Katakan "Insya' Allah!" Engkau Tak Tahu Apa yang Akan Terjadi Kemudian

Engkau Tak Tahu Apa yang Akan Terjadi Kemudian


Banyak rencana untuk hari esok? Wajar! Silakan bikin rencana harian hingga impian besar yang kita harap terwujud di masa depan. Demikianlah hakikat manusia, diberikan akal untuk merancang segala sesuatu, berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan. Namun, di balik segala perencanaan tersebut, kita harus selalu ingat bahwa kehendak Allah adalah yang utama. Ini adalah pelajaran penting yang terkandung dalam Al-Qur'an, bahwa kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang akan terjadi, meskipun kita sudah merencanakan segala hal.

Allah dalam firman-Nya di Surat Al-Kahfi (18) ayat 23 mengingatkan kita:

وَلَا تَقُولَنَّ لِشَا۟ىْءٍ إِنِّى فَاعِلٌۭ ذَٰلِكَ غَدًا

"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: 'Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi.'"

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terlalu yakin dengan rencana kita tanpa melibatkan kehendak Allah. Bahkan, ketika kita merencanakan sesuatu, kita dianjurkan untuk menambahkan kata "Insya' Allah", yang artinya "Jika Allah menghendaki". Hal ini menunjukkan kesadaran kita bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik atau buruk, adalah atas izin-Nya. Ketidakpastian dalam hidup ini adalah bagian dari takdir yang harus kita terima dengan lapang dada.

Lanjutan dari ayat tersebut, di ayat 24, Allah memerintahkan kita untuk selalu mengingat-Nya dalam setiap langkah yang kita ambil, dengan ucapan:

 إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَٱذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هَـٰذَا رَشَدًۭا 

"Kecuali (dengan menyebut): 'Insya Allah.' Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: 'Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.'"

Dengan menambahkan kata "Insya' Allah", kita tidak hanya mengakui keterbatasan diri, tetapi juga menunjukkan rasa tawakal kita kepada Allah. Ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih baik, meskipun kita tidak selalu bisa melihatnya pada saat itu.

Selain itu, Allah juga mengingatkan dalam surat Al-Insan (76) ayat 30:

وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًۭا 

"Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Semua yang kita lakukan, bahkan yang kita anggap sebagai usaha dan perjuangan kita, pada akhirnya adalah hasil dari kehendak-Nya. Begitu juga dengan segala impian yang kita harapkan tercapai. Kita mungkin merasa sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi hasilnya tetap bergantung pada izin Allah. Ini adalah pengingat untuk tidak pernah bersikap sombong atas pencapaian atau kemampuan kita, karena semua itu adalah anugerah dari-Nya.

Allah juga berfirman dalam Surat At-Takwir (81) ayat 29:

وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَـٰلَمِينَ 

"Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam."

Ayat ini mempertegas bahwa dalam setiap hal yang kita lakukan, tidak ada yang bisa terjadi tanpa kehendak Allah. Betapa pun kita merencanakan dengan cermat, jika Allah tidak menghendaki, maka semua usaha kita bisa saja tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Sebaliknya, jika Allah menghendaki, segala yang tidak terduga bisa saja terjadi dengan mudah.


Menghindari Kesombongan dengan "Insya' Allah"

Menambahkan kata "Insya' Allah" pada setiap rencana kita adalah salah satu cara untuk menghindari sifat sombong. Manusia sering kali merasa bahwa ia bisa mengendalikan segalanya dengan usaha dan perencanaan yang matang. Namun, dengan mengucapkan "Insya' Allah", kita mengingatkan diri kita bahwa segala sesuatu berada dalam kendali Allah. Ini bukan berarti kita tidak perlu berusaha, tetapi bahwa usaha kita tetap harus disertai dengan rasa tawakal kepada Allah, yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita.

Sikap ini juga menjaga hati kita agar tetap rendah hati, karena kita sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik itu sukses atau gagal, adalah bagian dari takdir Allah yang Maha Bijaksana. Kita tidak akan terlalu sombong ketika berhasil, dan kita tidak akan terlalu putus asa ketika menghadapi kegagalan, karena kita tahu bahwa Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.


Kisah Nabi Sulaiman yang Tergesa-gesa dan Teguran dari Allah

Suatu ketika, Nabi Sulaiman AS berkata dengan penuh keyakinan, “Demi Allah, aku akan berkeliling malam ini kepada seratus atau sembilan puluh sembilan perempuan (istriku), dan masing-masing akan melahirkan seorang penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah.” Ini adalah ucapan Nabi Sulaiman yang tercatat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih Bukhari, Kitab Jihad, Bab Man Thalaba Al-Walad Lil Jihadi. Namun, ada satu hal yang sangat penting yang ia lupakan dalam ucapannya: Nabi Sulaiman tidak mengucapkan kata "Insya' Allah".

Hadis ini mengisahkan bagaimana Nabi Sulaiman AS, meskipun memiliki kedudukan yang sangat mulia dan diberkahi dengan karunia luar biasa, tetap belajar untuk lebih berhati-hati dalam setiap perkataan dan rencana yang dibuat. Nabi Sulaiman, dengan rasa yakin dan penuh semangat, berencana untuk memiliki banyak anak yang akan menjadi pejuang jihad di jalan Allah. Namun, ia lupa menyebutkan kehendak Allah dalam rencananya, dengan tidak mengucapkan "Insya' Allah".

Teguran Malaikat: Sebuah Pelajaran Penting

Setelah Nabi Sulaiman membuat pernyataan tersebut, Allah mengirimkan malaikat untuk menegurnya. Allah pun mengingatkan Nabi Sulaiman bahwa, meskipun manusia dapat merencanakan banyak hal, pada akhirnya hanya Allah-lah yang menentukan hasilnya. Malam itu, hanya sedikit dari istrinya yang melahirkan, dan tidak semuanya melahirkan anak yang sesuai dengan rencana semula. Sebagian bahkan tidak melahirkan sama sekali.

Teguran ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap perencanaan yang kita buat, kita harus selalu mengingat bahwa hanya Allah yang Maha Menentukan segala sesuatu. Meski kita sudah berusaha sebaik mungkin dan merencanakan dengan matang, hasilnya tetap bergantung pada izin dan takdir Allah. Inilah yang menjadi pengingat bagi setiap Muslim untuk tidak terlalu mengandalkan kemampuan sendiri, namun senantiasa berserah diri dan bertawakal kepada-Nya.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Dari kisah Nabi Sulaiman AS ini, kita diajarkan pentingnya mengucapkan "Insya' Allah" dalam setiap rencana kita. Ini bukan hanya sekedar ucapan, tetapi sebuah pengakuan bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik atau buruk, adalah atas kehendak Allah. Ucapan "Insya' Allah" menunjukkan rasa tawakal kita kepada Allah, dan mengingatkan kita bahwa kita hanya bisa berusaha, tetapi hasil akhirnya adalah milik-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering kali merencanakan banyak hal. Kita merancang masa depan kita dengan penuh harapan dan usaha. Namun, kisah Nabi Sulaiman mengajarkan kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap ucapan. Jangan sampai kita terlalu yakin dengan kemampuan kita sendiri dan melupakan bahwa hanya Allah yang tahu apa yang terbaik untuk kita.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama