Rayakan Idul Fitri, LDII Kotim Selenggarakan Shalat Ied di Halaman Masjid Barokah

Rayakan Idul Fitri, LDII Kotim Selenggarakan Shalat Ied di Halaman Masjid Barokah

SAMPIT (22/4).  Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupetan Kowaringin Timur melaksanakan shalat Idul Fitri 1444 H di halaman Masjid Barokah Sampit, Sabtu (22/4/23). Sebagai mam shalat dan khatib yakni M. Siroj ketua takmir masjid Barokah. Sementara Dasuki SPd Ketua DPD LDII Kotim membacakan sambutan/nasihat agama. 

Pelaksanaan shalat Idul Fitri diawali dengan shalat 2 rakaat terdiri dari 7 takbir pada saat memulai shalat di rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat ke-2. Setelah shalat selesai, imam membacakah khutbah Jumat.

Shalat Idul Fitri adalah shalat khusus yang dilaksanakan oleh umat Islam setelah selesai menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Shalat ini dilakukan pada hari pertama bulan Syawal dalam penanggalan Hijriyah, yang dirayakan dengan penuh sukacita dan kegembiraan di seluruh dunia.

Rayakan Idul Fitri, LDII Kotim Selenggarakan Shalat Ied di Halaman Masjid Barokah

Shalat Idul Fitri adalah momen yang sangat penting bagi umat Islam untuk saling bermaafan, mempererat tali silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Selain itu, shalat ini juga menjadi ajang untuk menguatkan iman dan taqwa dalam diri setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. 

Selesai imam khutbah, Dasuki menyampaikan nasihat agama pada idul fitri 1444 H. Berikut salinan naskah nasihat tersebut.

Rayakan Idul Fitri, LDII Kotim Selenggarakan Shalat Ied di Halaman Masjid Barokah

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد

Jamaah kaum muslimin, semoga Allah selalu merahmati anda sekalian. Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita nikmat kesempatan untuk bisa bertemu dengan Ramadhan tahun 1444 Hijriyah ini hingga tuntas sampai di hari raya iedul-Fitri hari ini.

Alhamdulillah, kita telah bisa mengerjakan puasa di siang harinya, shalat tarawih di malam harinya, mengkhatamkan atau memperbanyak membaca Al-Quran di siang maupun malam hari, beri'tikaf di sepuluh malam terakhir dalam rangka mencari fadhilah lailatul-qadar, dan menunaikan zakat fitrah serta zakat maal bagi yang sudah mencapai nishabnya. Kita rangkai semua itu dalam Lima Sukses Ramadhan, yang mudah-mudahan Allah menerima semua amalan kita tersebut.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، آمين.

Rasanya begitu cepat satu bulan berlalu, kini Ramadhan telah usai. Tidak hanya Ramadhan yang akan selalu berlalu, suatu saat hidup kita pun akan usai dan berlalu. Malah bisa jadi, Ramadhan yang baru berlalu ini adalah Ramadhan terakhir dalam hidup kita. Bi-sa ja-di. Namun mudah-mudahan, kita masih bisa dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan dan beberapa Ramadhan ke depan. Apakah Ramadhan kemarin ini merupakan Ramadhan terakhir bagi hidup kita, atau kita masih diberi kesempatan menjumpai beberapa Ramadhan lagi ke depan, yang penting bagaimana agar kita bisa mendapatkan husnul-khotimah. Mari kita renungkan sebuah hadis di bawah ini:


أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ، قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ.

(رواه الترمذي)

Seorang lelaki bertanya: "Ya Rasulallah, siapakah orang yang paling beruntung itu?", Rasulullah SAW menjawab: "Orang yang paling beruntung adalah orang yang diberi panjang umur dan dia mengisi umurnya dengan kebaikan, kebaikan, dan kebaikan".

Maka, mari kita isi sisa umur kita yang entah tinggal berapa lama lagi ini, dengan kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Mudah-mudahan Allah mengabulkan. Aamiin.


Jamaah kaum muslimin, semoga Allah selalu merahmati anda sekalian. Untuk apa kita diwajibkan berpuasa?

Kalau kita merujuk pada Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 183, di situ dijelaskan bahwa diwajibkannya kita berpuasa Ramadhan adalah agar kita menjadi orang- orang yang bertakwa.


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصَّيَامُ، كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ ... تَتَّقُونَ

Kalau kita merujuk pada surah Ali Imran ayat 133, 134 dan 135, di antara tanda- tanda orang bertakwa itu adalah: Satu, orang yang bertakwa itu:


الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

Mereka orang-orang yang gemar berinfaq, gemar berbagi, solidaritas sosialnya atau tepo selironya tinggi sekali.

Mereka tidak mau terkena dengan sindiran Nabi SAW:

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ

Tidak layak disebut mukmin orang yang kekenyangan sementara tetangganya kelaparan. (HR Ibnu Hibban)

Banyak ayat dalam Al-Quran yang menggandengkan dua perintah sekaligus, yaitu shalat dan zakat. Menunjukkan bahwa hubungan ritual kita kepada Allah harus dibarengi dengan hubungan sosial kita yang baik dengan sesama manusia terutama kaum dhuafa'.


Tanda kedua orang bertakwa adalah:

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ

Mampu menahan marah, mengendalikan emosi. Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa tingkat ketakwaan seseorang itu tidak hanya ditentukan oleh ibadah ritualnya saja, seperti shalat, puasa dan sebagainya, tapi tingkat ketakwaan seseorang itu juga ditentukan oleh sejauh mana dia piawai mengendalikan emosi sehingga dia tidak cepat marah, gampang meledak karena "bersumbu pendek".

Mudah-mudahan dalam Ramadhan yang baru berlalu ini kita sudah banyak belajar sabar, seperti sabarnya orang yang menunggu waktu berbuka, melawan godaan, menahan nafsu dan syahwat, dan menahan emosi.

Orang sabar itu adalah orang yang bisa memilih waktu yang paling tepat untuk merespon keadaan, tidak grasa-grusu, tidak reaktif, dan tidak panikan. Mereka tetap logis dan penuh pertimbangan.

Tanda ketiga orang bertakwa adalah:

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

Mudah memaafkan pada orang lain. Untuk memaafkan dan minta maaf tidak perlu menunggu datangnya iedul-fitri, tapi setiap waktu kita harus bisa berlapang dada untuk memberi maaf kepada saudara kita. Dan memberi maaf tidak harus diminta. Kita bisa memaafkan saudara kita tanpa sepengetahuannya. Cukup diniatkan dalam hati. Sebagaimana riwayat tentang Abu Dhomdhom yang setiap pagi mengikrarkan:

عِرْضِي لِمَنْ شَتَمَنِي

Kulapangkan dadaku, maksudnya kumaafkan, semua orang yang telah mencaciku, menggunjingku dan lain sebagainya.

Orang yang bertakwa, jika berbuat salah, mereka tidak akan menunda-nunda waktu untuk segera minta maaf. Demikian pula jika orang lain berbuat salah kepadanya, mereka segera memaafkannya, baik diminta maupun tidak diminta. Orang yang bertakwa akan jauh dari sikap dendam, hasad, dan iri hati.


Tanda keempat orang bertakwa adalah:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ

Manakala dia berbuat dosa, segera disusul dengan dzikir dan istighfar. Karena pada hakekatnya orang baik itu bukan orang yang tidak pernah berbuat salah atau dosa, akan tetapi orang baik itu adalah orang yang apabila berbuat salah, mereka segera ingat kepada Allah lalu meminta ampunan kepada-Nya. Suatu dosa akan segera hilang jika disusul dengan istighfar. Sebaliknya, dosa kecil yang dilakukan secara terus-menerus tanpa istighfar, maka akan menjadi dosa besar. Satu hal lagi, adalah sebuah kesalahan besar jika orang merasa tidak pernah bersalah.

Mudah-mudahan kita termasuk golongan muttaqin yang ditandai empat indikator di atas, yaitu gemar berbagi, cerdas emosi, mudah memaafkan, serta senantiasa berdzikir dan beristighfar.

Jamaah kaum muslimin, semoga Allah selalu merahmati anda sekalian. Salah satu dosa besar yang dilaknat oleh Allah adalah durhaka kepada kedua orangtua, sehingga Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ridha Allah terdapat pada ridha orangtua dan murka Allah terdapat pada murka orangtua.

Dan termasuk durhaka kepada orangtua adalah meninggikan nada suara ketika berbicara kepada mereka, atau menangguhkan/menunda-nunda dalam melaksanakan apa yang mereka suruh. Maka segeralah mohon keridhoan orangtua dan perbanyaklah doa untuk kebaikan mereka.

Dan wahai para orangtua, mari jadikan diri kita sebagai suri teladan bagi anak-anak kita, karena pendidikan yang paling efektif adalah lewat keteladanan.

Kalau kita menginginkan agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang disiplin shalat, mari tunjukkan bahwa kita adalah orangtua yang disiplin juga shalatnya.

Kalau kita menginginkan agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang sabar, mari tunjukkan bahwa kita adalah orangtua yang sabar. Bukan orangtua yang menasihati anaknya supaya sabar tapi dengan mata melotot. Nanti jangan-jangan anaknya mengira bahwa sabar itu adalah dengan mata melotot. (Seperti dicontohkan dalam sebuah video buatan netizen yang akhir-akhir ini cukup viral di medsos, ada seorang ustadz yang sedang ceramah tentang hikmah puasa Ramadhan, dia mengatakan bahwa "Dalam kita berpuasa ini jangan hanya menahan makan dan minum saja, tapi juga harus bisa menahan amarah". Sementara ada seorang crew yang selalu hilir mudik di depan pak ustadz yang sedang ceramah ini. Akhirnya pak ustadz-nya marah sambil mendorong si crew tadi: "Gimana sih kamu ini, orang lagi ceramah, ganggu aja!", sehingga penontn berkesimpulan "Ah, ini ustadz cuma bisa ngomong tapi dia sendiri tak bisa melaksanakan. NATO, no action, talk only". Kalau istilah pesantrennya "Ustadz kaburo maqtan").


Sebagai orangtua kita harus bisa mengawasi pergaulan anak-anak kita. Jauhkan mereka dari teman-temannya yang tidak baik, karena pengaruh teman-teman yang tidak baik ini bisa meruntuhkan bangunan akhlak yang sudah kita bina dengan susah payah.

Gaya hidup hedonis, senangnya berfoya-foya; senang memamerkan kekayaan dan kemewahan; terobsesi untuk menjadi orang kaya secara instan tanpa belajar dan kerja keras, itulah di antara isi pikiran anak-anak muda jaman sekarang yang tidak dibimbing nilai-nilai agama. Mudah-mudahan Allah menjadikan anak-anak kita menjadi anak-anak yang sholih sholihah sehingga menjadi sumber kebahagiaan bagi kita di dunia maupun di akhirat.

Jamaah kaum muslimin, semoga Allah selalu merahmati anda sekalian.

Sebagaimana kita ketahui dari hadis-hadis Nabi SAW bahwa orang-orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan. Satu kegembiraan di dunia yaitu ketika mereka berhari-raya, dan kegembiraan kedua ketika mereka bertemu Tuhannya di akhirat kelak.

Hari ini kita berhari-raya, dan hari raya kaum muslimin diisi dengan dzikir dan takbir, doa dan shalawat, saling kunjung silaturahim, menyambung tali kefamilian yang hampir putus.

Janganlah kita lupakan saudara-saudara kita kaum fakir miskin dan dhuafa. Senangkanlah dan gembirakanlah mereka, berbagilah dengan mereka dengan sebagian rizki yang kita terima dari Allah Maha Pemberi Rizki, karena dalam rizki yang diterima orang-orang kaya terdapat doa orang-orang dhuafa.

Jangan lupakan juga saudara-saudara kita yang sekarang sedang sakit. Jadi yang harus kita kunjungi di hari raya ini bukan yang sehat saja, tapi yang sakit juga, supaya mereka bisa ikut merasakan kegembiraan hari raya. Semoga hari raya ini membawa kebahagiaan buat kita semua.

Mudah-mudahan kita bisa melanjutkan nilai-nilai baik Ramadhan di bulan-bulan selanjutnya. Mudah-mudahan kita bisa semakin sabar. Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang jujur dan amanah. Mudah-mudahan kita semakin peduli dengan nasib para dhuafa. Mudah-mudahan kita bisa menjaga perkataan maupun perbuatan kita dari dosa dan maksiat. Mudah-mudahan kita bisa mencapai husnul- khotimah. Mudah-mudahan Alloh menerima segala amal ibadah kita.

تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ - وَالسَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Post a Comment

Previous Post Next Post