"When you lose your money, you lose nothing. When you lose your health, you lose something. When you lose your character, you lose everything.”
Kalimat ini diungkapkan oleh Robert Lacey, menyentuh inti dari kehidupan manusia. Kehilangan uang mungkin hanya sementara, kehilangan kesehatan masih bisa disembuhkan, namun kehilangan karakter—itulah yang sesungguhnya membuat kita kehilangan segalanya. Karakter adalah akar dari kepribadian, moralitas, dan perilaku kita. Tanpa karakter yang kokoh, semua pencapaian hidup, baik dalam bentuk materi maupun kesehatan, takkan memiliki makna yang sesungguhnya.
Di tengah derasnya arus perubahan zaman, pesan ini semakin relevan. H. Jerry Quary, Penasehat Pondok Pesantren LDII Al Ubaidah Kertosono, dengan penuh kesungguhan menyampaikan betapa pentingnya pendidikan karakter bagi generasi muda. Dalam sebuah kesempatan yang penuh inspirasi, ia berbicara tentang bagaimana pendidikan karakter menjadi pondasi yang tak tergantikan dalam membentuk masa depan yang lebih baik.
Pendidikan Karakter: Pilar Utama Masa Depan
Menurut Jerry Quary, pendidikan karakter hendaknya menjadi prioritas pertama bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Sebagai bekal kehidupan, pendidikan karakter perlu dilandasi dengan tiga pilar utama yang saling menguatkan:
Pendidikan Agama yang Sukses: Dengan memperkenalkan nilai-nilai agama yang benar, anak-anak akan mendapatkan pegangan moral yang kokoh. Pendidikan agama tidak hanya mengajarkan mereka tentang keyakinan, tetapi juga membantu membentuk sikap yang baik dan penuh kasih terhadap sesama. Agama memberikan tujuan hidup yang jelas, yang menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Dunia yang Sukses: Selain pendidikan agama, pendidikan dunia—yakni ilmu pengetahuan dan keterampilan—merupakan bekal yang tak kalah penting. Namun, Jerry menegaskan, tanpa karakter yang kuat, ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak akan bisa digunakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, pendidikan dunia harus berjalan seiring dengan pendidikan karakter, agar anak-anak tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan pengetahuan mereka.
Pendidikan Karakter Luhur: Karakter luhur mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, empati, dan tanggung jawab. Ini adalah unsur yang membedakan individu yang baik di tengah kehidupan masyarakat yang semakin kompleks dan penuh tantangan. Karakter yang mulia tidak hanya membuat seseorang dihormati, tetapi juga membuka peluang yang lebih besar dalam kehidupan, baik dalam karier maupun hubungan sosial.
Tantangan Zaman dan Tanggung Jawab Orang Tua
Dalam era digital yang serba cepat ini, anak-anak kita terpapar pada berbagai pengaruh yang datang dari dunia luar. Media sosial, informasi yang terus-menerus mengalir, dan berbagai godaan zaman modern dapat mengaburkan nilai-nilai luhur yang perlu ditanamkan sejak dini. Di sinilah peran orang tua dan pendidik sangatlah penting. Mereka tidak hanya bertugas mengajarkan, tetapi juga menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari. Jerry Quary mengajak kita untuk merenungkan: Sudahkah kita memberikan contoh yang baik bagi anak-anak kita? Karena karakter yang baik harus dimulai dari diri kita sendiri, baru kemudian dapat ditularkan kepada generasi yang akan datang.
Tentang Robert Lacey
Robert Lacey (lahir 3 Januari 1944) adalah seorang sejarawan dan biografer asal Inggris. Ia dikenal sebagai penulis sejumlah biografi terlaris yang mengangkat kisah hidup tokoh-tokoh penting dalam sejarah. Lacey memiliki gaya penulisan yang mendalam dan penuh wawasan, yang mampu menggali sisi-sisi tersembunyi dari kehidupan tokoh-tokoh besar, sehingga karya-karyanya sering kali menjadi referensi utama bagi para pembaca dan peneliti sejarah.
Beberapa karya terkenalnya antara lain "Royal: A History of the English Monarchy" yang mengulas sejarah panjang monarki Inggris, serta "The Kingdom: Arabia and the House of Sa'ud", yang membahas tentang keluarga kerajaan Saudi Arabia dan pengaruhnya dalam politik global. Dalam setiap karyanya, Lacey tidak hanya menghadirkan fakta-fakta sejarah, tetapi juga menggambarkan dengan jelas bagaimana karakter pribadi dan dinamika sosial mempengaruhi perjalanan hidup tokoh yang ia tulis.
Melalui karya-karya ini, Lacey berhasil menarik perhatian pembaca dari berbagai kalangan, baik mereka yang tertarik pada sejarah maupun pada cerita pribadi tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh besar terhadap peristiwa-peristiwa dunia. Kepiawaian Lacey dalam menggambarkan karakter dan situasi sejarah yang kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami, menjadikannya sebagai salah satu biografer paling dihormati di dunia literasi Inggris.
Kalimat yang ia kutip di awal tadi—“When you lose your money, you lose nothing. When you lose your health, you lose something. When you lose your character, you lose everything.”—menggambarkan pandangannya tentang nilai karakter yang tak ternilai harganya, meskipun ia sering menulis tentang tokoh-tokoh yang terkenal dengan kekuasaan atau kekayaan mereka. Dari perspektif sejarah, kehilangan karakter adalah kehilangan yang paling mendalam, karena tanpa karakter yang kuat, segala sesuatu yang kita miliki akan terasa tidak bermakna.
Kehilangan karakter berarti kehilangan segalanya. Tanpa karakter yang kuat, pencapaian duniawi, kesehatan, dan segala harta benda menjadi tak berarti. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama berkomitmen untuk mendidik generasi muda dengan pendidikan yang seimbang antara agama, dunia, dan karakter. Hanya dengan bekal pendidikan yang kokoh dan seimbang, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik, di mana setiap individu dapat memberikan kontribusi positif yang bermakna bagi masyarakat dan bangsa.