Beli Sepeda Berharga Puluhan Juta Mampu, Masak Masih Banyak Alasan Ikut Qurban Sich ?

yuk qurban

 

Saat musim ikan Louhan mahal, ramai orang beli ikan Louhan.

Saat musim daun mahal, ramai orang beli daun.

Saat musim akik mahal, ramai orang beli akik.

Saat musim sepeda mahal, ramai orang beli sepeda.

Saat musim hewan kurban, yang ramai beli Louhan, daun, akik, dan sepeda beli apa ya ?


Kalimat tersebut saya temukan di postingan laman Ardito Bhinadi | Facebook.  Ringan, tapi bila diresapi terasa menohok menjadi sebuah sindiran, terutama untuk diri saya pribadi. Atau lebih tepatnya menjadi bahan instropeksi, pemicu dalam ber fastaqulkhoirot. Hingga versi tafsir saya menjadi :  " Beli ikan louhan, daun, akik, dan sepeda yang harganya mahal aja bisa, masak beli hewan qurban gak bisa sich ? ". 

Iseng mencoba browsing ke web https://www.polygonbikes.com/ , merk sepeda lokal bercita rasa internasional yang telah menembus pasar global, saya dapati sebuah harga sepeda type Helios LT8 Disc dipatok harga Rp. 39.500.000,- . Bandingkan dengan harga sapi  yang berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan seluruh Indonesia, pada Juni 2021 rata-rata harga daging sapi nasional tercatat sebesar Rp 125.600 per kg. Bobot sapi dengan daging 100 kg Rp. 12.500.000. Untuk beli 2 ekor sapi, masih lebih ! 


Mengenal Lebih Dekat Dengan Qurban

Secara etimologi, kata qurban berasal dari bahasa Arab qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat (Ibn Manzhur: 1992:1:662; Munawir:1984:1185). Dalam kata lain, qurban artinya mendekatkan diri kepada Allah melalui ritual penyembelihan hewan ternak. قَرَّبَ القُرْبَانَ لِلَّهِ: كُلُّ مَا يُتَقَرَّبُ بِهِ إِلَى الَّلهِ مِنْ ذَبِيحَةٍ أَوْ غَيْرِهَا


Dapat dilihat di 
Surat Al-Ma'idah (5) ayat 27, Allah berfirman :

۞ وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱبْنَىْ ءَادَمَ بِٱلْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًۭا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ ٱلْـَٔاخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ


Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". 

Adapun  pengertian  Qurban  menurut  agama  yaitu, "Usaha  pendekatan  diri dari   seorang   hamba   kepada   Penciptanya   dengan   jalan menyembelih binatang ternak dan dilaksanakan dengan tuntunan, dalam rangka mencari ridla-Nya". Sebagaimana tersebut dalam Surat Al-Hajj (22) ayat 37 :

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ


Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. 


عَن عَائِشَة اَنَّ رَسُول اللهِ صَلَي اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمُ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ اْلنَّحْرِ اَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ اِهْرَقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبلَ اَنْ يَقَعُ مِنَ الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفسًا - رواه الترمذى


Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “ Tidaklah beramal Bani Adam dari suatu amalan pada hari qurban (Idul Adha) yang lebih disenangi oleh Allah daripada mengalirkan darah (menyembelih qurban ) , sesungguhnya hewan qurban tersebut niscaya akan datang pada hari kiamat dengan tanduknya, bulunya dan kuku kakinya. Dan sesungguhnya darah qurban niscaya jatuh di sisi Allah pada suatu tempat sebelum darah itu jatuh di bumi. Maka bersenang hatilah kamu sekalian dengan qurban.


Hakikat dari qurban itu sendiri adalah keikhlasan kita dalam menyembelih, hubungan antara Sang Khaliq dan Makhluq dalam bentuk ke taat-an dalam beribadah. Bagi mereka yang berlebih harta, qurban menjadi sarana untuk berbagi kenikmatan kepada yang fakir.


  

Post a Comment

Previous Post Next Post