Budidaya Udang Vaname dengan Memanfaatkan PLTS ala Warga LDII Lamongan

Budidaya Udang Vanami Instensif dengan Memanfaatkan PLTS ala Warga LDII Lamongan

Lamongan
– Inovasi budidaya udang vaname intensif yang digagas warga LDII Lamongan dengan memanfaatkan energi listrik dari matahari mendapat apresiasi Kepala Dinas Perikanan Lamongan.

Apresiasi ini disampaikan Kepala Dinas Perikanan, Yuli Wahyuono saat berkunjung ke lokasi bersama penyuluh perikanan untuk melihat inovasi ini secara langsung, Senin (29/8). “Ini adalah salah satu Inovasi perikanan di Lamongan dari beberapa inovasi yang ada. Seperti pusat penggelondongan ikan bandeng di Glagah. Inovasi-inovasi ini akan kita komunikasikan dengan berbagai pihak terkait untuk pengembangannya,” Kata Kepala Dinas Perikanan.

Yuli melanjutkan, Teknologi PLTS ini paling cocok diterapkan pada budidaya udang secara intensif, karena listriknya untuk menggerakkan mesin seperti kincir. “Penggunaan PLTS ini awalnya memang biayanya mahal, tapi selanjutnya bisa lebih murah,” ungkapnya.

Budidaya Udang Vanami Instensif dengan Memanfaatkan PLTS ala Warga LDII Lamongan

“Saya Apresiasi, inovasi ini sangat bagus sekali, ini bagian teknologi tepat guna untuk bisang budidaya perikanan, harapan kami bisa berlanjut pada wilayah-wilayah lain. Di Lamongan ini budidaya yang paling menonjol adalah udang vaname. Dalam budidaya intensif sangat diperlukan kincir, padahal saat ini BBM untuk penggerak diesel untuk kincir mahal dan kadang-kadang langka, begitu juga listrik,” kata Kepala Dinas Perikanan.

Kepala Dinas Perikanan memandang PLTS ini sebagai solusi penghematan BBM dengan menggunakan energi baru terbarukan, “maka perlu disosialisasikan, diinformasikan kepada para pembudidaya yang ada di Kabupaten Lamongan,” katanya.

Menutup pembicaraan santai di rumah Hamam, Kepala Dinas Perikanan baru menemukan Inovasi ini di Desa Geger, “ini salah satu wujud pengabdian LDII untuk masyarakat Lamongan,” pungkasnya.

Budidaya Udang Vanami Instensif dengan Memanfaatkan PLTS ala Warga LDII Lamongan


Hamam menuturkan, “Kolam yang diusahakan ukuran 5×15 meter ini diisi udang dengan padat tebar 250 ekor/M2, yang dipelihara secara intensif selama 2-2,5 bulan sudah bisa dipanen. Perkiraan hasil sekitar 1,5 kwintal dengan harga rata-rata 30 ribu/kg dihasilkan 5 juta”.

“Awalnya sih coba-coba, karena berhasil ya diteruskan,” Ungkap Hamam.

Hamam, Sarjana Teknik Sipil ini menceritakan, untuk mewujudkan gagasannya membuat usaha budidaya udang intensif dengan sistem otomatis ini, dia nekad mengorbankan gajinya sebagai perangkat desa selama 1 tahun untuk membuat kolam. “Alhamdulillah kok berhasil” katanya.

Pembangkit listrik tenaga surya yang dikembangkan Hamam ini juga membuat membuat masyarakat keheranan, “Pernah ketika ada pemadaman listrik rumah saya terang sendiri, diselidiki orang, tidak ada genset yang nyala, baru saya beritahu bahwa ini pakai pakai PLTS,” cerita Hamam.

15 unit panel surya yang dikembangkan Hamam digunakan sebagai energi untuk menggerakkan turbin/kincir, pompa air sibel, pemberi pakan otomatis, aerator dan juga untuk penerangan.

Ketua DPD LDII Lamongan, H. Agus Yudi, sangat antusias dengan program energi baru terbarukan yang digagas salah satu wakil ketua ini, “Program PLTS ini salah satu upaya untuk mensukseskan program 8 bidang pengabdian LDII untuk Bangsa. Ini akan kita kembangkan dan kita sinergikan dengan pihak terkait”katanya.

H. Agus Yudi memandang, Inovasi budidaya udang vaname dengan memanfaatkan energi matahari ini satu-satunya yang ada diLamongan. “Inovasi ini dari warga LDII, silahkan diadopsi masyarakat Lamongan, tim kami siap mendampingi” pungkasnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post