Penggalan Dongeng Putri Salju :
Di sebuah kerajaan di mana hidup seorang Ratu yang mempunyai ilmu sihir hitam. Dia ama cantik melebihi apapun. Dia bernama Ratu sihir. Ratu sihir mempunyai cermin ajaib yang sangat Iya sayangi, cermin itu bisa berbicara dengan sang Ratu yang jahat itu.
“Cermin ajaib, siapakah yang paling cantik di dunia ini!” seperti biasa dan setiap hari tepatnya di pagi hari dia selalu menanyakan yang sama.
“Ratu, engkau adalah orang paling cantik dan tidak ada tandingannya lagi!” itu jawaban dari cermin yang selalu memuji kecantikannya.
Tidak lama, lahirlah seorang putri di kerajaan di kota lain yang diberinama Putri salju, karena dia lahir tepat di musim salju. Sepertinya semakin lama kecantikan Putri Salju semakin terlihat, Dia mempunyai kulit putih seperti salju, bibir merah semerah darah, dan rambut hitam se hitam malam.
Menginjak usia dewasa Putri salju semakin terkenal karena kebaikan dan kecantikannya, semua orang menghormati dan menyayangi Dia.
“Heh! cermin ajaib, siapa yang paling cantik di dunia ini?” tanya Ratu sihir.
“Kamu memang cantik Ratu, tetapi ada yang lebih cantik namanya Putri salju di kota,” jawab cermin ajaib yang sontak membuat Ratu sihir marah dan murka.
Sebuah Dongeng pengantar tidur yang sarat makna dalam berperikehidupan di dunia nan fana ini.
Ilmu Psikologi mengenal istilah Self Esteem ( Harga Diri / Pemujaan Diri ) , atau pengertian lebih luas adalah evaluasi yang dibuat individu mengenai sesuatu yang berkaitan dengan dirinya, yang diekspresikan dalam suatu bentuk sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukkan bahwa individu tersebut meyakini dirinya sendiri sebagai individu yang mampu, penting, dan berharga. ( Coopersmith, 1967 )
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menemui orang-orang yang memiliki karakter seperti tersebut. Mereka memiliki dorongan yang kuat pada dirinya untuk membanggakan diri dan memberitahukan orang lain akan kelebihan-kelebihan dan segala sesuatu yang dimiliki. Bahasa milenialnya, Ja-im atau Gila Hormat
Memang benar adanya untuk membangun percaya diri ( PeDe) dan keberanian diperlukan sikap menghargai diri sendiri, namun apabila berlebihan justru akan memberikan dampak negatif atau malah dapat menghancurkan diri sendiri.
Penghargaan terhadap seseorang berupa pujian yang dilakukan secara terus menerus dikhawatirkan akan membuat jumawa dan hilang kendali pada diri sendiri dalam noto ati karena Alloh.
Bercerminlah tidak hanya pada diri sendiri, hendaklah bercermin juga dari orang lain.
Pemujaan berlebihan terhadap diri sendiri akan mematikan kepekaan kontrol sosial yang datang dari luar. Saran dan Kritik yang masuk dianggap sebagai ketidaksukaan/kedengkian atas kelebihan dan prestasi yang dirinya miliki.
Seorang Sahabat / Saudara yang baik tidak hanya berkata tentang 'kelebihan' saja, namun juga tentang 'kekurangan' agar dijadikan sumber instropeksi.
“Ya Alloh, jangan Engkau menghukumku disebabkan pujian yang dia ucapkan, ampunilah aku, atas kekurangan yang tidak mereka ketahui. Dan jadikan aku lebih baik daripada penilaian yang mereka berikan untukku.”
Ilmu Psikologi mengenal istilah Self Esteem ( Harga Diri / Pemujaan Diri ) , atau pengertian lebih luas adalah evaluasi yang dibuat individu mengenai sesuatu yang berkaitan dengan dirinya, yang diekspresikan dalam suatu bentuk sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukkan bahwa individu tersebut meyakini dirinya sendiri sebagai individu yang mampu, penting, dan berharga. ( Coopersmith, 1967 )
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menemui orang-orang yang memiliki karakter seperti tersebut. Mereka memiliki dorongan yang kuat pada dirinya untuk membanggakan diri dan memberitahukan orang lain akan kelebihan-kelebihan dan segala sesuatu yang dimiliki. Bahasa milenialnya, Ja-im atau Gila Hormat
Memang benar adanya untuk membangun percaya diri ( PeDe) dan keberanian diperlukan sikap menghargai diri sendiri, namun apabila berlebihan justru akan memberikan dampak negatif atau malah dapat menghancurkan diri sendiri.
ٱلَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَـٰٓئِرَ ٱلْإِثْمِ وَٱلْفَوَٰحِشَ إِلَّا ٱللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَٰسِعُ ٱلْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ وَإِذْ أَنتُمْ أَجِنَّةٌۭ فِى بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓPEPATAH mengatakan, “Senjata yang paling ampuh untuk menghancurkan kejayaan seseorang bukan dengan pisau. Tetapi, hancurkanlah dengan pujian.”
(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. [Surat An-Najm (53) ayat 32]
Penghargaan terhadap seseorang berupa pujian yang dilakukan secara terus menerus dikhawatirkan akan membuat jumawa dan hilang kendali pada diri sendiri dalam noto ati karena Alloh.
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يُثْنِي عَلَى رَجُلٍ وَيُطْرِيهِ فِي الْمِدْحَةِ فَقَالَ أَهْلَكْتُمْ أَوْ قَطَعْتُمْ ظَهْرَ الرَّجُلِ
dari Abu Musa dia berkata; "Nabi Shallallahu 'alaihi wasalam pernah mendengar seseorang memuji orang lain secara berlebihan, lalu beliau bersabda: "Kalian telah binasa-atau: Kalian telah memutuskan punggung seseorang." Shahih Al-Bukhari No. 5600
Bercerminlah tidak hanya pada diri sendiri, hendaklah bercermin juga dari orang lain.
Pemujaan berlebihan terhadap diri sendiri akan mematikan kepekaan kontrol sosial yang datang dari luar. Saran dan Kritik yang masuk dianggap sebagai ketidaksukaan/kedengkian atas kelebihan dan prestasi yang dirinya miliki.
Seorang Sahabat / Saudara yang baik tidak hanya berkata tentang 'kelebihan' saja, namun juga tentang 'kekurangan' agar dijadikan sumber instropeksi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ يَكُفُّ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَيَحُوطُهُ مِنْ وَرَائِهِ
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang mukmin itu cermin bagi mukmin lainnya, dan seorang mukmin itu saudara bagi mukmin lainnya; ia membantunya saat kehilangan (ikut menanggung kesulitannya) serta menjaganya (membelanya) dari belakang." Sunan Abu Dawud No. 4272
Abu Ubaid berkata :
"Seakan-akan makna dari 'penjelasan yang berlebihan' itu adalah dengan jalan memuji manusia dan meyakinkannya hingga hati orang lain berpaling kepada ucapannya. Lalu ia mencela orang lain dan meyakinkannya sehingga hati orang lain condong kepada perkataannya. Seolah-olah ia menyihir para pendengarnya dengan kefasihannya tersebut." Sunan Abu Dawud No. 4356
“Ya Alloh, jangan Engkau menghukumku disebabkan pujian yang dia ucapkan, ampunilah aku, atas kekurangan yang tidak mereka ketahui. Dan jadikan aku lebih baik daripada penilaian yang mereka berikan untukku.”
Betul Pak.. Pujian itu bisa menjadi racun bagi diri kita.. tetap Toto niat karena Alloh.. tetap tegak lurus...
BalasHapusSubhanalloh.. semoga kita terjaga untuk selalu menjaga Niat..
BalasHapus