Bone. DPW LDII Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (27/9) lalu. Rakorwil ini membahas peran LDII dalam mewujudkan akselerasi pencapaian Asta Cita di Sulawesi Selatan.
LDII Sulsel Genjot Asta Cita Melalui Rakorwil di Bone
Rakorwil DPW LDII Sulsel ini memfokuskan pembahasan pada bidang kesehatan, pendidikan, pembentukan karakter, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Fokus Utama Rakorwil: Kesehatan, Pendidikan, dan SDM
Ketua DPW LDII Sulsel, Asdar Mattiro, menegaskan keseriusan LDII dalam memperluas kontribusi sosial melalui integrasi nilai keagamaan, karakter, dan keterampilan praktis.
"Dengan mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan, karakter, dan keterampilan praktis, LDII hadir sebagai mitra strategis dalam mewujudkan Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter. LDII siap mempercepat capaian Asta Cita di Sulawesi Selatan," ujar Asdar.
Asdar juga menekankan pentingnya memilih jurusan pendidikan tinggi yang relevan dengan perkembangan zaman, terutama bidang STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematics).
“Kalau ada anak-anak kita yang akan kuliah, arahkan ke jurusan STEM: Science, Technology, Engineering, dan Mathematics. Keempat bidang ini punya peluang besar dan sangat dibutuhkan ke depan,” jelas Asdar.
Sinergi dengan Pemerintah dan Program Kesehatan Nasional
Rakorwil ini dihadiri pengurus DPW LDII Sulsel dan perwakilan DPD dari empat kabupaten. Wakil Ketua DPW LDII Sulsel Bidang Pengabdian Masyarakat, Safwan Syam, menyatakan kesiapan LDII dalam mendukung program kesehatan nasional melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan.
“LDII juga ingin membangun kepercayaan pemerintah bahwa organisasi ini adalah mitra yang aktif dan solutif. Sehingga kami siap memfasilitasi cek kesehatan gratis, menyediakan tempat dan pasien. Ini bentuk dukungan langsung terhadap Asta Cita di sektor kesehatan,” jelasnya.
Pendidikan yang Relevan dan Berkarakter
Wakil Ketua Bidang Pendidikan Umum dan Pelatihan, Jawiana Saokani, menekankan pentingnya pendidikan yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat dan pelatihan SDM yang sesuai dengan konteks lokal.
“Kami merancang pelatihan berbasis kebutuhan nyata, seperti isu stunting, kesehatan keluarga, dan keterampilan ekonomi. Pendidikan harus menyenangkan, bermakna, dan membentuk karakter,” ujarnya.
Program unggulan “Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” terus digalakkan, dengan fokus pada pembentukan karakter sejak dini.
“Setiap orang tua adalah guru pertama. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga. Kami ingin karakter menjadi fondasi dari proses belajar mengajar,” ungkapnya.
LDII juga mendorong penguatan fungsi guru sebagai pembimbing melalui pelatihan bimbingan konseling (BK) dan pendekatan deep learning dalam proses pembelajaran.
“Pengetahuan bukan sekadar tahu sesuatu, tetapi juga membentuk karakter dan kompetensi seseorang. Inilah yang ingin kami dorong dalam pendidikan nasional,” tegas Jawiana.
Penguatan Organisasi dan Fokus pada Isu Masyarakat
Sekretaris DPW LDII Sulsel, Nashruddin, menekankan pentingnya penguatan organisasi, kaderisasi, dan administrasi untuk mendukung keberhasilan program-program LDII.
“Kami ingin program kerja 2026 fokus pada isu yang menyentuh langsung masyarakat: kesehatan, pendidikan, dan ekonomi,” katanya.