Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Desa itu harus menjadi pusat perhatian. Dengan membangun desa, sejatinya membangun Indonesia. Karena itu, kita tidak bisa bekerja sendiri, perlu menjadi super tim melalui kolaborasi lintas sektor,” tegas Yandri. Kemendes PDT telah menetapkan 12 program aksi Bangun Desa Bangun Indonesia, dan seluruh MoU akan mendukung pelaksanaannya. Yandri juga mendorong akselerasi program Presiden Prabowo Subianto dengan mendukung Asta Cita ke-6. “Desa menjadi pusat, tagline ‘Bangun Desa, Bangun Indonesia, Desa Terdepan untuk Indonesia’. MoU ini harus dikawal agar tidak berhenti di tanda tangan. Kita butuh implementasi nyata. Saat ini masih ada lebih dari 10.000 desa tertinggal dan 20.000 desa belum memiliki sinyal. Ini peluang amal dan pengabdian kita bersama,” ujarnya. Ia menambahkan, Kemendes PDT telah menandatangani 48 MoU dan akan memperluasnya dengan 80 mitra lainnya. “Kolaborasi ini adalah bagian dari strategi dalam mencapai Indonesia Emas 2045… yang ujungnya diharapkan sesuai sebagaimana arahan Presiden bahwa dalam 2-3 tahun ke depan tidak lagi menjadi desa tertinggal dan menjadi desa yang maju,” tegas Yandri.

Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menyambut baik MoU ini. “Kerja sama LDII dengan Kemendes bukan sekadar di atas kertas, tapi sudah terealisasi. Beberapa waktu lalu kami bersama Pak Menteri panen bibit sorgum bersertifikat di Kabupaten Blora, dan kini tengah mengembangkan bibit untuk penanaman berkelanjutan,” ujarnya.
KH Chriswanto menambahkan, “Kami juga berharap kolaborasi tidak hanya antara dua pihak, tetapi bisa lintas institusi agar saling memperkuat dalam menyejahterakan bangsa. Kita membangun desa itu artinya kita membangun kecamatan, membangun kabupaten, membangun provinsi, dan membangun Indonesia secara keseluruhan.” LDII telah menjalankan berbagai program berbasis desa, termasuk pertanian, kesehatan, dan penguatan ekonomi berbasis koperasi. “Sebagian warga LDII tinggal di desa, maka kami berkepentingan mendorong pembangunan desa melalui kerja sama ini. Membangun dari desa, dari bawah, untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Kalau ekonomi merata, otomatis kemiskinan bisa dientaskan,” harap Chriswanto. LDII juga fokus pada dakwah, pendidikan, penanganan stunting, pemanfaatan teknologi digital, dan ekonomi syariah. “Pendidikan agama dan karakter generasi muda bisa kita bina di majelis-majelis taklim di seluruh Indonesia, ini salah satu upaya LDII dalam berdakwah,” pungkas KH Chriswanto.
.jpeg)
