SAMPIT. Puluhan remaja usia pra nikah LDII Sampit menggelar acara pengajian akhir tahun yang mengusung tema penuh keberkahan dan pembelajaran pada Selasa pagi (31/12/2024). Bertempat di Masjid AlBarokah Sampit, acara ini bukan hanya sekadar untuk menandai akhir tahun, melainkan sebuah langkah nyata untuk menjaga generasi muda dari godaan budaya negatif yang seringkali muncul dalam perayaan pergantian tahun.
Sejak pagi hingga malam, rangkaian kegiatan telah disiapkan oleh panitia menghadirkan berbagai program bermanfaat. Beberapa di antaranya adalah nasehat agama yang menginspirasi, pengarahan tentang materi pra-nikah, hingga latihan praktis yang penting seperti cara memandikan bayi dan jenazah. Tak hanya itu, acara ini juga menyajikan berbagai kegiatan fisik seperti olahraga dan game yang mempererat keakraban antar sesama, serta materi pemahaman dalil-dalil adab pergaulan yang tak kalah pentingnya.
Menurut Ahmad Choirin, salah satu Dewan Penasehat LDII Kabupaten Kotawaringin Timur, acara ini bukanlah perayaan tahun baru seperti yang banyak dilakukan oleh kalangan remaja di luar sana. "Kegiatan ini bukan untuk merayakan tahun baru, namun lebih sebagai upaya dari para pengurus dalam menjaga dan membentengi para remaja agar terhindar dari foya-foya yang umumnya banyak dilakukan generasi muda dalam menyambut tahun baru," ujarnya saat membuka acara pagi ini.
Semangat acara ini juga sejalan dengan instruksi DPP LDII Pusat, yang mengajak umat untuk mengisi akhir tahun dengan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah dan mencegah perbuatan yang dapat merusak moral. Sebagaimana yang dijelaskan oleh KH Edi Suparto, Dewan Penasehat Pusat DPP LDII, dalam laman ldii.or.id, zaman yang semakin berkembang pesat dengan teknologi digital membawa dampak positif dan negatif. Walaupun teknologi memberikan banyak manfaat, tidak bisa dipungkiri bahwa ia juga membuka pintu bagi kemaksiatan seperti judi online, narkoba, hingga pornografi yang dapat merusak mental dan moral generasi muda.
Dalam konteks ini, penting untuk kita ingat akan sabda Rasulullah SAW yang mengingatkan bahwa setiap zaman akan menjadi lebih buruk dari sebelumnya, dan salah satunya adalah dekadensi moral yang kian terasa di sekitar kita. Perilaku yang dulu dianggap tabu, kini semakin diterima begitu saja. Bahkan, dalam perayaan tahun baru, banyak yang menghabiskan waktu dengan pesta pora, membakar kembang api, dan melakukan perbuatan yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
Acara pengajian yang digelar oleh remaja LDII Sampit ini bukan hanya tentang mengisi waktu dengan kegiatan positif, tetapi juga sebagai bentuk nyata untuk mengingatkan generasi muda akan pentingnya menjaga iman dan takwa, terutama di tengah gempuran pengaruh zaman yang kian canggih dan meresahkan. Seperti yang diungkapkan oleh KH Edi Suparto, penting untuk memahami bahwa teknologi seharusnya menjadi alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan justru menjadi jalan untuk terjerumus ke dalam perbuatan dosa.
Salah satu contoh konkret adalah bagaimana permainan daring dan penggunaan gawai dapat dengan mudah mengarah pada kecanduan judi online atau terjerumus dalam dunia narkoba. Oleh karena itu, melalui kegiatan positif seperti ini, remaja diajak untuk mengenal lebih dalam ajaran agama, memahami etika dalam pergaulan, serta menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental.
Dengan beragam aktivitas yang penuh makna, acara pengajian ini mengajarkan bahwa menyambut tahun baru tidak harus dengan cara yang penuh hingar-bingar, melainkan dengan cara yang penuh dengan pengajaran dan amal kebaikan. Remaja LDII Sampit telah menunjukkan kepada kita bahwa perayaan tahun baru yang sesungguhnya adalah sebuah momentum untuk introspeksi diri, memperbaiki kualitas ibadah, serta menjaga diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat.
Melalui acara seperti ini, diharapkan para remaja bisa lebih memahami tantangan zaman dan selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan mereka, menjauhi perbuatan maksiat, dan lebih mencintai ajaran agama. Semoga tahun 2024 menjadi tahun penuh keberkahan bagi semua, dan semoga kegiatan positif seperti ini bisa terus berlangsung untuk membentuk generasi muda yang lebih baik, kuat dalam iman, dan bermanfaat bagi masyarakat.