Etika Kerja dan Dakwah Digital: SMK Multazam Bogor Belajar Media di DPP LDII

JAKARTA. SMK Multazam Bogor memboyong siswanya ke DPP LDII untuk belajar langsung tentang etika kerja, media, dan dakwah digital. Kunjungan ini, menurut Kepala Sekolah Anwar Husnul Hadi, bukan sekadar outing class, melainkan implementasi kurikulum yang menekankan keterlibatan siswa dalam dunia industri.

Menggali Ilmu Komunikasi dan Budaya Industri

Anwar Husnul Hadi menekankan pentingnya kunjungan ini bagi siswa untuk memahami alur kerja di bidang komunikasi media, menyerap etika kerja, disiplin, dan budaya industri.

“Ketiga, juga menginspirasi diri sesuai jurusan masing-masing dengan kompetensi kerja untuk selanjutnya menjadi bekal pengalaman memasuki dunia kerja setelah jenjang sekolah, atau menggagas wirausaha,” kata Anwar.

Ia berharap siswa memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dan menyerap ilmu sebanyak mungkin.

LDII: 3K Sebagai Pilar Organisasi dan Dakwah

Ketua Departemen KIM DPP LDII, Ludhy Cahyana, memaparkan tentang kinerja LDII, khususnya Departemen KIM dan Kelompok Kerja LINES (LDII News Network). Ia menjelaskan bahwa LDII berpegang pada prinsip 3K: Karya, Kontribusi, dan Komunikasi.

“Organisasi LDII menerapkan 3K, Karya, Kontribusi, Komunikasi. Setelah baik, harus ada manfaat di lingkungan sekitar kita atau berkontribusi. Selain itu juga berkomunikasi, menjelaskan mengenai kontribusi dan karya tersebut,” kata Ludhy.

LINES: Mengemas Dakwah dalam Konten Kreatif

Ludhy mencontohkan bagaimana tim LINES mengemas dakwah melalui video dan foto yang menarik. Menurutnya, kemampuan ini dapat menjadi bekal pekerjaan di masa depan sekaligus berdakwah. Ia juga mengingatkan pentingnya memahami sejarah organisasi sebagai landasan 3K.

Menavigasi Era Post-Truth: Kehati-hatian dalam Bermedia

Ludhy menyoroti evolusi media dari old media ke new media, hingga era post-truth yang mengaburkan kebenaran.

“Fakta sesungguhnya berdasarkan versi seseorang. Disinilah kehati-hatian akan media dan konten,” kata dia.

Media Sosial: Pedang Bermata Dua dalam Dakwah

Ketua Divisi Media Sosial LDII News Network, Faza Ruziqyani Firdausa, menjelaskan bahwa media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Jika dimanfaatkan dengan bijak, media sosial dapat menjadi sarana edukasi yang efektif.

“Platform sosial media menjadi edukasi jika digunakan baik,” kata dia.

Memanfaatkan Media Sosial untuk Dakwah Positif

Faza mengingatkan bahwa media sosial juga dapat berdampak negatif, seperti menyebarkan ujaran kebencian dan memicu kecemasan.

“Kita punya pilihan, berdampak baik atau tidak. Jika dimanfaatkan dengan baik, akan terbantu untuk tumbuh,” kata dia.

Ia menekankan pentingnya memanfaatkan media sosial untuk dakwah, menyebarkan informasi positif, dan mengedukasi masyarakat.

“Tujuannya tetap menjaga keimanan tapi mengikuti perkembangan,” ujarnya.

Branding Organisasi Melalui Konten yang Menarik

Faza menambahkan bahwa media sosial dapat memperluas jangkauan dakwah dan menarik perhatian generasi muda. Bagi LDII, hal ini juga dapat meningkatkan branding organisasi. Ia menekankan pentingnya membuat konten yang menarik dan sesuai dengan branding komunitas.

“Membuat konten dakwah yang menarik, diiringi konten visual yang kuat, juga bisa sembari mengikuti trend terkini,” ujar Faza.

Lebih baru Lebih lama