Tawadhu' Dengan ILMU Yang Dimiliki



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْمًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair dari Musa bin Ubaidah dari Muhammad bin Tsabit dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a:

"Ya Alloh, berilah aku manfa'at dengan ilmu yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku sesuatu yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu kepadaku, segala puji bagi Allah atas setiap kondisi."
Sunan Ibnu Majah No. 247

Riwayat hadist tersebut diatas menunjukkan betapa pentingnya ILMU.
Ilmu dalam pengertian luas adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya

Ya Alloh, berilah aku manfa'at dengan ilmu yang Engkau ajarkan kepadaku

Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang menghujam dalam dada ( hati ), mendapatkan sebesar-besarnya kefahaman darinya untuk dijadikan landasan dalam ber AMAL ibadah kepada Penguasa Alam Semesta , Alloh Ta'ala. Mendapatkan derajat kemuliaan di Sisi Nya di Surga yang tinggi.
Bukan sekedar penghias diri untuk mendapatkan sebutan Ulama, atau kemuliaan di khalayak umum.
Rosulullah bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا

Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Alloh, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga." Sunan Ibnu Majah No. 248

عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيَصْرِفَ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ فَهُوَ فِي النَّارِ

D
ari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa menuntut ilmu untuk meremehkan orang-orang bodoh, atau untuk mendebat para ulama, atau untuk menarik perhatian manusia, maka ia akan masuk ke dalam neraka."
Sunan Ibnu Majah No. 249
Agar tidak terbenam dalam pemahaman ilmu yang keliru Rosululloh SAW juga mengajarkan doa perlindungan  :

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَ مِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

“Ya Alloh, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.” Shohih Muslim : 2722

Rosululloh SAW bersabda:

"Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang;

Pertama, seorang hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik,
Kedua, selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia berkata: Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si fulan, maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama,
Ketiga, selanjutnya hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada Rabbinya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan terburuk,
Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang serampangan meneglola hartanya, dan niatnya benar, dosa keduanya sama."
Jami' At-Tirmidzi No. 2247

ILMU yang bermanfaat menjadikan pemiliknya menjadi lebih tawadhu' , tidak sombong dan takabur olehnya. Memahami bahwa Ilmu datangnya dari Alloh dan apabila Alloh berhendak maka Alloh pun akan bisa mencabutnya.

Hendaknya mengikuti pepatah bak tanaman padi, semakin berisi semakin merundukTidak jumawa sebab ilmu yang telah diperoleh, yang justru membuatnya menjadi lengah dan keras hati, beranggapan tidak ada yang lebih pandai daripada dirinya. Jatuhlah ia dalam kesengsaraan Ilmu.
نَرْفَعُ دَرَجَـٰتٍۢ مَّن نَّشَآءُ ۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِى عِلْمٍ عَلِيمٌۭ ...

Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.
Nasihat pinisepuh kepada para pemilik Ilmu untuk dijadikan instropeksi diri :

𝐎𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐛è𝐡 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐤𝐮𝐰𝐢 𝐛𝐞𝐧𝐞𝐫…
𝐎𝐫𝐚 𝐤𝐚𝐛è𝐡 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐞𝐫 𝐤𝐮𝐰𝐢 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫…
𝐀𝐤è𝐡 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐧𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐫𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐞𝐫…
𝐋𝐚𝐧 𝐚𝐤è𝐡 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐞𝐫 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐣𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫…
𝐍𝐚𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐧𝐢𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐝𝐢 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐨𝐫𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐞𝐫…
𝐋𝐮𝐰𝐢𝐡 𝐛𝐞𝐜𝐢𝐤 𝐝𝐚𝐝𝐢 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐞𝐫 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐣𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫…
𝐌𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫𝐧𝐚 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐞𝐫..
𝐤𝐮𝐰𝐢 𝐥𝐮𝐰𝐢𝐡 𝐠𝐚𝐦𝐩𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐧𝐢𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐁𝐞𝐧𝐞𝐫𝐚𝐤é 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫…
𝐦𝐁𝐞𝐧𝐞𝐫𝐚𝐤é 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫..
𝐤𝐮𝐰𝐢 𝐦𝐛𝐮𝐭𝐮𝐡𝐤é 𝐛𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠é 𝐚𝐭𝐢…

Tri Sukses Generus LDII - Lembaga Dakwah Islam Indonesia
1. Menjadi Generasi yang Fakih dalam agama2. Menjadi Generasi yang mempunyai akhlaqul karimah3. Menjadi Generasi yang Mandiri

Post a Comment

Previous Post Next Post