DPP LDII Gelar Rakornas untuk Perkuat Kolaborasi dan Sukseskan Asta Cita

rakornas ldii

Jakarta (22/2) – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang berlangsung di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Ponpes Minhajurrosyidin, Jakarta, pada 21-23 Februari 2025. Rakornas yang mengusung tema "Peningkatan Kapasitas Organisasi untuk Memperkuat Kolaborasi Menyukseskan Asta Cita" ini dihadiri oleh perwakilan dari 37 DPW LDII se-Indonesia.

Sekretaris Umum DPP LDII, Dody T Wijaya, dalam kesempatan tersebut menyampaikan pentingnya meningkatkan komunikasi antara pengurus LDII dengan berbagai stakeholder, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah, serta organisasi kemasyarakatan Islam lainnya. “Rakornas diikuti 37 DPW LDII se-Indonesia. Kami dorong pengurus LDII meningkatkan komunikasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah dan ormas Islam lainnya,” ujar Dody.

Dody juga mengungkapkan, Indonesia memiliki tradisi berkumpul di warung kopi yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana diplomasi. “Sambil ngopi ditemani makanan ringan, kultur ini, bermanfaat sebagai sarana diplomasi,” kata Dody. Ia menilai, komunikasi yang baik, intens, dan santai dapat membantu menyelesaikan masalah dan mencapai target program dengan baik, sehingga memperkuat kolaborasi untuk menyukseskan Asta Cita pasangan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menjelaskan bahwa tujuan utama Rakornas ini adalah mempererat tali silaturahim antar pengurus, berbagi pengalaman, serta membangun sinergi yang lebih kuat di seluruh jajaran DPW LDII. “Kami ingin, forum ini bukan hanya sekadar rapat formal, tetapi menjadi wadah berbagi inspirasi. Terkadang, ide brilian lahir dari obrolan santai sambil menyeruput kopi,” tutur KH Chriswanto.

Dengan tema yang diusung dan semangat kolaborasi yang ditekankan, Rakornas ini diharapkan dapat memperkuat peran LDII dalam mendukung pencapaian Asta Cita serta memperkokoh hubungan antar lembaga dan organisasi yang ada di Indonesia.

Lebih baru Lebih lama