KEDIRI. Menara Asmaul Husna merupakan salah satu ikon kota Kediri. Berada di kawasan Ponpes Wali Barokah. Kemegahan dan keelokannya menarik perhatian banyak kalangan. Satu diantaranya, Sekretaris LPBI NU Pusat (Lembaga Penanganan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama) Yayah Ruchyati. Beserta staf ia mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kediri, pada Senin (15/8/2022).
Yayah yang juga Direktur Program PKMM-CBA (Penguatan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi Covid-19 dan Bencana Alam) di LPBI NU itu mengatakan, kedatangannya ke Ponpes Wali Barokah adalah yang pertama kali. Meski demikian, Kota Kediri bukan hal asing baginya. Ia penasaran dengan Menara Asmaul Husna yang ikonik sekaligus menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kota Kediri.
Dalam kunjungan tersebut, Yayah yang didampingi beberapa pengurus LPBI NU Kota Kediri disambut oleh Wakil Ketua Ponpes Wali Barokah Kediri H. Agus DS bersama beberapa pengurus pondok. Agus DS mengapresiasi kunjungan tersebut karena dengan demikian mengangkat nama menara yang memiliki tinggi 99 meter itu sebagai destinasi wisata religi di Kota Kediri yang layak dikunjungi.
Ia menjelaskan, Menara Asmaul Husna memulai pembangunannya pada tahun 2000, merespon keinginan Wali Kota Kediri saat itu H. A. Maschut agar di Kota Kediri mempunyai ikon yang dapat mengangkat nama Kota Kediri sampai ke tingkat nasional. Atas dasar itulah Ponpes Wali Barokah membangun Menara Asmaul Husna yang awalnya direncanakan setinggi 70 meter.
Melalui proses yang berliku, akhirnya pembangunan menara selesai tahun 2009 dan diresmikan oleh H. Jusuf Kalla, yang kala itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI.
Yayah terkesan dengan keberadaan menara itu. Ia dan rombongan mengapresiasi sambutan pengurus pondok karena selain mengunjungi menara, ia dapat bersilaturahim dengan para pengurus dan menjelaskan program kerja timnya.
Rencana tim tersebut selanjutnya adalah penyusunan Struktur Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) yang didalamnya terdapat struktur organisasi mulai Lurah Betet, LPMK, RT, RW, Karang Taruna, PKK, Posyandu, Linmas, Toga, Tomas yang terbagi dalam beberapa seksi seperti logistik, sarana-prasarana, dan lainnya.
Struktur tersebut juga melakukan pendalaman SOP dalam menghadapi ancaman kebakaran lahan khususnya di wilayah Kelurahan Betet, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. (Mzda).