LDII Kediri, (21/6). Pelatihan keterampilan menjahit resmi dibuka di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Miftahul Huda, Desa Blawe, Kabupaten Kediri, pada Rabu (18/6). Program ini diikuti oleh 20 peserta dari berbagai daerah, dengan total durasi pelatihan mencapai 260 jam pelajaran. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Pondok Pesantren Wali Barokah Kota Kediri dan BLKK Miftahul Huda, sebagai upaya membekali santri dengan keterampilan wirausaha guna menunjang kemandirian pasca pendidikan pesantren.
Hadir dalam acara pembukaan, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, Ibnu Imad, yang memberikan arahan dan semangat kepada para peserta. Dalam sambutannya, Ibnu Imad menekankan pentingnya pendidikan vokasi yang menyentuh langsung dunia kerja.
“Keterampilan tidak cukup hanya diberikan di awal, harus diasah terus melalui pelatihan praktis seperti di BLK komunitas ini,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pembangunan karakter kerja. “Tidak cukup hanya terampil, tapi juga harus punya sikap—disiplin, kreatif, inisiatif, mampu bekerja sama, dan tangguh menghadapi tantangan. Inilah fondasi mental yang harus dimiliki tenaga kerja masa kini,” lanjutnya.
Pelatihan ini dilaksanakan secara boarding, sehingga peserta dapat fokus penuh tanpa gangguan logistik. Materi yang diberikan mencakup pengetahuan desain, pemilihan bahan tekstil, teknik menjahit, hingga persiapan uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) berstandar nasional dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Dalam wawancara terpisah, Ibnu Imad menyoroti dinamika ketenagakerjaan di Kabupaten Kediri yang masih menghadapi angka pengangguran cukup tinggi. “Pergeseran kebutuhan tenaga kerja akibat disrupsi digital menuntut pekerja untuk lebih adaptif. Pelatihan seperti ini penting agar mereka bisa segera terserap di dunia kerja atau membuka usaha sendiri,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah Kota Kediri, Drs. KH. Sunarto, M.Si., menjelaskan bahwa pelatihan ini bagian dari pelaksanaan trisukses yang dicanangkan LDII—membentuk generasi berakhlakul karimah, alim-faqih, dan mandiri.
“Kami membekali santri dengan keterampilan menjahit sebagai bekal masa depan, terutama bagi santri putri yang akan menyelesaikan masa belajarnya. Ini bagian dari upaya mempersiapkan mereka menjadi pribadi yang mandiri dan siap terjun ke masyarakat,” ujar KH. Sunarto.
Dengan pelatihan yang berbasis karakter, keterampilan, dan sertifikasi, kegiatan ini diharapkan melahirkan lulusan yang kompeten, berdaya saing tinggi, serta siap menjadi bagian dari solusi pengentasan pengangguran di daerah.