Ilmu yang Tinggi Bukan untuk Pamer atau Merendahkan Orang Lain: Refleksi dan Penghayatan

ldii


Ada pepatah bijak yang mengatakan, "Ilmu padi, makin tinggi makin merunduk." Pepatah ini sangatlah penting untuk dipahami bagi para penuntut ilmu agama. Ilmu yang tinggi bukanlah untuk pamer atau merendahkan orang lain, melainkan untuk meningkatkan kesadaran dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

Artinya: “Ya Allah. Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah merasa kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR Muslim

Dalam perjalanan hidup kita, kita seringkali dihadapkan pada pilihan antara mencari ilmu untuk kepentingan duniawi atau untuk mencari ridha Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, 


مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Barangsiapa belajar ilmu dengan tujuan seharusnya untuk mencari ridha Allah azza wa jalla semata, namun ia tidak mempelajarinya kecuali hanya bisa mendapatkan materi duniawi, ia tidak akan pernah bisa mencium baunya surga pada hari kiamat." (Sunan Abi Dawud)

Pernyataan ini sangatlah jelas dan tegas. Ilmu yang kita pelajari haruslah memiliki tujuan yang benar, yaitu untuk mencari ridha Allah SWT. Jika kita memiliki tujuan yang salah, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk mencapai tujuan yang sebenarnya.

Dari Jabir -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ-, dia berkata, Rasulullah -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- bersabda,

لَا تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوْا بِهِ الْعُلَمَاءَ وَلَا تُمَارُوْا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلَا تَخَيَّرُوْا بِهِ الْمَجَالِسَ، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارُ النَّارُ

“Janganlah kalian mempelajari ilmu agar bisa membanggakan diri di hadapan para ulama, mendebat orang-orang bodoh, dan agar bisa mendapatkan majelis terbaik. Barangsiapa yang melakukan itu, maka neraka, dan neraka (untuknya).” (*)

Para penuntut ilmu harus memiliki sifat rendah hati serta dapat mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari. Sehingga menjadi pribadi yang tawadhu' dan dekat dengan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang akan mendapatkan apa yang diniatkan." (HR. Bukhari)

Niat yang benar akan membawa kita kepada amal yang benar. Dan amal yang benar akan membawa kita kepada ridha Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu memperhatikan niat kita dalam melakukan sesuatu.

Al-Hasan al-Bashri menuturkan, "Siapa yang mencari ilmu karena mengharap negeri akhirat, ia akan mendapatkannya. Dan siapa yang mencari ilmu karena mengharap kehidupan dunia, maka kehidupan dunia itulah bagian dari ilmunya."

Pernyataan ini sangatlah jelas dan tegas. Jika kita mencari ilmu dengan tujuan yang benar, maka kita akan mendapatkan apa yang kita cari. Namun, jika kita mencari ilmu dengan tujuan yang salah, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk mencapai tujuan yang sebenarnya.

Dalam perjalanan hidup kita, kita seringkali dihadapkan pada pilihan antara mencari ilmu untuk kepentingan duniawi atau untuk mencari ridha Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu memperhatikan niat kita dalam melakukan sesuatu.

Marilah kita memperbaiki niat kita dalam menuntut ilmu, serta mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari dengan penuh kesadaran dan ketakwaan. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang tawadhu' dan dekat dengan Allah SWT. Amin.

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَࣖ 

"Dan orang-orang yang berusaha sungguh-sunggu untuk mencari keridhaan Kami, mereka akan Kami mudahkan jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut: 69)


(*) Menurut binbaz hadits ini memiliki sanad yang lemah, namun maknanya benar. Barangsiapa yang mempelajari ilmu untuk berbangga-bangga, atau untuk menyaingi orang-orang bodoh, atau untuk mendapatkan pujian dari orang lain, sehingga mereka mengatakan, 'Dia adalah orang seperti ini, dan dia adalah orang seperti itu', maka ini adalah perbuatan riya. Orang seperti ini tidak memiliki tujuan untuk mencari keridhaan Allah, sehingga mereka akan bersama dengan orang-orang yang riya, dan akan mendapatkan ancaman neraka. Oleh karena itu, beliau mengatakan, 'Neraka, neraka!' Makna hadits ini benar, yaitu untuk berhati-hati dari perbuatan riya. Dan yang wajib adalah mempelajari ilmu bukan untuk berbangga-bangga dengan orang-orang yang berilmu, bukan untuk menyaingi orang-orang bodoh, bukan untuk mendapatkan perhatian dari orang lain, dan bukan untuk mendapatkan pujian dari mereka. Tapi, mempelajari ilmu haruslah untuk mengetahui agama, untuk beribadah kepada Allah, untuk mengajarkan ilmu kepada orang lain, dan untuk menyeru kepada syariat Allah dan hukum-hukum-Nya. Inilah yang wajib dilakukan. Adapun mempelajari ilmu untuk riya, untuk mendapatkan nama baik, untuk berbangga-bangga, untuk menyaingi orang-orang bodoh, atau untuk mendapatkan harta duniawi, maka ini adalah perbuatan riya yang telah dilarang oleh Allah dan akan mendapatkan ancaman neraka.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama