Keberhasilan perjuangan Rosululloh dalam berdakwah pun tidak lepas dari hal tersebut. Keluhuran budi pekerti Rosulullah bergaung di seluruh penjuru jazirah arab, manakala orang - orang ditanya perihal beliau, tentulah mereka menyampaikan kekaguman atas mulianya kepribadian Rosululloh.
Sifat - sifat mulia lainnya yang seharusnya dimiliki oleh para pendakwah adalah :
- TAWAZUN - berkeseimbangan
- TAWASUTH - mengambil jalan tengah
- TASAMUH - toleransi
- I'TIDAL - lurus dan tegas
- SYURA - musyawarah
- MUSAWAH - egaliter non diskriminasi
- AWLAWIYAH - mendahulukan yang prioritas
- ISLAH - reformasi
- TAHADDHUR - berkeadaban
- TATHAWUR WA IBTIKAR - dinamis, kreatif dan inovatif
Mereka, para 'alim hendaklah tidak hanya berkutat pada memperkaya diri dengan ilmu agama saja, namun juga memperhatikan adab. Karena ilmu agama selalu bersanding dengan akhlak mulia. Bagi yang telah mengaji, syaithan lebih mengincar akhlak bukan aqidah.
طالب العلم : إذا لم يتحل بالأخلاق الفاضلة فإن طلبه للعلم لا فائدة فيه
“Seorang penuntut ilmu, jika tidak menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, maka tidak ada faedah menuntut ilmunya.” Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
Demikian telah dikerjakan para ulama sholih sejak dulu. Mengedepankan adab dan akhlak dalam siar kepada umat. Dakwah mereka dihiasi dengan unggah-ungguh, tata krama, papan empan adhepan. Seperti padi, makin berisi makin merunduk.
Saat engkau sendiri, kuasai pikiran-pikiranmu. Saat engkau bersama manusia kuasai lisanmu dan saat engkau sukses kuasai keangkuhanmu.
Agar tak tergelincir pada kesombongan sebagai ulama melalui bujuk rayu syaithan, para ulama sholih menempatkan adab/budi pekerti pada prioritas teratas.
Abdullah ibn Mubarak berkata, “Saya mempelajari adab selama tiga puluh tahun dan saya mempelajari ilmu agama selama dua puluh tahun, dan mereka (para ulama sholih) memulai pelajaran mereka dengan mempelajari adab terlebih dahulu kemudian baru ilmu”.