Bengkulu, 27 Juli 2025 — Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Provinsi Bengkulu menggelar pembinaan remaja bertema "Birrul Walidain sebagai Karakter Dasar Generasi Beradab", Minggu (27/7). Kegiatan ini berlangsung secara hybrid, memadukan pertemuan luring di Pondok Pesantren Al Huda, Kebun Tebeng, Kota Bengkulu, dengan partisipasi daring dari berbagai daerah. Lebih dari 1.200 remaja, mulai dari tingkat SMP hingga usia dewasa, mengikuti kegiatan ini.
Ketua panitia, Anang Arbai, menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari program pembinaan karakter generasi penerus yang mengacu pada 29 Karakter Luhur Generus LDII. Salah satu karakter utama yang diangkat dalam kegiatan ini adalah birrul walidain, yakni berbakti kepada orang tua.
"Nilai birrul walidain tidak lekang oleh waktu. Di tengah perkembangan zaman yang serba cepat, kami ingin membekali generasi muda dengan prinsip hidup yang kuat agar tidak kehilangan jati diri," ujar Anang.
Rangkaian Materi dan Pesan Moral
Kegiatan pembinaan dikemas dalam beberapa sesi yang disampaikan secara berjenjang. Sesi pertama dibawakan oleh Ustaz Sugeng Heri, yang memaparkan kajian Al-Qur'an tentang pentingnya berbuat baik kepada orang tua. Ia menegaskan bahwa durhaka kepada orang tua termasuk salah satu dosa besar dalam Islam.
"Dalam Islam, durhaka kepada orang tua termasuk salah satu dosa besar yang balasannya dapat dirasakan langsung di dunia," jelas Sugeng.
Dilanjutkan oleh Ahmad Taufik, S.E., sesi kedua mengupas tafsir hadis mengenai dampak negatif dari menyakiti orang tua, baik secara ucapan maupun tindakan.
"Menyakiti hati orang tua—baik melalui perkataan maupun perbuatan—dapat mengundang murka Allah dan menjadi penghalang kesuksesan anak di dunia dan akhirat," ujarnya.
Penutupan dengan Tausiyah dan Doa
Sebagai penutup, tausiyah agama disampaikan oleh H. Pino Aspandi, Dewan Penasihat DPW LDII Bengkulu. Dalam pesannya, ia mengajak generasi muda LDII untuk menjadi pribadi yang mandiri, menjauhi pergaulan negatif, dan membawa manfaat bagi lingkungan sekitar.
"Pemuda hari ini harus mampu menjadi harapan orang tua, bukan sebaliknya. Mandiri secara ekonomi, memiliki akhlak yang baik, dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama adalah bentuk konkret birrul walidain di era modern," tegas Pino.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama yang juga dipimpin oleh H. Pino Aspandi. Doa tersebut dipanjatkan agar generasi muda LDII tumbuh menjadi pribadi yang beriman, berakhlak, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi agama, bangsa, dan negara.
