
Indonesia menghadapi ancaman serius terhadap kedaulatannya, bukan hanya dari sisi militer, tetapi juga dari ideologi dan krisis sumber daya. Juru Bicara Presiden Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, memperingatkan dua ancaman ekstrim: paham agnostik negara dan radikalisasi agama yang anti-negara. Ancaman non-militer seperti krisis pangan, air, dan energi juga menjadi sorotan.
Dahnil, yang juga Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) RI, menyampaikan hal ini dalam Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) LDII. Ia menekankan pentingnya pertahanan komprehensif: "Pertahanan bukan cuma soal tank dan senjata. Kalau kita kalah di pangan, energi, dan teknologi, kita bisa kalah tanpa perang,” ujarnya. Ia menyinggung prediksi krisis pangan global tahun 2035, merujuk pada survei The Economist tahun 2018 yang menunjukkan kesiapan Amerika Serikat dan Eropa jauh lebih baik dibanding Indonesia. "AS belum menguras energi domestiknya, tapi sudah mengamankan cadangan lewat kendali di Timur Tengah. Sementara Eropa merevitalisasi pertaniannya. Mereka jauh lebih siap. Kalau kita tidak serius mengurus pangan dan air, kedaulatan kita akan goyah,” kata Dahnil.
Dahnil mendorong pesantren LDII untuk berperan aktif dalam riset pangan, energi terbarukan, dan teknologi. Ia juga mengapresiasi peran unik LDII dalam menyelaraskan nilai-nilai Islam dengan Pancasila: “Kalau ada ormas Islam yang otentik Indonesia, itu LDII. Ia lahir dari proses politik Indonesia,” katanya. Meskipun pernah menghadapi stigma negatif, Dahnil optimis generasi muda LDII mampu membalikkan sejarah dengan memadukan Islam dan semangat kebangsaan. Ia melihat Islam di Indonesia, khususnya dalam konteks LDII, sebagai contoh ideal keberagaman yang harmonis: “Kunci Pancasila adalah dialog dan penghormatan. Itu modal pertahanan bangsa kita,” katanya. Dahnil juga memuji strategi LDII dalam memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan nasionalis: “Saya senang LDII agresif memberi anak muda ruang berekspresi di sosmed. Ini cara cerdas agar dakwah Islam tetap relevan dengan zaman,” pungkas Dahnil.
```json-ld
{
"@context": "https://schema.org",
"@type": "NewsArticle",
"headline": "Ancaman Kedaulatan RI: Bukan Hanya Militer, Tapi Juga Pangan & Ideologi",
"datePublished": "2025-10-27",
"dateModified": "2025-10-27",
"author": {
"@type": "Person",
"name": "[Nama Wartawan]"
},
"publisher": {
"@type": "Organization",
"name": "[Nama Media]"
},
"description": "Indonesia hadapi ancaman serius kedaulatan, tak hanya militer, tapi juga ideologi & krisis sumber daya. Juru bicara Presiden Prabowo ingatkan bahaya paham agnostik negara & radikalisme.",
"mainEntityOfPage": {
"@type": "WebPage",
"@id": "[URL Artikel]"
},
"image": "[URL Gambar]"
}
```