LDII DI INDONESIA
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
LDII adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia, merupakan organisasi kemasyarakatan yang resmi dan legal yang mengikuti ketentuan UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi kemasyarakatan, serta pelaksanaannya meliputi PP No. 18 tahun 1986 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 tahun 1986.
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Program kerja dan pengurus mulai dari tingkat Pusat sampai dengan tingkat Desa. LDII sudah tercatat di Badan Kesatuan Bangsa dan perlindungan Masyarakat (Bakesbang & Linmas) Departemen Dalam Negeri.
Berdirinya organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mulai didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI).
Pada musyawaroh besar (MUBES) YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI).
Pada musyawaroh besar (MUBES) LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Jendral Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Dari data-data tersebut bahwa Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) adalah suatu organisasi yang betul-betul resmi dan legal diakui oleh pemerintah yang sah mengikuti peraturan pemerintah nomor. 18 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan.
MOTTO LDII
– ada tiga [3] motto, yaitu:[1] “Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan yang mengajak kepada kebajikan dan menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung” – [ Q.S. Ali Imron, ayat: 104 ]
[2] “Katakanlah ini lah jalan (agama)-ku, dan orang–orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha suci Allah dan aku tiada termasuk golongan orang yang musyrik” – [ Q.S. Yusuf, ayat:108 ];
[3] “Serulah (semua manusia) kepada jalannya Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan yang lebih baik” – [ Q.S. An-Nahl, ayat 125 ].
VISI, MISI, STRATEGI
VISI LDII
Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, Lembaga Dakwah Islam Indonesia mempunyai Visi sebagai berikut:
“Menjadi organisasi dakwah Islam yang profesional dan berwawasan luas, mampu membangun potensi insani dalam mewujudkan manusia Indonesia yang melaksanakan ibadah kepada Allah, menjalankan tugas sebagai hamba Allah untuk memakmurkan bumi dan membangun masyarakat madani yang kompetitif berbasis kejujuran, amanah, hemat, dan kerja keras, rukun, kompak, dan dapat bekerjasama yang baik”
MISI LDII
Sejalan dengan visi organisasi tersebut, maka misi Lembaga Dakwah Islam Indonesia adalah:
“Memberikan konstribusi nyata dalam pembangunan bangsa dan negara melalui dakwah, pengkajian, pemahaman dan penerapan ajaran Islam yang dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan dan terintegrasi sesuai peran, posisi, tanggung jawab profesi sebagai komponen bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”
STRATEGI LDII
Untuk pencapaian MISI LDII tersebut akan dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
[1] Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia dan meningkatkan kualitas sumberdaya pembangunan yang memiliki etos kerja produktif dan professional, yang memiliki kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan, dan berkemampuan manajemen;
[2] Memberdayakan dan menggerakkan potensi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan untuk beramal sholih melakukan pengabdian masyarakat di bidang sosial budaya, ekonomi dan politik;
[3] Menumbuhkembangkan kegiatan usaha dan kegiatan kewirausahaan dalam rangka pembenahan ekonomi umat sesuai tuntutan kebutuhan, baik pada sektor formal maupun informal melalui usaha bersama dan usaha koperasi, serta bentuk badan usaha lain;
[4] Mendorong pembangunan masyarakat madani [civil society] yang kompetitif, dengan tetap mengembangkan sikap persaudaraan [ukhuwwah] sesama umat manusia, komunitas muslim, serta bangsa dan negara, sikap kepekaan dan kesetiakawanan sosial, dan sikap terhadap peningkatan kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta membangun dan memperkuat karakter bangsa;
[5] Meningkatkan advokasi, penyadaran dan pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya supremasi hukum, kewajiban azasi manusia [KAM], hak azasi manusia [HAM], dan tanggung-jawab azasi manusia [TAM] serta penanggulangan terhadap ancaman kepentinganpublik dan perusakan lingkungan
[6] Meningkatkan advokasi, penyadaran dan pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya supremasi hukum, kewajiban azasi manusia [KAM], hak azasi manusia [HAM], dan tanggung-jawab azasi manusia [TAM] serta penanggulangan terhadap ancaman kepentinganpublik dan perusakan lingkungan
TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR
TUJUAN LDII
Sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsinya, maka tujuan LDII adalah:
“Meningkatkan kualitas peradaban, hidup, harkat dan martabat kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta turut serta dalam pembangunan manusia Indonesia sutuhnya, yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa guna terwujudnya masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila, yang diridhoi Allah Subhanahu Wa ta’ala.”
SASARAN LDII
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran sebagai berikut:
[1] Meningkatnya kegiatan dakwah Islam secara merata di seluruh tanah air;
[2] Meningkatnya kualitas hidup masyarakat Islam secara merata;
[3] Meningkatnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam secara merata;
[4] Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia masyarakat Islami;
[5] Meningkatnya partisipasi masyarakat Islam dalam berbagai program pembangunan bangsa dan negara;
[6] Meningkatnya kerukunan beragama dan kesetia-kawanan sosial.
INDIKATOR LDII
Indikator dari masing-masing sasaran sebagai ukuran pencapaian antara lain:
[1] Indikator meningkatnya kegiatan dakwah Islam secara merata di seluruh tanah air;
[2] Indikator meningkatnya kualitas hidup masyarakat Islam secara merata;
[3] Indikator meningkatnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam secara merata;
[4] Indikator meningkatnya kualitas sumberdaya manusia masyarakat Islami;
[5] Indikator meningkatnya partisipasi masyarakat Islam dalam berbagai program pembangunan bangsa dan negara;
[6] Indikator meningkatnya kerukunan beragama dan kesetiakawanan sosial.
Sejarah Berdirinya LDII
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) pertama kali berdiri pada 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama Yayasan Lembaga Karyawan Islam (YAKARI). Pada Musyawarah Besar (Mubes) tahun 1981 namanya diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI), dan pada Mubes tahun 1990, atas dasar Pidato Pengarahan Bapak Sudarmono, SH. Selaku Wakil Presiden dan Bapak Jenderal Rudini sebagai Mendagri waktu itu, serta masukan baik pada sidang-sidang komisi maupun sidang Paripurna dalam Musyawarah Besar IV LEMKARI tahun 1990, selanjutnya perubahan nama tersebut ditetapkan dalam keputusan, MUBES IV LEMKARI No. VI/MUBES-IV/ LEMKARI/1990, Pasal 3, yaitu mengubah nama organisasi dari Lembaga Karyawan Dakwah Islam yang disingkat LEMKARI yang sama dengan akronim LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia), diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia, yang disingkat LDII.
Baca juga : Pengurus DPP LDII Masa Bhakti 2021 - 2026 (ldiisampit.or.id)
Motto LDII
Ada 3 Motto LDII adalah :
1. Yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan yang mengajak kepada kebajikan dan menyuruh pada yang ma’ruf (perbuatan baik) dan mencegah dari yang munkar (perbuatan tercela), mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali Imron, No. Surat: 3, Ayat: 104).
2. Yang artinya: “Katakanlah inilah jalan (agama) – Ku, dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah (dalil/dasar hukum) yang nyata. Maha suci Allah dan aku tidak termasuk golongan orang yang musyrik”. (QS. Yusuf, No.Surat: 12, Ayat: 108).
3. Yang artinya: “Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan yang lebih baik”. (QS. An-Nahl, No.Surat: 16, Ayat: 125).
Pendiri LDII
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang pada awal mula berdirinya pada 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur bernama Yayasan Lembaga Karyawan Islam (YAKARI) yang kemudian diubah menjadi Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI) didirikan oleh:
Drs. Nur Hasyim.
Drs. Edi Masyadi.
Drs. Bahroni Hertanto.
Soetojo Wirjo Atmodjo BA.
Wijono BA.
Badan Hukum LDII sebagai Ormas
Baca juga : LDII adalah Ormas Islam di Indonesia (ldiisampit.or.id)
Dasarnya, yaitu Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. AHU-18. AH.01.06. Tahun. 2008, Tanggal, 20 Februari 2008.
Isi Keputusan:
PERTAMA: Memberikan Pengesahan Akta Pendirian: LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA disingkat LDII, NPWP. 02.414.788.6-036.000 berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia, sebagaimana anggaran dasarnya termuat dalam AKTA Nomor 01 tanggal 03 Januari 1972 yang dibuat oleh Notaris Mudijomo berkedudukan di Surabaya dan Akta Nomor 13 Tanggal 27 September 2007, yang dibuat di hadapan Notaris Gunawan Wibisono, SH, berkedudukan di Surabaya dan oleh karena itu mengakui lembaga tersebut sebagai badan hukum pada hari pengumuman anggaran dasarnya dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
KEDUA: Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Baca juga : Pengurus DPP LDII Masa Bhakti 2021 - 2026 (ldiisampit.or.id)
Kegiatan LDII
Bidang Pendidikan Keterampilan, Kepemudaan, dan Olahraga
Dalam bidang Pendidikan Keterampilan, Kepemudaan dan Olahraga, LDII menyelenggarakan kursus keorganisasian, keterampilan, perkemahan pemuda, dan kegiatan Pramuka. Dalam bidang olahraga, di antaranya menyelenggarakan Pencak Silat Persinas ASAD (Ampuh Sehat Aman Damai) yang sudah menjadi anggota IPSI, sudah mengikuti turnamen Pencak Silat tingkat Nasional, turnamen sepak bola sampai tingkat Nasional dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada tahun-tahun 1991, 1994, dan 1996, 2000 dan 2002.
Bidang Ekonomi
LDII peduli dan turut serta dalam pemberdayaan ekonomi rakyat dengan uji coba mengadakan kegiatan Usaha Bersama (UB) yang berbasis di tingkat Pimpinan Cabang ( PC) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sumber Pendanaan LDII
Di dalam membiayai segala macam aktivitasnya menurut ketentuan ART organisasi pasal 30, LDII mendapatkan dana dari sumbangan yang tidak mengikat. Sebagian besar dana sumbangan dikumpulkan dari warga LDII sendiri (swadana). Selain dari warganya, LDII juga menerima sumbangan dalam berbagai bentuk dari perorangan, pihak swasta maupun pemerintah Republik Indonesia.
Metode Pengajaran LDII
LDII menggunakan metode pengajian tradisional, yaitu guru-guru yang berasal dari beberapa alumni pondok pesantren kenamaan, seperti: Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo, Tebu Ireng di Jombang, Kebarongan di Banyuwangi, Langitan di Tuban, dll. Mereka bersama-sama mempelajari ataupun bermusyawarah beberapa waktu terlebih dahulu sebelum menyampaikan pelajaran dari Alquran dan Hadis kepada para jama’ah pengajian rutin atau kepada para santriwan dan santriwati di pondok-pondok LDII, untuk menjaga supaya tidak terjadi kekeliruan dalam memberikan penjelasan tentang pemahaman Alquran dan Hadis. Kemudian guru mengajar murid secara langsung (manquul) baik bacaan, makna (diterjemahkan secara harfiyah), dan keterangan, dan untuk bacaan Alquran memakai ketentuan tajwid.
Apakah yang dimaksud dengan “Manquul?” “Manquul” berasal dari bahasa Arab, yaitu “Naqola-Yanqulu”, yang artinya “pindah”. Maka ilmu yang manquul adalah ilmu yang dipindahkan / transfer dari guru kepada murid. Dengan kata lain, Manqul artinya berguru, yaitu terjadinya pemindahan ilmu dari guru kepada murid. Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad dalam Hadis Abu Daud,
Yang artinya: “Kamu sekalian mendengarkan dan didengarkan dari kamu sekalian dan didengar dari orang yang mendengarkan dari kamu sekalian”.
Dalam pelajaran tafsir, “Tafsir Manquul” berarti mentafsirkan suatu ayat Alquran dengan ayat Alquran lainnya, mentafsirkan ayat Alquran dengan Hadis, atau mentafsirkan Alquran dengan fatwa shohabat. Dalam ilmu Hadis, “manquul” berarti belajar Hadis dari guru yang mempunyai isnad (sandaran guru) sampai kepada Nabi Muhammad. Dasarnya adalah ucapan Abdulloh bin Mubarok dalam Muqodimah Hadis Muslim, yang artinya: “Isnad itu termasuk agama, seandainya tidak ada isnad niscaya orang akan berkata menurut sekehendaknya sendiri”.
Dengan mengaji yang benar yakni dengan cara manqul, musnad dan mutashil (persambungan dari guru ke guru berikutnya sampai kepada shohabat dan sampai kepada Nabi Muhammad), maka secepatnya kita dapat menguasai ilmu Alquran dan Hadis dengan mudah dan benar. Dengan demikian, kita segera dapat mengamalkan apa yang terkandung di dalam Alquran dan hadis sebagai pedoman ibadah kita. Dan sudah barang tentu penafsiran Alquran harus mengikuti apa yang telah ditafsirkan oleh Nabi Muhammad.
Aktivitas Pengajian LDII
LDII menyelenggarakan pengajian Al Qur’an dan Al Hadits dengan rutinitas kegiatan yang cukup tinggi. Di tingkat PAC (Desa/Kelurahan) umumnya pengajian diadakan 2-3 kali seminggu, sedangkan di tingkat PC (Kecamatan) diadakan pengajian seminggu sekali. Untuk memahamkan ajarannya, LDII mempunyai program pembinaan cabe rawit (usia prasekolah sampai SD) yang terkoordinasi diseluruh masjid LDII. Selain pengajian umum, juga ada pengajian khusus remaja dan pemuda, pengajian khusus Ibu-ibu, dan bahkan pengajian khusus Manula/Lanjut usia.Ada juga pengajian UNIK (usia nikah). Disamping itu ada pula pengajian yang sifatnya tertutup, juga pengajian terbuka . Pada musim liburan sering diadakan Kegiatan Pengkhataman Alquran dan hadis selama beberapa hari yang biasa diikuti anak-anak warga LDII dan non LDII untuk mengisi waktu liburan mereka. Dalam pengajian ini pula diberi pemahaman kepada peserta didik tentang bagaimana pentingnya dan pahalanya orang yang mau belajar dan mengamalkan Alquran dan hadis dalam keseharian mereka.
LDII mengadakan berbagai forum tipe pengajian berdasarkan kelompok usia dan gender antara lain:
1. Pengajian kelompok tingkat PAC
Pengajian ini diadakan rutin 2 – 3 kali dalam seminggu di masjid-masjid, mushalla-mushala atau surau-surau yang ada hampir di setiap desa di Indonesia. Setiap kelompok PAC biasanya terdiri 50 sampai 100 orang jamaah. Materi pengajian di tingkat kelompok ini yaitu Quran (bacaan, terjemahan dan keterangan), hadis-hadis himpunan, dan nasihat agama. Dalam forum ini pula jamaah LDII diajari hafalan-hafalan doa, dalil-dalil Quran Hadis dan hafalan surat–surat pendek ALquran. Dalam forum pengajian kelompok tingkat PAC ini jamaah juga dikoreksi amalan ibadahnya seperti praktek berwudu dan salat.
2. Pengajian Cabe rawit
Pengembangan mental agama dan akhlakul karimah jamaah dimulai sejak usia dini. Masa kanak-kanak merupakan pondasi utama dalam pembentukan keimanan dan akhlak umat, sebab pada usia dini seorang anak mudah dibentuk dan diarahkan. Pengajian Cabe rawit diadakan setiap hari di setiap kelompok pengajian LDII dengan materi antara lain bacaan iqro’, menulis pegon, hafalan doa-doa, dan surat-surat pendek Alquran. Forum pengajian Caberawit juga diselingi dengan rekreasi dan bermain.
3. Pengajian Muda-mudi
Muda-mudi atau usia remaja perlu mendapat perhatian khusus dalam pembinaan mental agama. Pada usia ini pola pikir anak mulai berkembang dan pengaruh negatif pergaulan dan lingkungan semakin kuat. Karena itu pada masa ini perlu menjaga dan membentengi para remaja dengan kefahaman agama yang memadai agar generasi muda LDII tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat, dosa-dosa dan pelanggaran agama yang dapat merugikan masa depan mereka. Sebagai bentuk kesungguhan dalam membina generasi muda, LDII telah membentuk tim Penggerak Pembina Generus (PPG) yang terdiri dari pakar pendidikan dan ahli psikologi. Pembinaan generasi muda dalam LDII setidaknya memiliki 3 sasaran yaitu:
Menjadikan generasi muda yang sholeh, alim (banyak ilmunya) dan fakih dalam beribadah.
Menjadikan generasi muda yang berakhlakul karimah (berbudi pekerti luhur), berwatak jujur, amanah, sopan dan hormat kepada orang tua dan orang lain
Menjadikan generasi muda yang tertib, disiplin, trampil dalam bekerja dan bisa hidup mandiri
4. Pengajian Wanita/ibu-ibu
Para wanita, ibu-ibu dan remaja putri perlu diberi wadah khusus dalam pembinaan keimanan dan peningkatan kepahaman agama, mengingat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum ibu/wanita. Sabda Rasulullah SAW:
“Diperlihatkan padaku Neraka, maka ketika itu kebanyakan penghuninya adalah wanita.” Hadis riwayat Bukhori dalam Kitabu al-Imaan
Selain itu banyak persoalan khusus dalam agama Islam menyangkut peran wanita dan para ibu. Haid, kehamilan, nifas, bersuci (menjaga najis), mendidik dan membina anak, melayani dan mengelola keluarga merupakan persoalan khusus wanita dan ibu-ibu. Disamping memberikan kerampilan beribadah forum pengajian Wanita / ibu-ibu LDII juga memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis tentang keputrian yang berguna untuk bekal hidup sehari-hari dan menunjang penghasilan keluarga.
5. Pengajian Lansia
Para Lansia perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat pada usia senja diharapkan umat muslim lebih mendekatkan diri kepada Allah sebagai persiapan menghadap kepada Ilahi dalam keadaan khusnul khotimah.
“Sesungguhnya pengamalan itu dilihat dari akhirnya”
6. Pengajian Umum
Pengajian umum merupakan forum gabungan antara beberapa jamaah PAC dan PC LDII. Pengajian ini juga merupakan wadah silaturahim antar jamaah LDII untuk membina kerukunan dan kekompakan antar jamaah.
Semua pengajian LDII bersifat terbuka untuk umum, siapapun boleh datang mengikuti setiap pengajian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Sumber Hukum LDII
Sumber hukum LDII adalah Alquran dan Hadis. Dalam memahami Alquran dan Hadis, ulama LDII juga menggunakan ilmu alat seperti ilmu nahwu, shorof, badi’, ma’ani, bayan, mantek, balaghoh, usul fiqih, mustholahul-hadits, dan sebagainya. Ibarat orang akan mencari ikan perlu sekali menggunakan alat untuk mempermudah menangkap ikan, seperti jala ikan. Perumpamaannya adalah seperti orang yang akan mencari jarum di dalam sumur perlu menggunakan besi semberani. Untuk memahami arti dan maksud ayat-ayat Alquran tidak cukup hanya dengan penguasaan dalam bahasa ataupun ilmu shorof. Alquran memang berbahasa Arab tapi tidak berarti orang yang mampu berbahasa Arab akan mampu pula memahami arti dan maksud dari ayat-ayat Al-Qur’an dengan benar. Penguasaan di bidang bahasa Arab hanyalah salah satu kemampuan yang patut dimiliki oleh seorang da’i atau muballigh, begitupun ilmu alat (nahwu shorof).
8 BIDANG PENGABDIAN LDII adalah sebagai berikut :
Pertama, pada bidang kebangsaan, LDII akan terus mengupayakan bahwa Bahasa Indonesia merupakan aset pemersatu bangsa. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia perlu terus dibina dan dikembangkan.
Kedua, pada bidang keagamaan, LDII terus mengupayakan agar dakwah Islam merupakan hak setiap ummat Islam. Dengan demikian, LDII perlu memberi perhatian kepada kelompok-kelompok masyarakat marjinal yang selama ini kurang diperhatikan, seperti masyarakat di daerah terpencil dan perbatasan, penderita tuna rungu dan disabilitas lainnya, penderita kusta, dan narapidana.
Ketiga, pada bidang pendidikan, LDII akan terus membantu pemerintah dalam membangun sistem pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter “Profesional Religius”, yang mengkombinasikan moral character dan performance character yang bersumber dari ajaran agama Islam dan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. LDII melaunching platform pendidikan yang diberi nama Pondok Karakter.
Keempat, pada bidang kesehatan, LDII akan terus mendorong program program pemerintah dalam penggunaan obat herbal, berdampingan dengan penggunaan obat konvensional, sehingga obat herbal bukan sebagai komplementary atau pelengkap, melainkan menjadi obat yang memiliki khasiat tersendiri.
Kelima, pada bidang energi baru dan terbarukan, LDII akan terus mendorong agar energi baru dan terbarukan ini dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan, mengingat potensinya yang sungguh sangat massif di Indonesia, dan hingga saat ini, masih kurang dioptimalkan.
Keenam, pada bidang perekonomian, LDII akan terus mendorong bahwa perekonomian seyogyanya disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan yang dapat diwujudkan melalui pengembangan ekonomi syariah, yang lebih menekankan kerjasama, bukan melulu persaingan bebas dalam mekanisme ekonomi pasar.
Ketujuh, pada bidang penggunaan teknologi digital yang di Indonesia sangat massif dewasa ini, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka LDII akan terus mengupayakan agar penggunaan teknologi digital hendaknya lebih diarahkan pada hal-hal yang sifatnya produktif dan positif, bukan hanya pada yang konsumtif. Dengan demikian, sisi negatif dari teknologi digital ini dapat dieliminir.
Kedelapan, pada bidang pangan, LDII mendorong agar Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu, lahan-lahan tidur yang tidak produktif seperti lahan gambut supaya diinovasi agar dapat menjadi lahan yang produktif, yang pada gilirannya dapat mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia.
LDII di Provinsi dan Kabupaten se Indonesia Existing dan rencana pembentukan
LDII Aceh | LDII Banda Aceh |
LDII Sumatra Utara | LDII Medan |
LDII Sumatra Barat | LDII Padang |
LDII Riau | LDII Pekanbaru |
LDII Kepulauan Riau | LDII Tanjung Pinang |
LDII Jambi | LDII Jambi |
LDII Bengkulu | LDII Bengkulu |
LDII Sumatra Selatan | LDII Palembang |
LDII Kepulauan Bangka Belitung | LDII Pangkal Pinang |
LDII Lampung | LDII Bandar Lampung |
LDII Daerah Khusus Ibukota Jakarta | LDII Jakarta |
LDII Banten | LDII Serang |
LDII Jawa Barat | LDII Bandung |
LDII Jawa Tengah | LDII Semarang |
LDII Daerah Istimewa Yogyakarta | LDII Yogyakarta |
LDII Jawa Timur | LDII Surabaya |
LDII Bali | LDII Denpasar |
LDII Nusa Tenggara Barat | LDII Mataram |
LDII Nusa Tenggara Timur | LDII Kupang |
LDII Kalimantan Barat | LDII Pontianak |
LDII Kalimantan Tengah | LDII Palangka Raya |
LDII Kalimantan Selatan | LDII Banjarmasin |
LDII Kalimantan Timur | LDII Samarinda |
LDII Kalimantan Utara | LDII Tanjung Selor |
LDII Sulawesi Utara | LDII Manado |
LDII Gorontalo | LDII Gorontalo |
LDII Sulawesi Tengah | LDII Palu |
LDII Sulawesi Barat | LDII Mamuju |
LDII Sulawesi Selatan | LDII Makassar |
LDII Sulawesi Tenggara | LDII Kendari |
LDII Maluku Utara | LDII Tidore Kepulauan |
LDII Maluku | LDII Ambon |
LDII Papua Barat | LDII Manokwari |
LDII Papua | LDII Jayapura |
1 | LDII | Kab. Aceh Barat |
2 | LDII | Kab. Aceh Barat Daya |
3 | LDII | Kab. Aceh Besar |
4 | LDII | Kab. Aceh Jaya |
5 | LDII | Kab. Aceh Selatan |
6 | LDII | Kab. Aceh Singkil |
7 | LDII | Kab. Aceh Tamiang |
8 | LDII | Kab. Aceh Tengah |
9 | LDII | Kab. Aceh Tenggara |
10 | LDII | Kab. Aceh Timur |
11 | LDII | Kab. Aceh Utara |
12 | LDII | Kab. Bener Meriah |
13 | LDII | Kab. Bireuen |
14 | LDII | Kab. Gayo Lues |
15 | LDII | Kab. Nagan Raya |
16 | LDII | Kab. Pidie |
17 | LDII | Kab. Pidie Jaya |
18 | LDII | Kab. Simeulue |
19 | LDII | Kota Banda Aceh |
20 | LDII | Kota Langsa |
21 | LDII | Kota Lhokseumawe |
22 | LDII | Kota Sabang |
23 | LDII | Kota Subulussalam |
1 | LDII | Kab. Badung |
2 | LDII | Kab. Bangli |
3 | LDII | Kab. Buleleng |
4 | LDII | Kab. Gianyar |
5 | LDII | Kab. Jembrana |
6 | LDII | Kab. Karang Asem |
7 | LDII | Kab. Klungkung |
8 | LDII | Kab. Tabanan |
9 | LDII | Kota Denpasar |
1 | LDII | Kab. Lebak |
2 | LDII | Kab. Pandeglang |
3 | LDII | Kab. Serang |
4 | LDII | Kab. Tangerang |
5 | LDII | Kota Cilegon |
6 | LDII | Kota Serang |
7 | LDII | Kota Tangerang |
8 | LDII | Kota Tangerang Selatan |
1 | LDII | Kab. Bengkulu Selatan |
2 | LDII | Kab. Bengkulu Tengah |
3 | LDII | Kab. Bengkulu Utara |
4 | LDII | Kab. Kaur |
5 | LDII | Kab. Kepahiang |
6 | LDII | Kab. Lebong |
7 | LDII | Kab. Muko-muko |
8 | LDII | Kab. Rejang Lebong |
9 | LDII | Kab. Seluma |
10 | LDII | Kota Bengkulu |
1 | LDII | Kab. Bantul |
2 | LDII | Kab. Gunung Kidul |
3 | LDII | Kab. Kulon Progo |
4 | LDII | Kab. Sleman |
5 | LDII | Kota Yogyakarta |
1 | LDII | Kab. Boalemo |
2 | LDII | Kab. Bone Bolango |
3 | LDII | Kab. Gorontalo |
4 | LDII | Kab. Gorontalo Utara |
5 | LDII | Kab. Pohuwato |
6 | LDII | Kota Gorontalo |
1 | LDII | Kab. Batang Hari |
2 | LDII | Kab. Bungo |
3 | LDII | Kab. Kerinci |
4 | LDII | Kab. Merangin |
5 | LDII | Kab. Muaro Jambi |
6 | LDII | Kab. Sarolangun |
7 | LDII | Kab. Tanjung Jabung Barat |
8 | LDII | Kab. Tanjung Jabung Timur |
9 | LDII | Kab. Tebo |
10 | LDII | Kota Jambi |
11 | LDII | Kota Sungai Penuh |
1 | LDII | Kab. Bandung |
2 | LDII | Kab. Bandung Barat |
3 | LDII | Kab. Bekasi |
4 | LDII | Kab. Bogor |
5 | LDII | Kab. Ciamis |
6 | LDII | Kab. Cianjur |
7 | LDII | Kab. Cirebon |
8 | LDII | Kab. Garut |
9 | LDII | Kab. Indramayu |
10 | LDII | Kab. Karawang |
11 | LDII | Kab. Kuningan |
12 | LDII | Kab. Majalengka |
13 | LDII | Kab. Pangandaran |
14 | LDII | Kab. Purwakarta |
15 | LDII | Kab. Subang |
16 | LDII | Kab. Sukabumi |
17 | LDII | Kab. Sumedang |
18 | LDII | Kab. Tasikmalaya |
19 | LDII | Kota Bandung |
20 | LDII | Kota Banjar |
21 | LDII | Kota Bekasi |
22 | LDII | Kota Bogor |
23 | LDII | Kota Cimahi |
24 | LDII | Kota Cirebon |
25 | LDII | Kota Depok |
26 | LDII | Kota Sukabumi |
27 | LDII | Kota Tasikmalaya |
1 | LDII | Kab. Banjarnegara |
2 | LDII | Kab. Banyumas |
3 | LDII | Kab. Batang |
4 | LDII | Kab. Blora |
5 | LDII | Kab. Boyolali |
6 | LDII | Kab. Brebes |
7 | LDII | Kab. Cilacap |
8 | LDII | Kab. Demak |
9 | LDII | Kab. Grobogan |
10 | LDII | Kab. Jepara |
11 | LDII | Kab. Karanganyar |
12 | LDII | Kab. Kebumen |
13 | LDII | Kab. Kendal |
14 | LDII | Kab. Klaten |
15 | LDII | Kab. Kudus |
16 | LDII | Kab. Magelang |
17 | LDII | Kab. Pati |
18 | LDII | Kab. Pekalongan |
19 | LDII | Kab. Pemalang |
20 | LDII | Kab. Purbalingga |
21 | LDII | Kab. Purworejo |
22 | LDII | Kab. Rembang |
23 | LDII | Kab. Semarang |
24 | LDII | Kab. Sragen |
25 | LDII | Kab. Sukoharjo |
26 | LDII | Kab. Tegal |
27 | LDII | Kab. Temanggung |
28 | LDII | Kab. Wonogiri |
29 | LDII | Kab. Wonosobo |
30 | LDII | Kota Magelang |
31 | LDII | Kota Pekalongan |
32 | LDII | Kota Salatiga |
33 | LDII | Kota Semarang |
34 | LDII | Kota Surakarta |
35 | LDII | Kota Tegal |
1 | LDII | Kab. Bangkalan |
2 | LDII | Kab. Banyuwangi |
3 | LDII | Kab. Blitar |
4 | LDII | Kab. Bojonegoro |
5 | LDII | Kab. Bondowoso |
6 | LDII | Kab. Gresik |
7 | LDII | Kab. Jember |
8 | LDII | Kab. Jombang |
9 | LDII | Kab. Kediri |
10 | LDII | Kab. Lamongan |
11 | LDII | Kab. Lumajang |
12 | LDII | Kab. Madiun |
13 | LDII | Kab. Magetan |
14 | LDII | Kab. Malang |
15 | LDII | Kab. Mojokerto |
16 | LDII | Kab. Nganjuk |
17 | LDII | Kab. Ngawi |
18 | LDII | Kab. Pacitan |
19 | LDII | Kab. Pamekasan |
20 | LDII | Kab. Pasuruan |
21 | LDII | Kab. Ponorogo |
22 | LDII | Kab. Probolinggo |
23 | LDII | Kab. Sampang |
24 | LDII | Kab. Sidoarjo |
25 | LDII | Kab. Situbondo |
26 | LDII | Kab. Sumenep |
27 | LDII | Kab. Trenggalek |
28 | LDII | Kab. Tuban |
29 | LDII | Kab. Tulungagung |
30 | LDII | Kota Batu |
31 | LDII | Kota Blitar |
32 | LDII | Kota Kediri |
33 | LDII | Kota Madiun |
34 | LDII | Kota Malang |
35 | LDII | Kota Mojokerto |
36 | LDII | Kota Pasuruan |
37 | LDII | Kota Probolinggo |
38 | LDII | Kota Surabaya |
1 | LDII | Kab. Bengkayang |
2 | LDII | Kab. Kapuas Hulu |
3 | LDII | Kab. Kayong Utara |
4 | LDII | Kab. Ketapang |
5 | LDII | Kab. Kuburaya |
6 | LDII | Kab. Landak |
7 | LDII | Kab. Melawi |
8 | LDII | Kab. Mempawah |
9 | LDII | Kab. Sambas |
10 | LDII | Kab. Sanggau |
11 | LDII | Kab. Sekadau |
12 | LDII | Kab. Sintang |
13 | LDII | Kota Pontianak |
14 | LDII | Kota Singkawang |
1 | LDII | Kab. Balangan |
2 | LDII | Kab. Banjar |
3 | LDII | Kab. Barito Kuala |
4 | LDII | Kab. Hulu Sungai Selatan |
5 | LDII | Kab. Hulu Sungai Tengah |
6 | LDII | Kab. Hulu Sungai Utara |
7 | LDII | Kab. Kotabaru |
8 | LDII | Kab. Tabalong |
9 | LDII | Kab. Tanah Bumbu |
10 | LDII | Kab. Tanah Laut |
11 | LDII | Kab. Tapin |
12 | LDII | Kota Banjarbaru |
13 | LDII | Kota Banjarmasin |
1 | LDII | Kab. Barito Selatan |
2 | LDII | Kab. Barito Timur |
3 | LDII | Kab. Barito Utara |
4 | LDII | Kab. Gunung Mas |
5 | LDII | Kab. Kapuas |
6 | LDII | Kab. Katingan |
7 | LDII | Kab. Kotawaringin Barat |
8 | LDII | Kab. Kotawaringin Timur |
9 | LDII | Kab. Lamandau |
10 | LDII | Kab. Murung Raya |
11 | LDII | Kab. Pulang Pisau |
12 | LDII | Kab. Seruyan |
13 | LDII | Kab. Sukamara |
14 | LDII | Kota Palangka Raya |
1 | LDII | Kab. Berau |
2 | LDII | Kab. Kutai Barat |
3 | LDII | Kab. Kutai Kartanegara |
4 | LDII | Kab. Kutai Timur |
5 | LDII | Kab. Mahakam Ulu |
6 | LDII | Kab. Paser |
7 | LDII | Kab. Penajam Paser Utara |
8 | LDII | Kota Balikpapan |
9 | LDII | Kota Bontang |
10 | LDII | Kota Samarinda |
1 | LDII | Kab. Bulungan |
2 | LDII | Kab. Malinau |
3 | LDII | Kab. Nunukan |
4 | LDII | Kab. Tana Tidung |
5 | LDII | Kota Tarakan |
1 | LDII | Kab. Bangka |
2 | LDII | Kab. Bangka Barat |
3 | LDII | Kab. Bangka Selatan |
4 | LDII | Kab. Bangka Tengah |
5 | LDII | Kab. Belitung |
6 | LDII | Kab. Belitung Timur |
7 | LDII | Kota Pangkalpinang |
1 | LDII | Kab. Bintan |
2 | LDII | Kab. Karimun |
3 | LDII | Kab. Kepulauan Anambas |
4 | LDII | Kab. Lingga |
5 | LDII | Kab. Natuna |
6 | LDII | Kota Batam |
7 | LDII | Kota Tanjungpinang |
1 | LDII | Kab. Lampung Barat |
2 | LDII | Kab. Lampung Selatan |
3 | LDII | Kab. Lampung Tengah |
4 | LDII | Kab. Lampung Timur |
5 | LDII | Kab. Lampung Utara |
6 | LDII | Kab. Mesuji |
7 | LDII | Kab. Pesawaran |
8 | LDII | Kab. Pesisir Barat |
9 | LDII | Kab. Pringsewu |
10 | LDII | Kab. Tanggamus |
11 | LDII | Kab. Tulang Bawang |
12 | LDII | Kab. Tulang Bawang Barat |
13 | LDII | Kab. Way Kanan |
14 | LDII | Kota Bandar Lampung |
15 | LDII | Kota Metro |
1 | LDII | Kab. Buru |
2 | LDII | Kab. Buru Selatan |
3 | LDII | Kab. Kepulauan Aru |
4 | LDII | Kab. Kepulauan Tanimbar |
5 | LDII | Kab. Maluku Barat Daya |
6 | LDII | Kab. Maluku Tengah |
7 | LDII | Kab. Maluku Tenggara |
8 | LDII | Kab. Seram Bagian Barat |
9 | LDII | Kab. Seram Bagian Timur |
10 | LDII | Kota Ambon |
11 | LDII | Kota Tual |
1 | LDII | Kab. Halmahera Barat |
2 | LDII | Kab. Halmahera Selatan |
3 | LDII | Kab. Halmahera Tengah |
4 | LDII | Kab. Halmahera Timur |
5 | LDII | Kab. halmahera Utara |
6 | LDII | Kab. Kepulauan Morotai |
7 | LDII | Kab. Kepulauan Sula |
8 | LDII | Kab. Pulau Taliabu |
9 | LDII | Kota Ternate |
10 | LDII | Kota Tidore Kepulauan |
1 | LDII | Kab. Bima |
2 | LDII | Kab. Dompu |
3 | LDII | Kab. Lombok Barat |
4 | LDII | Kab. Lombok Tengah |
5 | LDII | Kab. Lombok Timur |
6 | LDII | Kab. Lombok Utara |
7 | LDII | Kab. Sumbawa |
8 | LDII | Kab. Sumbawa Barat |
9 | LDII | Kota Bima |
10 | LDII | Kota Mataram |
1 | LDII | Kab. Alor |
2 | LDII | Kab. Belu |
3 | LDII | Kab. Ende |
4 | LDII | Kab. Flores Timur |
5 | LDII | Kab. Kupang |
6 | LDII | Kab. Lembata |
7 | LDII | Kab. Malaka |
8 | LDII | Kab. Manggarai |
9 | LDII | Kab. Manggarai Barat |
10 | LDII | Kab. Manggarai Timur |
11 | LDII | Kab. Nagakeo |
12 | LDII | Kab. Ngada |
13 | LDII | Kab. Rote-Ndao |
14 | LDII | Kab. Sabu Raijua |
15 | LDII | Kab. Sikka |
16 | LDII | Kab. Sumba Barat |
17 | LDII | Kab. Sumba Barat Daya |
18 | LDII | Kab. Sumba Tengah |
19 | LDII | Kab. Sumba Timur |
20 | LDII | Kab. Timor Tengah Selatan |
21 | LDII | Kab. Timor Tengah Utara |
22 | LDII | Kota Kupang |
1 | LDII | Kab. Asmat |
2 | LDII | Kab. Biak Numfor |
3 | LDII | Kab. Boven Digoel |
4 | LDII | Kab. Deiyai |
5 | LDII | Kab. Dogiyai |
6 | LDII | Kab. Intan Jaya |
7 | LDII | Kab. Jaya Wijaya |
8 | LDII | Kab. Jayapura |
9 | LDII | Kab. Keerom |
10 | LDII | Kab. Kepulauan Yapen |
11 | LDII | Kab. Lanny Jaya |
12 | LDII | Kab. Mappi |
13 | LDII | Kab. Memberamo Raya |
14 | LDII | Kab. Membramo Tengah |
15 | LDII | Kab. Merauke |
16 | LDII | Kab. Mimika |
17 | LDII | Kab. Nabire |
18 | LDII | Kab. Nduga |
19 | LDII | Kab. Paniai |
20 | LDII | Kab. Pegunungan Bintang |
21 | LDII | kab. Puncak |
22 | LDII | Kab. Puncak Jaya |
23 | LDII | Kab. Sarmi |
24 | LDII | Kab. Supiori |
25 | LDII | Kab. Tolikara |
26 | LDII | Kab. Waropen |
27 | LDII | Kab. Yahukimo |
28 | LDII | Kab. Yalimo |
29 | LDII | Kota Jayapura |
1 | LDII | Kab. Fak-Fak |
2 | LDII | Kab. Kaimana |
3 | LDII | Kab. Manokwari |
4 | LDII | Kab. Manokwari Selatan |
5 | LDII | Kab. Maybrat |
6 | LDII | Kab. Pegunungan Arfak |
7 | LDII | Kab. Raja Ampat |
8 | LDII | Kab. Sorong |
9 | LDII | Kab. Sorong Selatan |
10 | LDII | Kab. Tambrauw |
11 | LDII | Kab. Teluk Bintuni |
12 | LDII | Kab. Teluk Wondama |
13 | LDII | Kota Sorong |
1 | LDII | Kab. Bengkalis |
2 | LDII | Kab. Indragiri Hilir |
3 | LDII | Kab. Indragiri Hulu |
4 | LDII | Kab. Kampar |
5 | LDII | Kab. Kepulauan Meranti |
6 | LDII | Kab. Kuantan Singingi |
7 | LDII | Kab. Pelalawan |
8 | LDII | Kab. Rokan Hilir |
9 | LDII | Kab. Rokan Hulu |
10 | LDII | Kab. Siak |
11 | LDII | Kota Dumai |
12 | LDII | Kota Pekanbaru |
1 | LDII | Kab. Majene |
2 | LDII | Kab. Mamasa |
3 | LDII | Kab. Mamuju |
4 | LDII | Kab. Mamuju Tengah |
5 | LDII | Kab. Pasangkayu |
6 | LDII | Kab. Polewali Mandar |
1 | LDII | Kab. Bantaeng |
2 | LDII | Kab. Barru |
3 | LDII | Kab. Bone |
4 | LDII | Kab. Bulukumba |
5 | LDII | Kab. Enrekang |
6 | LDII | Kab. Gowa |
7 | LDII | Kab. Jeneponto |
8 | LDII | Kab. Kepulauan Selayar |
9 | LDII | Kab. Luwu |
10 | LDII | Kab. Luwu Timur |
11 | LDII | Kab. Luwu Utara |
12 | LDII | Kab. Maros |
13 | LDII | Kab. Pangkajene Kepulauan |
14 | LDII | Kab. Pinrang |
15 | LDII | Kab. Sidenreng Rappang |
16 | LDII | Kab. Sinjai |
17 | LDII | Kab. Soppeng |
18 | LDII | Kab. Takalar |
19 | LDII | Kab. Tana Toraja |
20 | LDII | Kab. Toraja Utara |
21 | LDII | Kab. Wajo |
22 | LDII | Kota Makassar |
23 | LDII | Kota Palopo |
24 | LDII | Kota Parepare |
1 | LDII | Kab. Banggai |
2 | LDII | Kab. Banggai Kepulauan |
3 | LDII | Kab. Banggai Laut |
4 | LDII | Kab. Buol |
5 | LDII | Kab. Donggala |
6 | LDII | Kab. Morowali |
7 | LDII | Kab. Morowali Utara |
8 | LDII | Kab. Parigi Moutong |
9 | LDII | Kab. Poso |
10 | LDII | Kab. Sigi |
11 | LDII | Kab. Tojo Una-Una |
12 | LDII | Kab. Tolitoli |
13 | LDII | Kota Palu |
1 | LDII | Kab. Bombana |
2 | LDII | Kab. Buton |
3 | LDII | Kab. Buton Selatan |
4 | LDII | Kab. Buton Tengah |
5 | LDII | Kab. Buton Utara |
6 | LDII | Kab. Kolaka |
7 | LDII | Kab. Kolaka Timur |
8 | LDII | Kab. Kolaka Utara |
9 | LDII | Kab. Konawe |
10 | LDII | Kab. Konawe Kepulauan |
11 | LDII | Kab. Konawe Selatan |
12 | LDII | Kab. Konawe Utara |
13 | LDII | Kab. Muna |
14 | LDII | Kab. Muna Barat |
15 | LDII | Kab. Wakatobi |
16 | LDII | Kota Baubau |
17 | LDII | Kota Kendari |
1 | LDII | Kab. Bolaang Mongondow |
2 | LDII | Kab. Bolaang Mongondow Selatan |
3 | LDII | Kab. Bolaang Mongondow Timur |
4 | LDII | Kab. Bolaang Mongondow Utara |
5 | LDII | Kab. Kep. Sangihe |
6 | LDII | Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro |
7 | LDII | Kab. Kepulauan Talaud |
8 | LDII | Kab. Minahasa |
9 | LDII | Kab. Minahasa Selatan |
10 | LDII | Kab. Minahasa Tenggara |
11 | LDII | Kab. Minahasa Utara |
12 | LDII | Kota Bitung |
13 | LDII | Kota Kotamobagu |
14 | LDII | Kota Manado |
15 | LDII | Kota Tomohon |
1 | LDII | Kab. Agam |
2 | LDII | Kab. Dharmasraya |
3 | LDII | Kab. Kepulauan Mentawai |
4 | LDII | Kab. Lima Puluh Koto |
5 | LDII | Kab. Padang Pariaman |
6 | LDII | Kab. Pasaman |
7 | LDII | Kab. Pasaman Barat |
8 | LDII | Kab. Pesisir Selatan |
9 | LDII | Kab. Sijunjung |
10 | LDII | Kab. Solok |
11 | LDII | Kab. Solok Selatan |
12 | LDII | Kab. Tanah Datar |
13 | LDII | Kota Bukittinggi |
14 | LDII | Kota Padang |
15 | LDII | Kota Padang Panjang |
16 | LDII | Kota Pariaman |
17 | LDII | Kota Payakumbuh |
18 | LDII | Kota Sawah Lunto |
19 | LDII | Kota Solok |
1 | LDII | Kab. Banyuasin |
2 | LDII | Kab. Empat Lawang |
3 | LDII | Kab. Lahat |
4 | LDII | Kab. Muara Enim |
5 | LDII | Kab. Musi Banyuasin |
6 | LDII | Kab. Musi Rawas |
7 | LDII | Kab. Musi Rawas Utara |
8 | LDII | Kab. Ogan Ilir |
9 | LDII | Kab. Ogan Komering Ilir |
10 | LDII | Kab. Ogan Komering Ulu |
11 | LDII | Kab. Ogan Komering Ulu Selatan |
12 | LDII | Kab. Ogan Komering Ulu Timur |
13 | LDII | Kab. Penukal Abab Lematang Ilir |
14 | LDII | Kota Lubuk Linggau |
15 | LDII | Kota Pagar Alam |
16 | LDII | Kota Palembang |
17 | LDII | Kota Prabumulih |
1 | LDII | Kab. Asahan |
2 | LDII | Kab. Batubara |
3 | LDII | Kab. Dairi |
4 | LDII | Kab. Deli Serdang |
5 | LDII | Kab. Humbang Hasudutan |
6 | LDII | Kab. Karo |
7 | LDII | Kab. Labuhan Batu |
8 | LDII | Kab. Labuhan Batu Selatan |
9 | LDII | Kab. Labuhan Batu Utara |
10 | LDII | Kab. Langkat |
11 | LDII | Kab. Mandailing Natal |
12 | LDII | Kab. Nias |
13 | LDII | Kab. Nias Barat |
14 | LDII | Kab. Nias Selatan |
15 | LDII | Kab. Nias Utara |
16 | LDII | Kab. Padang Lawas |
17 | LDII | Kab. Padang Lawas utara |
18 | LDII | Kab. Pakpak Bharat |
19 | LDII | Kab. Samosir |
20 | LDII | Kab. Serdang Bedagai |
21 | LDII | Kab. Simalungun |
22 | LDII | Kab. Tapanuli Selatan |
23 | LDII | Kab. Tapanuli Tengah |
24 | LDII | Kab. Tapanuli Utara |
25 | LDII | Kab. Toba |
26 | LDII | Kota Binjai |
27 | LDII | Kota Gunungsitoli |
28 | LDII | Kota Medan |
29 | LDII | Kota Padang Sidimpuan |
30 | LDII | Kota Pematangsiantar |
31 | LDII | Kota Sibolga |
32 | LDII | Kota Tanjung Balai |
33 | LDII | Kota Tebing Tinggi |