Hari Jumat, ๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐˜๐—ฎ ๐—›๐—ฎ๐˜๐—ถ ๐˜‚๐—ป๐˜๐˜‚๐—ธ ๐—œ๐—ธ๐—ต๐—น๐—ฎ๐˜€ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ต๐˜‚๐˜€๐˜†๐˜‚๐—ธ ๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ฏ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ต

Hari Jumat, Menata Hati untuk Ikhlas dan Khusyuk Beribadah


Hari Jumat adalah hari yang istimewa bagi umat Islam. Pada hari ini, umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan salat Jumat di masjid. Salat Jumat merupakan salat yang paling utama setelah salat fardhu lima waktu.

Selain salat Jumat, pada hari Jumat juga terdapat banyak amalan sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan, seperti membaca surah Al-Kahfi, sedekah, dan memperbanyak doa.

Agar ibadah yang kita lakukan pada hari Jumat dapat diterima oleh Allah SWT, maka kita perlu menata hati agar bisa ikhlas dan khusyuk beribadah.

ุนู† ุฃุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุนู† ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„: «ุงู„ุตู„ูˆุงุช ุงู„ุฎู…ุณ، ูˆุงู„ุฌู…ุนุฉ ุฅู„ู‰ ุงู„ุฌู…ุนุฉ، ูˆุฑู…ุถุงู† ุฅู„ู‰ ุฑู…ุถุงู† ู…ُูƒَูِّุฑุงุชٌ ู„ู…ุง ุจูŠู†ู‡ู†َّ ุฅุฐุง ุงุฌุชُู†ุจَุช ุงู„ูƒุจุงุฆุฑ».

Abu Hurairah -raแธiyallฤhu 'anhu- meriwayatkan dari Rasulullah -แนฃallallฤhu 'alaihi wa sallam-, bahwa beliau bersabda, "Salat lima waktu, salat Jumat ke salat Jumat berikutnya, puasa Ramadan ke Ramadan berikutnya, semuanya adalah penghapus dosa di antara keduanya jika dosa-dosa besar dijauhi."


Ikhlas dalam Beribadah

Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya ibadah oleh Allah SWT. Ikhlas berarti mengerjakan ibadah hanya untuk Allah SWT semata, tanpa mengharapkan pujian atau pamrih dari orang lain.

Untuk bisa ikhlas dalam beribadah, kita perlu menyadari bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati. Allah SWT yang menentukan apakah hati kita ikhlas atau tidak.

Oleh karena itu, kita hanya perlu berusaha semaksimal mungkin untuk ikhlas dalam beribadah, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.

Salah satu cara untuk menumbuhkan ikhlas dalam beribadah adalah dengan mengingat nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita. Dengan bersyukur atas nikmat-nikmat tersebut, kita akan merasa bahwa beribadah adalah bentuk penghargaan kita kepada Allah SWT.

Thumbnail Carousel with Titles

Selain itu, kita juga perlu menghindari riya, yaitu menampakkan amal ibadah kepada orang lain agar mendapatkan pujian atau sanjungan. Riya adalah penyakit hati yang dapat mengurangi atau bahkan menghapus pahala ibadah kita.


Khusyuk dalam Beribadah

Khusyuk dalam beribadah adalah salah satu indikator bahwa ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Khusyuk berarti mengerjakan ibadah dengan penuh penghayatan dan kesadaran.

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk khusyuk dalam beribadah, antara lain:

  • Membersihkan hati dari segala kotoran dan kemaksiatan. Hati yang bersih akan lebih mudah untuk khusyuk dalam beribadah, karena tidak ada hal-hal yang mengganggu pikiran dan perasaan kita.
  • Memfokuskan pikiran dan perhatian hanya pada ibadah yang kita lakukan. Kita harus mengosongkan pikiran kita dari segala hal yang tidak berkaitan dengan ibadah, seperti urusan dunia, masalah pribadi, atau hal-hal yang menimbulkan kekhawatiran atau kecemasan.
  • Menghilangkan gangguan-gangguan yang dapat mengganggu kekhusyukan kita. Gangguan-gangguan ini bisa berupa suara bising, ponsel, televisi, atau orang-orang yang berbicara di sekitar kita. Kita harus mencari tempat yang tenang dan nyaman untuk beribadah, dan mematikan atau menjauhkan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian kita.
  • Membayangkan keindahan surga dan kengerian neraka. Dengan membayangkan hal-hal ini, kita akan merasakan betapa besarnya rahmat dan ancaman Allah SWT kepada kita. Kita akan lebih bersemangat untuk beribadah dengan harapan masuk surga, dan lebih takut untuk berbuat dosa dengan takut masuk neraka.


Dalil-dalil tentang Pentingnya Ikhlas dan Khusyuk dalam Beribadah

Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al-Bayyinah ayat 5:

ุฅِู†َّู…َุง ูŠَุชَู‚َุจَّู„ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ِูŠู†َ

Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT hanya menerima ibadah dari orang-orang yang bertakwa. Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang ikhlas dalam beribadah dan menjauhi segala larangan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:

ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ู‚َุงู„َ ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ْุฃَุนْู…َุงู„ُ ุจِุงู„ู†ِّูŠَّุงุชِ ูˆَุฅِู†َّู…َุง ู„ِูƒُู„ِّ ุงู…ْุฑِุฆٍ ู…َุง ู†َูˆَู‰

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.”

Hadis ini menunjukkan bahwa niat adalah penentu sah atau tidaknya suatu amalan. Ikhlas dalam beribadah adalah salah satu niat yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Al-Mu’minun ayat 1-2:

ู‚َุฏْ ุฃَูْู„َุญَ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ

ุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡ُู…ْ ูِูŠ ุตَู„َุงุชِู‡ِู…ْ ุฎَุงุดِุนُูˆู†َ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya.

Salah satu ciri orang-orang yang beriman adalah khusyuk dalam salatnya. Khusyuk dalam salat adalah salah satu bentuk penghormatan kita kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Abu Dawud:

ุนَู†ْ ุนَุงุฆِุดَุฉَ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡َุง ู‚َุงู„َุชْ ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ู…َู†ْ ุตَู„َّู‰ ุตَู„َุงุฉً ู„َู…ْ ูŠَู‚ْุฑَุฃْ ูِูŠู‡َุง ุจِูَุงุชِุญَุฉِ ุงู„ْูƒِุชَุงุจِ ูَู‡ِูŠَ ุฎِุฏَุงุฌٌ ุซَู„َุงุซًุง ุบَูŠْุฑُ ุชَู…َุงู…ٍ

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat namun tidak membaca Al-Fatihah dalam shalatnya, maka shalatnya itu khidaaj (tidak sempurna), tiga kali beliau mengatakan: tidak sempurna.”

Membaca Al-Fatihah adalah salah satu rukun shalat yang harus dilakukan dengan khusyuk. Al-Fatihah adalah surah yang mengandung pujian, permohonan, dan petunjuk dari Allah SWT.


Post a Comment

Previous Post Next Post