LDII Jatim Gandeng Kodam Brawijaya: Santri Dibekali Wawasan Kebangsaan Tangkal Radikalisme

Nganjuk – DPW LDII Jawa Timur menggandeng Kodam V/Brawijaya memberikan pembekalan wawasan kebangsaan kepada santri Pondok Pesantren Al Ubaidah, Nganjuk, sebagai upaya menangkal radikalisme dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan di kalangan generasi muda. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (14/11/2025).

LDII Jatim Prioritaskan Wawasan Kebangsaan untuk Santri

Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch Amrodji Konawi, menekankan pentingnya wawasan kebangsaan bagi santri di tengah kompleksitas tantangan global.

“Banyak santri masih kesulitan membedakan informasi valid dan hoaks, termasuk isu sensitif yang berpotensi memecah belah. Karena itu, pembekalan wawasan kebangsaan sangat penting,” tegasnya.

Amrodji menambahkan, LDII Jatim memprioritaskan program penanaman wawasan kebangsaan melalui berbagai kegiatan pendidikan.

Sinergi dengan TNI untuk Memperkuat NKRI

Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapoksahli) Pangdam V/Brawijaya, Brigjen TNI Singgih Pambudi Arianto, turut hadir memberikan materi wawasan kebangsaan. Amrodji menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menumbuhkan semangat menjaga keutuhan NKRI.

“Pembekalan wawasan kebangsaan diperlukan agar para santri memiliki persepsi yang sama sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan menumbuhkan semangat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dakwah yang sejuk juga sangat penting agar tidak terjadi gesekan antarkelompok,” ujarnya.

Keberagaman Sebagai Kekuatan Bangsa

Amrodji menyoroti keberagaman budaya di pesantren sebagai miniatur Indonesia.

“Bahasa dan perilaku mereka berbeda-beda. Namun, melalui kehidupan pesantren, menerima ajaran Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW, lalu menyebarkannya kembali ke masyarakat, para santri belajar bahwa perbedaan adalah sesuatu yang wajar. Kemajemukan adalah realitas sehari-hari di Indonesia,” jelasnya.

Ia menegaskan komitmen LDII dalam memperkuat pendidikan karakter santri agar memiliki rasa cinta tanah air dan pemahaman terhadap Pancasila.

Peran TNI dalam Membangun Karakter Santri

Brigjen TNI Singgih Pambudi Arianto menekankan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa.

“Kondisi keberagaman ini terlihat jelas pada anak muda dari berbagai pelosok Nusantara, yang datang dengan semangat yang sama, yaitu menuntut ilmu. Semangat ini merupakan bagian dari solusi terhadap krisis kebangsaan yang kita hadapi saat ini,” ujarnya.

Ia menambahkan, kualitas pendidikan akan optimal jika generasi muda mampu bersosialisasi, memahami perbedaan, dan membangun kerja sama.

Moderasi Beragama Kunci Toleransi

Brigjen Singgih menyoroti pentingnya moderasi beragama dalam membentuk santri yang toleran.

“Moderasi beragama menjadi kunci utama. Kesadaran menjalankan ajaran agama secara mendalam dan menghargai ajaran agama lain akan membentuk santri yang toleran. Sikap toleran harus dibangun sejak dini agar para santri mampu beradaptasi di tengah keberagaman,” ujarnya.

Ia berpesan agar para santri tetap istiqomah dalam menjalankan nilai-nilai yang diperoleh di pesantren.

“Istiqomah adalah hal yang paling berat. Konsistensi dalam menjalankan nilai-nilai yang diperoleh di pesantren tidak selalu mudah. Namun, dengan mengingat petuah dan pesan dari para pengasuh, insyaallah santri bisa tetap istiqomah dan tidak terpengaruh budaya yang tidak sesuai dengan nilai pesantren,” pungkasnya.

Lebih baru Lebih lama