
WONOGIRI. Pondok Pesantren Al Barru, di bawah naungan DPD LDII Wonogiri, menerapkan program pembiasaan disiplin sejak dini untuk membentuk karakter santri yang berintegritas, profesional, dan religius. Penekanan pada kedisiplinan yang lahir dari kebiasaan kecil dan konsisten menjadi kunci utama.
Membentuk Karakter Lewat Kebiasaan Sederhana
Salah satu implementasi program ini adalah penataan sandal dan sepatu secara rapi sebelum memasuki masjid atau ruang kelas. Kegiatan sederhana ini menjadi budaya pesantren yang terus ditanamkan, menumbuhkan kesadaran santri akan kerapian, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Kedisiplinan Dimulai dari Hal Kecil
Salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Al Barru, Ust. Sidiq, menekankan bahwa kedisiplinan tidak hanya diajarkan melalui teori, tetapi juga melalui praktik nyata.
“Kami ingin santri terbiasa disiplin mulai dari hal paling kecil. Menata sandal mungkin terlihat sederhana, tapi di situlah awal dari pembentukan karakter. Siapa yang mampu tertib dalam hal kecil, akan mampu menjaga tanggung jawab yang lebih besar,” ucapnya.
Filosofi di Balik Penataan Sandal
Ust. Sidiq menambahkan bahwa pembiasaan ini mengandung filosofi penting dalam pendidikan pesantren. Kerapian dalam menata sandal mencerminkan kemampuan santri dalam menata diri, waktu, dan perilaku sehari-hari.
“Santri yang tertib dalam keseharian akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, sabar, dan berkomitmen dalam menjalani setiap amanah,” lanjut Sidiq.
Dampak Positif Program Pembiasaan
Program ini dinilai tidak hanya membentuk kebiasaan, tetapi juga memperkuat hubungan emosional antara santri dan lingkungan.
“Kami melihat perubahan signifikan. Santri menjadi lebih sadar menjaga kebersihan dan lebih menghargai keteraturan. Ini bukan hanya soal disiplin, tapi juga soal adab dan tanggung jawab sosial,” ujarnya.