S M A R T

SMART


Anda mungkin pernah mengalami kesulitan atau kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah cara menentukan tujuan itu sendiri. Apakah tujuan spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terbatas waktu? Jika tidak, maka perlu belajar cara menentukan goal dengan SMART. SMART adalah salah satu teori yang populer dan efektif untuk membantu mencapai tujuan dengan lebih mudah dan terencana. Dalam artikel ini, akan dijelaskan apa itu teori SMART dan bagaimana menggunakannya untuk menentukan goal yang baik. Akan juga diberikan contoh sederhana untuk memperjelas teori ini.

Goal adalah sesuatu yang ingin kita capai dalam hidup kita, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Goal bisa berupa hal-hal yang bersifat pribadi, profesional, sosial, atau lainnya. Goal juga bisa berupa hal-hal yang bersifat materi, non-materi, atau keduanya.

Goal penting bagi kita karena dapat memberikan arah, motivasi, dan makna bagi hidup kita. Dengan memiliki goal, kita dapat menentukan apa yang ingin kita lakukan, bagaimana cara melakukannya, dan kapan harus melakukannya. Dengan memiliki goal, kita juga dapat mengukur kemajuan dan hasil yang kita peroleh. Dengan memiliki goal, kita juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan diri.

Namun, tidak semua goal itu baik atau efektif. Ada beberapa goal yang bisa membuat kita merasa bingung, frustasi, atau kecewa. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

  1. Goal tidak spesifik atau jelas. Misalnya, goal seperti “Saya ingin sukses” atau “Saya ingin bahagia” terlalu samar dan tidak menjelaskan apa yang sebenarnya diinginkan.
  2. Goal tidak terukur atau tidak memiliki kriteria yang objektif. Misalnya, goal seperti “Saya ingin pintar” atau “Saya ingin kaya” tidak menunjukkan bagaimana cara mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai goal tersebut.
  3. Goal tidak dapat dicapai atau terlalu tinggi. Misalnya, goal seperti “Saya ingin menjadi presiden” atau “Saya ingin menang lotre” terlalu sulit atau bahkan mustahil untuk dicapai dengan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki.
  4. Goal tidak relevan atau tidak sesuai dengan visi, misi, nilai, dan prioritas. Misalnya, goal seperti “Saya ingin menjadi dokter” atau “Saya ingin menikah dengan artis” mungkin tidak cocok dengan apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan dalam hidup.
  5. Goal tidak terbatas waktu atau tidak memiliki batas waktu yang spesifik dan realistis. Misalnya, goal seperti “Saya ingin belajar bahasa asing” atau “Saya ingin menulis buku” tidak menentukan kapan harus mulai dan kapan harus selesai.

Oleh karena itu, kita perlu belajar cara menentukan goal dengan SMART. SMART adalah salah satu teori yang populer dan efektif untuk membantu kita menentukan goal yang baik. Teori ini mengatakan bahwa goal yang baik harus memiliki lima karakteristik berikut:

  • Specific: Goal harus spesifik dan jelas, tidak ambigu atau samar. Anda harus bisa menjawab pertanyaan seperti apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana terkait dengan goal Anda.
  • Measurable: Goal harus bisa diukur dengan kriteria yang objektif dan dapat diverifikasi. Anda harus bisa menentukan bagaimana Anda akan mengetahui bahwa Anda telah mencapai goal Anda, apa indikatornya, dan berapa targetnya.
  • Achievable: Goal harus realistis dan dapat dicapai dengan sumber daya dan kemampuan yang Anda miliki. Anda harus bisa menilai apakah goal Anda terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan apa tantangan atau hambatan yang mungkin Anda hadapi.
  • Relevant: Goal harus relevan dan sesuai dengan visi, misi, nilai, dan prioritas Anda. Anda harus bisa menjelaskan mengapa goal Anda penting bagi Anda dan bagaimana goal Anda berhubungan dengan goal lain yang Anda miliki.
  • Time-bound: Goal harus memiliki batas waktu yang spesifik dan realistis. Anda harus bisa menetapkan kapan Anda akan mulai, kapan Anda akan selesai, dan apa tenggat waktu atau batas waktu yang Anda patuhi.

Dengan menggunakan teori SMART, Anda dapat membuat goal yang lebih jelas, realistis, dan terencana. Anda juga dapat mengukur kemajuan dan hasil Anda dengan lebih mudah. Anda juga dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri Anda dalam mencapai goal Anda.


Contoh TahapanPenentuan Goal dengan Teori SMART

Untuk memberikan contoh tahapan penentuan goal dengan teori SMART, mari kita ambil contoh sederhana berikut: Saya ingin belajar bahasa Inggris.

Langkah pertama adalah membuat tujuan menjadi lebih spesifik. Misalnya, saya bisa mengubah tujuan saya menjadi: Saya ingin belajar bahasa Inggris untuk bisa berkomunikasi dengan lancar dengan orang asing.

Langkah kedua adalah membuat tujuan menjadi lebih terukur. Misalnya, saya bisa menambahkan kriteria seperti: Saya ingin belajar bahasa Inggris sampai level B2 menurut Common European Framework of Reference for Languages (CEFR), yang berarti saya bisa mengerti dan berbicara tentang topik-topik umum dengan lancar dan akurat.

Langkah ketiga adalah membuat tujuan menjadi lebih dapat dicapai. Misalnya, saya bisa mengevaluasi apakah tujuan saya realistis dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti: berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk mencapai level B2, berapa biaya yang saya perlukan untuk mengikuti kursus atau membeli buku, apa motivasi dan komitmen saya untuk belajar bahasa Inggris, dll.

Langkah keempat adalah membuat tujuan menjadi lebih relevan. Misalnya, saya bisa menjelaskan mengapa tujuan saya penting bagi saya dengan mengatakan: Saya ingin belajar bahasa Inggris karena saya suka traveling ke negara-negara berbahasa Inggris, saya ingin meningkatkan karir saya di bidang internasional, saya ingin memperluas wawasan dan pengetahuan saya tentang budaya lain, dll.

Langkah kelima adalah membuat tujuan menjadi lebih terbatas waktu. Misalnya, saya bisa menetapkan batas waktu untuk mencapai tujuan saya dengan mengatakan: Saya ingin mencapai level B2 dalam bahasa Inggris dalam waktu satu tahun dari sekarang.

Dengan demikian, tujuan saya yang awalnya hanya “Saya ingin belajar bahasa Inggris” menjadi “Saya ingin belajar bahasa Inggris sampai level B2 dalam waktu satu tahun dari sekarang untuk bisa berkomunikasi dengan lancar dengan orang asing karena alasan-alasan pribadi dan profesional”. Tujuan ini jauh lebih SMART daripada tujuan awal.

Post a Comment

Previous Post Next Post