Kisah Harut dan Marut: Hikmah Menghindari Sifat Sombong dan Takabur

renungan


Dalam Al-Qur'an, kita dapat menemukan kisah tentang dua malaikat yang bernama Harut dan Marut. Mereka adalah malaikat yang diturunkan ke bumi oleh Allah SWT untuk menguji manusia. Namun, ironisnya, mereka sendiri yang terjebak dalam ujian tersebut.

Kisah Harut dan Marut dapat ditemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 102. Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa Harut dan Marut adalah dua malaikat yang diturunkan ke bumi untuk mengajar manusia sihir. Namun, mereka berdua jatuh dalam ujian dan melakukan perbuatan yang tidak pantas, yaitu membunuh seorang anak kecil dan melakukan perbuatan zina.

Kisah Harut dan Marut ini dapat memberikan hikmah yang sangat berharga bagi kita. Salah satu hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah pentingnya menghindari sifat sombong dan takabur.

Harut dan Marut adalah malaikat yang memiliki kekuatan dan pengetahuan yang luar biasa. Namun, mereka jatuh dalam ujian karena sifat sombong dan takabur yang mereka miliki. Mereka merasa bahwa mereka lebih baik dan lebih kuat daripada manusia, sehingga mereka tidak lagi mematuhi perintah Allah SWT.

Kisah Harut dan Marut ini dapat menjadi peringatan bagi kita untuk tidak memiliki sifat sombong dan takabur. Kehebatan apapun yang kita miliki, baik berupa ilmu pengetahuan, kehormatan/jabatan dunia atau kekayaan, jangan membuat kita lupa bahwa semua itu adalah titipan dari Allah SWT. Tak pantas kita sombong karena itu semua.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Qasas ayat 58, "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong, karena sesungguhnya kamu tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan dapat mencapai setinggi gunung."


Fir'aun si Sombong yang Ditenggelamkan di Laut

Contoh kisah kesombongan manusia yang menghancurkan dirinya sendiri adalah Raja Fir'aun. Fir'aun adalah seorang raja yang sangat berkuasa dan kaya di Mesir pada zaman Nabi Musa. Namun, kekuasaan dan kekayaannya itu membuatnya menjadi sombong dan takabur.

Fir'aun merasa bahwa dirinya adalah tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Ia tidak mau mengakui keberadaan Allah SWT dan tidak mau mendengarkan peringatan Nabi Musa untuk meninggalkan kesombongannya.

Akhirnya, kesombongan Fir'aun itu membuatnya mengalami kehancuran yang sangat tragis. Ia dan tentaranya tenggelam di laut Merah ketika mereka mengejar Nabi Musa dan umatnya yang sedang melarikan diri dari kejaran mereka.

Kisah Fir'aun ini dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak memiliki sifat sombong dan takabur. Kita harus selalu mengingat bahwa kekuasaan dan kekayaan yang kita miliki adalah titipan dari Allah SWT, dan kita harus menggunakan itu semua untuk kebaikan dan kemajuan umat.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Qashash ayat 39, "Dan Fir'aun berkata, 'Aku adalah tuhan kamu yang tertinggi'." Namun, akhirnya Fir'aun itu sendiri yang menjadi contoh bagi kita tentang kehancuran yang dapat terjadi karena kesombongan dan takabur.


raja



Hindari Sifat Sombong dan Takabur

Implementasi dalam kehidupan sehari-hari untuk menghindari sifat sombong diantaranya adalah menghargai dan menghormati orang lain. Bahwa orang yang memiliki kekurangan, pasti ada suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada dirinya. Demikian juga orang yang merasa paling hebat ataupaling pandai pasti juga memiliki kekurangan.

Menghargai dan menghormati orang lain dapat dilakukan dengan cara memperlakukan mereka dengan baik, tidak memandang rendah, dan tidak merasa diri sendiri lebih baik daripada mereka. Kita harus selalu ingat bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan tidak ada satu orang pun yang sempurna.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra' ayat 70, "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam." Ayat ini menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki kemuliaan dan kehormatan yang sama, tidak ada yang lebih mulia atau lebih rendah daripada yang lain.

Oleh karena itu, marilah kita selalu memperlakukan orang lain dengan baik, menghargai dan menghormati mereka, dan tidak memandang rendah atau merasa diri sendiri lebih baik daripada mereka. Dengan demikian, kita dapat menghindari sifat sombong dan takabur, dan menjadi hamba-hamba Allah SWT yang rendah hati dan selalu mematuhi perintah-Nya. Amin.


Selain itu, kita juga dapat menghindari sifat sombong dengan cara:

- Mengakui kekurangan dan kelemahan diri sendiri

- Menghargai dan menghormati orang lain

- Tidak memandang rendah atau merasa diri sendiri lebih baik daripada orang lain

- Selalu memohon kepada Allah SWT untuk menjauhkan kita dari sifat sombong dan takabur


Dengan demikian, kita dapat menjadi hamba-hamba Allah SWT yang rendah hati dan selalu mematuhi perintah-Nya. Amin.


قالَ الإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ، رَحِمَهُ اللَهُ، فِي مُسْنَدِهِ: حَدَثَنَا يَحْيَى بْنُ [أَبِي] بَكِيرٍ، حَدَثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَدٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَهِ بْنِ عُمَرَ: أَنَهُ سَمِعَ نَبِيَ اللَهِ صَلَى اللَهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ يَقُولُ: "إِنَ آدَمَ عَلَيْهِ السَلَامُ لَمَا أَهْبَطَهُ اللَهُ إِلَى الأَرْضِ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ: أَيْ رَبَ (أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ) [الْبَقَرَةِ: ٣٠]، قَالُوا: رَبَنَا، نَحْنُ أَطْوَعُ لَكَ مِنْ بَنِي آدَمَ. قَالَ اللَهُ تَعَالَى لِلْمَلَائِكَةِ: هَلُمُوا مَلَكَيْنِ مِنَ الْمَلَائِكَةِ حَتَّى نَهْبِطَهُمَا إِلَى الأَرْضِ، فَنَنْظُرَ كَيْفَ يَعْمَلَانِ؟ قَالُوا: بِرَبِّنَا، هَارُوتُ وَمَارُوتُ. فَأَهْبَطَا إِلَى الأَرْضِ وَمُثِّلَتْ لَهُمَا الزَّهْرَةُ امْرَأَةٌ مِنْ أَحْسَنِ الْبَشَرِ، فَجَاءَتْهُمَا، فَسَأَلَاهَا نَفْسَهَا. فَقَالَتْ: لَا وَاللَهِ حَتَّى تَتَكَلَّمَا بِهَذِهِ الْكَلِمَةِ مِنَ الشِّرْكِ. فَقَالَا: وَاللَهِ لَا نُشْرِكُ بِاللَهِ شَيْئًا أَبَدًا. فَذَهَبَتْ عَنْهُمَا ثُمَّ رَجَعَتْ بِصَبِيٍ تَحْمِلُهُ، فَسَأَلَاهَا نَفْسَهَا. فَقَالَتْ: لَا وَاللَهِ حَتَّى تَقْتُلَا هَذَا الصَبِيَ. فَقَالَا لَا وَاللَهِ لَا نَقْتُلُهُ أَبَدًا. ثُمَّ ذَهَبَتْ فَرَجَعَتْ بِقَدَحٍ خَمْرٍ تَحْمِلُهُ، فَسَأَلَاهَا نَفْسَهَا. فَقَالَتْ: لَا وَاللَهِ حَتَّى تَشْرَبَا هَذِهِ الْخَمْرَ. فَشَرِبَا فَسَكِرَا، فَوَقَعَا عَلَيْهَا، وَقَتَلَا الصَبِيَ. فَلَمَّا أَفَاقَا قَالَتِ الْمَرْأَةُ: وَاللَهِ مَا تَرَكْتُمَا شَيْئًا أَبَيْتُمَاهُ عَلَيَّ إِلَّا قَدْ فَعَلْتُمَاهُ حِينَ سَكِرْتُمَا. فَاخْتَيَرَا بَيْنَ عَذَابِ الدُنْيَا وَعَذَابِ الْآخِرَةِ، فَاخْتَرَا عَذَابَ الدُنْيَا".

Imam Ahmad bin Hanbal, rahimahullah, dalam kitab Musnadnya, berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Bakir, telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Muhammad, dari Musa bin Jubair, dari Nafi', dari Abdullah bin Umar, bahwa ia mendengar Nabi Allah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Ketika Allah menurunkan Adam 'alaihissalam ke bumi, para malaikat berkata, 'Ya Tuhan kami, apakah Engkau akan menjadikan di dalamnya (bumi) orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah, sedangkan kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?' (QS. Al-Baqarah: 30)

Malaikat-malaikat berkata, 'Ya Tuhan kami, kami lebih taat kepada-Mu daripada anak-anak Adam.' Allah Ta'ala berfirman kepada malaikat-malaikat, 'Datangkanlah dua malaikat hingga Aku turunkan mereka ke bumi, maka Aku akan melihat bagaimana mereka berbuat.' Malaikat-malaikat berkata, 'Ya Tuhan kami, Harut dan Marut.' Maka keduanya diturunkan ke bumi.

Seorang wanita cantik, yang bernama Al-Zahrah, menemui mereka berdua. Mereka berdua meminta wanita itu untuk menyerahkan dirinya. Wanita itu berkata, 'Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan diriku kepadamu berdua hingga kalian berdua mengucapkan kalimat syirik.' Mereka berdua berkata, 'Demi Allah, kami tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu pun selama-lamanya.'

Wanita itu pergi, kemudian kembali dengan membawa seorang anak kecil. Mereka berdua meminta wanita itu untuk menyerahkan dirinya. Wanita itu berkata, 'Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan diriku kepadamu berdua hingga kalian berdua membunuh anak kecil ini.' Mereka berdua berkata, 'Demi Allah, kami tidak akan membunuhnya selama-lamanya.'

Wanita itu pergi, kemudian kembali dengan membawa sebuah gelas berisi khamr (minuman keras). Mereka berdua meminta wanita itu untuk menyerahkan dirinya. Wanita itu berkata, 'Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan diriku kepadamu berdua hingga kalian berdua meminum khamr ini.' Mereka berdua meminum khamr itu, kemudian mabuk. Mereka berdua jatuh kepada wanita itu dan membunuh anak kecil itu.

Ketika mereka berdua sadar, wanita itu berkata, 'Demi Allah, aku tidak meninggalkan sesuatu pun yang kalian berdua tolak kepadaku, kecuali kalian berdua telah melakukannya ketika kalian berdua mabuk.' Mereka berdua diberi pilihan antara azab dunia dan azab akhirat. Mereka berdua memilih azab dunia."



Pastel Background pada H2

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama