabit Muda, dan siklus bulan Hijriyah dimulai kembali.

Berikut adalah nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah beserta arti dari masing-masing nama:

  1. Muharram: Bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Nama Muharram berasal dari kata "haram" yang berarti suci. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang suci dan di dalamnya terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu perang Karbala.

  2. Safar: Bulan kedua dalam kalender Hijriyah. Nama Safar berasal dari kata "sifr" yang berarti kosong. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang kurang beruntung dan di dalamnya dilarang melakukan perang.

  3. Rabiul Awal: Bulan ketiga dalam kalender Hijriyah. Nama Rabiul Awal berasal dari kata "rabi" yang berarti musim semi. Bulan ini dianggap sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

  4. Rabiul Akhir: Bulan keempat dalam kalender Hijriyah. Nama Rabiul Akhir berasal dari kata "rabi" yang berarti musim semi.

  5. Jumadil Awal: Bulan kelima dalam kalender Hijriyah. Nama Jumadil Awal berasal dari kata "jumda" yang berarti kesulitan. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang sulit.

  6. Jumadil Akhir: Bulan keenam dalam kalender Hijriyah. Nama Jumadil Akhir berasal dari kata "jumda" yang berarti kesulitan.

  7. Rajab: Bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Nama Rajab berasal dari kata "rajaba" yang berarti mengagungkan. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang mulia.

  8. Sya'ban: Bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Nama Sya'ban berasal dari kata "syu'b" yang berarti cabang. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang berguna untuk beribadah dan menyiapkan diri menjelang bulan Ramadan.

  9. Ramadan: Bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah. Nama Ramadan berasal dari kata "ramada" yang berarti panas yang sangat. Bulan ini dianggap sebagai bulan suci yang penuh berkah, di mana umat Muslim melaksanakan puasa selama sebulan penuh.

  10. Syawal: Bulan kesepuluh dalam kalender Hijriyah. Nama Syawal berasal dari kata "syiwal" yang berarti naik. Bulan ini dianggap sebagai bulan penuh sukacita dan kegembiraan, karena di dalamnya terdapat perayaan Idul Fitri.

  11. Dzulqaidah: Bulan sebelas dalam kalender Hijriyah. Nama Dzulqaidah berasal dari kata "qada" yang berarti menetapkan.

  12. Dzulhijjah: Bulan terakhir dalam kalender Hijriyah. Nama Dzulhijjah berasal dari kata "hajj" yang berarti haji. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan di dalam bulan Dzulhijjah terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu ibadah haji. Pada bulan ini, umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Mekah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, yaitu ibadah haji. Di dalam bulan Dzulhijjah juga terdapat perayaan Idul Adha, yang merupakan hari raya umat Muslim yang dirayakan dengan berkurban.

    Itulah nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah beserta arti dari masing-masing nama. Kalender Hijriyah merupakan kalender yang digunakan oleh umat Muslim sebagai acuan dalam menentukan waktu-waktu ibadah, seperti shalat dan puasa, serta perayaan-perayaan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.


Post a Comment

Previous Post Next Post