Hari Anak Nasional: Peran Masyarakat Kunci Pemenuhan Hak Anak

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan UPN “Veteran” Jakarta, Netti Herawati, menekankan peran penting masyarakat dalam pemenuhan hak anak. “Yakni menjadi penyelenggara pemenuhan hak anak. Atau yang kedua, sebagai pengawas terhadap kasus anak stunting, atau anak-anak yang tidak sekolah saat waktunya sekolah,” ujarnya.

Netti, yang juga anggota Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII, menambahkan pentingnya memahami kebutuhan perkembangan anak secara fisik, psikososial, emosional, dan kognitif. “Menemukan potensi yang dimiliki anak. Orang tua tentunya perlu tahu pengasuhan yang tepat, karena setiap usia memiliki cara yang berbeda,” tutur Netti. Ia menyarankan komunikasi positif, simulasi melatih motorik dan kognitif, serta gizi seimbang. Penilaian sederhana terhadap perkembangan anak juga diperlukan.

Sinergi rumah dan sekolah sangat penting. Netti mendorong keterlibatan orang tua melalui pelibatan dalam kurikulum dan metode pembelajaran. “Misalnya saat pergi tidur, orang tua bisa meminta anak bercerita lewat tulisan atau journaling atau apa pun yang membuat anak nyaman bercerita tentang kesehariannya. Karenanya penting bagi orang tua mengubah mindset bahwa anak perlu didengar,” ungkapnya. Dengan begitu, anak berani kritis dan berekspresi. “Anak tidak takut untuk salah dan mereka merasa punya kesempatan bicara,” lanjut Netti.

Lingkungan aman dan sehat, baik di rumah maupun sekolah, harus diprioritaskan. “Secara fisik, sosial, dan psikis anak aman terlindungi. Anak itu peniru ulung. Apa yang dia lihat, dia dengar, dia rasakan di rumah, itu yang akan dibawa sampai besar,” kata Netti. Anak perlu dijauhkan dari pengaruh negatif seperti pornoaksi dan pornografi. Pemantauan kesehatan fisik, sosial, spiritual, dan psikologis anak secara berkala juga penting.

Tantangan era digital juga diungkap Netti. Kesiapan orang tua dan guru dalam mengedukasi anak di ranah digital masih perlu ditingkatkan. “Penerapan beragama terkadang belum komprehensif sehingga tidak menanggulangi tantangan yang ada,” katanya. Pengaruh internet dan media sosial perlu dikelola dengan baik, membangun critical thinking anak terhadap konten digital. “Karena itu, orangtua dan guru perlu memiliki kemampuan seleksi yang baik sehingga mempersiapkan anak punya critical thinking terhadap penggunaan media sosial atau konten di dalamnya,” tegasnya.

Netti menilai evaluasi kebijakan pemerintah terkait pemenuhan hak anak masih diperlukan. “Tetap perlu dievaluasi, regulasinya banyak yang sudah sesuai tapi implementasinya belum,” pungkas Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Riau ini.

Lebih baru Lebih lama